24 Jan 2021

KUTU RAMBUT

Dua hari setelah aku kembali dari rumah emak, aku menemukan satu ekor kutu di kepalaku ketika sedang keramas. Tampaknya kutu itu mabok busa shampo sehingga tak lagi mampu melekat di kepala, terbawa garukan dan nyelip di ujung kuku.

Hm, datang darimana ini kutu? Setelah lama berpikir, saya berkesimpulan kutu itu hijrah dari kepala adik bungsuku. Biasalah, setiap kali pulang kampung, baik aku dan si bungsu selalu ingin tidur satu selimut. Kolokan memang. Dan malam itu mungkin ada si anak kutu nakal yang mencoba peruntungan merantau ke negeri lain, dan nampaknya proses transmigrasi itu berujung fatal: mati di kubangan busa shampo. Mampuslah!

Ngomongin tentang kutu rambut, di kampungku sudah menjadi semacam keasyikan tersendiri untuk saling nyaliksik* dan nyiaran* sesama ibu-ibu sembari bergosip ria di babancik* depan rumah. Beberapa kaum hawa, tak peduli emak-emak paruh baya atau perawan yang baru dapat haidh pertama, akan saling menyibak rambut dan berburu kutu.

Kepala saya pun pernah menjadi rumah yang nyaman untuk para kutu semasa saya belum masuk SD. Emak biasanya menyibak rambutku dan menindis kutu itu langsung di kulit kepala. Trak! Rasanya nikmat sekali. Lebih nikmat dari pijatan abang-abang tukang cukur di kepalaku. Aku pun merem dan bahkan tertidur di paha emak hingga emak berhasil membunuh lusinan kutu.

Maka tak heran dongeng Sunda yang menceritakan, ada seorang wanita yang menukar serakit kerbau dengan sepasang kutu karena dia tak punya kutu di kepala. Sehingga dia ingin menikmati bagaimana rasanya berburu kutu.  


Yaliksik: mencari kutu rambut
Nyiaran: Mencari anak kutu
Babancik: teras rumah panggung.

 

Bogor, 24-01-2021

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment