12 Aug 2019

Kok Bisa Sih Membaca Sebagai Hiburan? Gini Logikanya



Saat itu aku sedang membaca buku kumcer karya anak-anak FLP di pojokan pesantren. Tepat di bawah pohon nyiur di samping kolam lele. Sesekali aku tertawa terbahak-bahak karena membaca hal-hal konyol dari cerpen komedy yang saya baca.

Seorang teman memandangku dengan tatapan aneh, ‘Kamu udah stres kayaknya, Hus.”

Oke, stop memanggil saya dengan panggilan ‘Hus.’ Itu terdengar seperti mengusir seekor ayam yang masuk ke dalam rumah alih-alih memanggil seorang teman. Eheh

“Ini ceritanya lucu banget. Ana sampe sakit perut bacanya.” Timpalku dengan nada antusias.

Temanku hanya menggelengkan kepala dan dia tidak pernah mengerti betapa membaca ternyata bisa membuat kita menangis dan tertawa.

 Di lain kesempatan, pamanku di rumah pernah melihatku menenteng novel tebal dan berkomentar, “Buku apa itu?”

“Novel.” Karena dia tidak tahu apa itu novel, maka aku ralat dengan definisi lain dari novel, “Buku cerita.”

Ayeuah, emang kamu kuat baca cerita setebal itu?”

Dia tidak mengerti bahwa membaca novel setebal apa pun tidak meninggalkan beban, tidak seperti membaca buku-buku serius yang membuat kening berkerut. Bahkan dengan membaca novel atau sejenisnya, saya menemukan kesenangan dan hiburan tersendiri. Scene demi scene yang diceritakan oleh si penulis tergambar jelas di imajinasi kita. Kita juga mereka-reka seperti apa tampilan para tokohnya dan bagaimana karakter mereka. Bahkan aku berani mengatakan, membaca novel lebih seru dibanding menonton film, meski membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ini artinya, membaca menghiburmu.

Mungkin mata kita bisa dihibur dengan suguhan keindahan dan hal-hal yang menyegarkan pandangan mata. Mungkin kita bisa berekreasi ke tempat-tempat wisata demi menghilangkan penat setelah lima hari berkutat di meja kerja. Tapi bagi para pecinta buku, satu dua buah novel sudah lebih dari cukup sebagai pelarian kepenatan di akhir pekan. Ditambah dengan secangkir kopi, tempat tidur atau kursi yang cozy dan sealbum lagu yang menenangkan.

Bagi saya, rekreasi terbaik adalah buku. Maka jangan heran jika saya menghabiskan banyak waktu weekend untuk membaca alih-alih rekreasi ke luar.

Mungkin rekreasi bisa menghibur dan menyegarkan mata, tapi bagi saya buku bisa menyegarkan akal dan pikiran. Karena akal dan pikiran hanya bisa dihibur dan dilengkapi dengan buku-buku yang dibaca. Pikiran tidak akan pernah berpaling dari buku karena disitulah dia menemukan ketenangan, kebahagiaan dan hal-hal baru yang menakjubkan. Ehm, so filosofis ya.

Satu lagi, buku adalah nutrisi bagi jiwa dan akal sebagaimana makanan nutrisi bagi otot dan organ tubuh.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment