Di era
sekarang ini, tentunya berfoto selfie adalah hal yang lumrah. Apalagi dengan
teknologi kamera smartphone yang sudah begitu canggih. Sejak era smartphone
yang bisa gampang ambil gambar dalam jarak dekat secara apik, tren selfie
memang terus meroket. Saking populernya, selfie menjadi word of the year kamus
Oxford beberapa tahun yang lalu.
Sebenarnya
dears, selfie sah-sah saja selama tujuannya baik dan tidak ada unsur-unsur
pamer and ujub dan sebagainya. Akan tetapi perlu adanya pembatasan dan
perincian yang lebih jauh.
Berikut husni-magz
menghadirkan 5 alasan muslim nggak boleh keranjingan selfie, khusus untuk kamu.
Selfie
rentan sebagai ajang bangga diri dan pamer
Pamer di
sini bisa banyak bentuknya, bisa pamer harta, pamer amalan, pamer kekuasaan,
keahlian, bahkan pamer keindahan wajah.
Jika pamer
amalan bisa terjerumus ke dalam riya, maka pamer ketampanan atau kecantikan dan
kekuasaan bisa terjerumus ke dalam ujub atau bangga diri. Dan sikap pamer alias
riya dan bangga diri alias ujub ini dilarang keras dalam islam. Camkan itu
dears..
Foto-foto
selfie bisa menjadi dosa jariyah
Tidak
sedikit para warga social media yang memamerkan keindahan wajah mereka, -khususnya
para kaum hawa- bahkan ada yang tidak hanya sekedar wajah. Mereka berani
menampakan aurat mereka dan dilihat oleh ribuan bahkan jutaan warga media
social.
Hal ini jelas
satu dosa yang sangat besar, satu klik dari seseorang yang melihat terhitung
dosa untuknya.
Bagaimana
jika orang yang bersangkutan sudah meninggal dunia? Lebih ngeri lagi bro. Selama
foto-foto itu masih terpampang di media social dan ada orang yang masih
mengaksesnya maka dosa masih tetap mengalir meski orang yang bersangkutan sudah
meninggal dunia.
Lalu jika
seseorang yang melihat foto kita melakukan dosa akibat melihat foto-foto
tersebut, maka dosa pun mengalir kepada kita karena menjadi faktor pendorong
dan penyebab seseorang berbuat dosa.
Perlu juga
diperhatikan untuk tidak menampakan foto mesra walaupun sudah bersuami istri,
karena hal itu bisa menyebabkan orang lain terjerumus dan mendorong pada
perzinaan.
Foto-foto selfie bisa dimanfaatkan oleh
orang-orang yang berniat jahat
Pernah ada
kasus yang terjadi di India, dimana foto selfie seorang wanita diedit oleh orang
yang berhati jahat, dia mengambil foto wajahnya kemudian disingkronkan dengan
foto yang –maaf- telanjang, sehingga banyak yang mengira bahwa itu asli foto
dia.
Ujung dari
semua itu, orang yang bersangkutan melakukan bunuh diri karena depresi dan
menanggung malu. Hal yang sama juga pernah terjadi terhadap seorang gadis yang
mengirimkan foto pribadinya kepada lelaki yang dia anggap sebagai kekasih,
hingga lelaki itu menyebarkan foto-fotonya yang tidak pantas.
Oleh karena
itu, jangan sekali-kali mengumbar foto di media social atau pun memberikannya
kepada pihak lain.
Terlalu sering foto selfie salah satu
indikasi gangguan kejiwaan
Selfie atau
memotret diri sendiri memang lagi booming. Saking boomingnya, seorang remaja
Inggris bernama Danny Bowman sampai kecanduan. Setiap hari dia menghabiskan
sepuluh jam hanya untuk jeprat-jepret wajah sendiri.
Dia
menghabiskan sekitar 10 jam setiap hari untuk mengambil gambar-gambar dirinya.
Jadi bukan mustahil jika selfie bisa menjadi candu layaknya narkoba.
Kenapa selfie
menjadi candu? Alasannya karena tujuan selfie tersebut adalah diunggah ke media
social dan mencari pengakuan social.
Terlalu
sering berfoto Selfie bisa menyebabkan malas dan terbengkelainya urusan-urusan
penting.
Banyak orang
yang menghabiskan waktunya hanya untuk berfoto selfie, kemudian menghabiskan
uang hanya untuk mendatangi tempat-tempat yang bagus untuk berfoto kemudian
demi pengakuan eksistensi memamerkannya kepada teman-teman di media sosial. Setelah
itu setiap menit waktunya disibukan untuk menengok komentar dan mencari tahu siapa
saja yang sudah nge-like.
Okeh dear,
mulai sekarang hati-hati sebelum ngaplot fotomu di medsos. Tengok dulu apa
tujuannya, niatnya plus maslahatnya buat kamu-kamu.
Salam hangat
dan cinta.
No comments:
Post a Comment