29 Jul 2019

Inilah 6 Perbedaan Penerbit Mayor dan Penerbit Self-Publishing



Setelah buku Key of Happiness dipasarkan, banyak teman-teman yang nanya ke saya, ‘Kak, bagaimana caranya buku karya saya bisa terbit seperti punya kakak? Nerbitin buku itu bayar nggak sih?’

Nah, biar nggak pada bingung, ada baiknya kita harus mengetahui tentang dunia penerbitan buku. Menerbitkan buku itu bisa dengan dua jalur. Pertama, bisa lewat penerbitan mayor. Kedua, bisa melalui penerbitan self-publishing atau penerbit indie.

Hingga saat ini saya sudah menerbitkan 5 buah buku lewat penerbit self-publishing dan 1 buku lewat penerbit mayor.

Pertanyaannya, apa sih bedanya penerbit mayor sama penerbit indie?

Secara umum, ada 6 perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie yang harus kamu ketahui. Dengan mengetahui hal ini, kamu juga bisa mempertimbangkan dengan matang-matang, apakah kamu akan menerbitkan bukumu di penerbit mayor atau indie/self publishing?

Pertama, Jumlah cetak buku

Penerbit mayor: mencetak buku secara massal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eks atau minimal 1000 eks yang disebar di toko-toko buku seluruh Indonesia.

Penerbit indie: hanya mencetak buku apabila ada yang memesan. Istilahnya POD (Print on Demand). Mencetak bukunya pun satuan (bukan cetak masal) sehingga harga buku cenderung lebih mahal. Selain itu, buku terbitan self-publishing tidak didistribusikan ke toko-toko buku di Indonesia.

Kedua, Pemilihan naskah yang diterbitkan

Penerbit mayor: harus melewati berlapis prosedur sebelum menerbitkan buku. Persaingannya sangat ketat dan editornya juga tidak asal pilih naskah. Biasanya hanya naskah berkualitas saja yang lolos penerbitan.

Penerbit indie: tidak menolak naskah selama tidak bertentangan dengan syarat & ketentuan yang diberlakukan

Ketiga, Kualitas penerbitan

Penerbit mayor: profesional seperti yang temen-temen liat di gramedia, togamas, dan toko-toko buku besar lainnya

Penerbit indie: harus pandai-pandai memilih yang cetakannya berkualitas, karena tidak semua penerbit indie cetakannya bagus

Keempat, Waktu penerbitan

Penerbit mayor: menunggu 1-3 bulan untuk direview, kalau lolos baru diterbitkan
Penerbit indie: dalam hitungan minggu naskah sudah jadi buku

Kelima, Royalti

Penerbit mayor: royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Penulis akan dikirimi laporan penjualan dan uang royalti tiap 3 atau 6 bulan sekali.
Penerbit indie: tergantung kesepakatan antara penulis dan penerbit

Keenam, Biaya penerbitan

Penerbit mayor: Gratis
Penerbit indie: Bayar sesuai yang dipatok penerbitan
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment