So, kamu siap belajar untuk menjadi seorang penulis dan siap
untuk memulainya. Sekarang, ambil napas dalam-dalam dan yakinlah bahwa artikel
ini spesial untuk kamu.
Selama ini kita menemukan banyak informasi tentang cara
menulis buku, sedikit banyak kita telah membacanya. Tapi sepertinya sedikit
panduan menulis yang tersistematis, step by step.
Tahukah kamu bahwa menulis buku pertama adalah pengalaman
berharga yang tak terlupakan. Sebagaimana kau jatuh cinta pada pengalaman
pertama, itu menjadi berkesan. Kemudian hal itu semakin berharga ketika bukumu
diterbitkan. Bahkan orang-orang percaya bahwa buku pertama mereka adalah awal
dari keberuntungan dalam dunia tulis menulis. Terlepas apakah bukumu
diterbitkan penerbit self-publishing atau di penerbit mayor.
Perasaan bahagia akan semakin membuncah ketika para pembaca
menghubungimu dan mengatakan bahwa bukumu menginspirasi hidup mereka. Mereka juga
mengatakan bahwa bukumu memberi manfaat dan perubahan dalam kehidupan mereka
sehingga kamu berpikir bahwa kamu tidak sia-sia menulisnya. Kamu menjadi
termotivasi untuk menelurkan buku-buku yang lain demi meraih kesuksesan yang
sama. Ya, sukses memberi inspirasi kepada orang lain. Ini lebih bernilai
daripada sukses mendapat income dari menulis buku.
Ada 8 Langkah Bagaimana Supaya kamu menjadi penulis handal
Pertama, Unduh Aplikasi Penunjang Menulis
Kedua, kembangkan pola pikir menulis
Ketiga, tentukan apa yang ingin kamu tulis
Keempat, buat outline buku kamu
Kelima, pisahkan tulisanmu menjadi bagian-bagian terpisah
Keenam, jika perlu kamu bisa berkolaborasi dengan orang
lain.
Ketujuh, Editing
Pertama, Unduh Aplikasi Penunjang penulis
#1 Media Penyimpanan
Sebenarnya saya tidak terlalu memusingkan bagian ini karena
saya sendiri hampir tidak pernah menggunakan aplikasi untuk menulis. Cukup menyalakan
computer, membuka Microsoft word kemudian menulis. Sudah. Akan tetapi tidak
semudah itu. Terkadang ketika saya rampung menulis saya khawatir flashdisk saya
hilang atau computer saya rusak sehingga file tersebut hilang tanpa bekas. Maka
yang saya lakukan adalah mendownload google drive dan menyimpan file tersebut
disana. Google drive adalah tempat penyimpanan cloud yang aman dibanding
menyimpan naskah di flashdisk atau di computer. Selain menyimpan di computer,
pastikan kamu juga menyimpan naskahmu di google drive. Selain google drive,
kamu juga bisa menyimpan naskahmu di telegram atau email sehingga bisa
diakses/diunduh kembali ketika naskah hilang.
#2 Grammarly
Jika kamu menulis dalam bahasa inggris, maka kamu harus
memiliki grammarly. Grammarly membantu kamu untuk mengidentifikasi kesalahan
tata bahasa, kesalahan ketik dan struktur kalimat yang kurang tepat dalam
tulisanmu. Saya pernah menggunakan grammarly dan hasilnya luar biasa. Pertama
saya menulis dalam bahasa indonesia kemudian menerjemahkannya via google
translate. Setelah itu saya merapikannya di grammarly.
#3 Note
Inspirasi bisa datang kapan saja. Jangan abaikan ide
tersebut dan berpikir kamu bisa menuliskannya nanti. Segera tulis ide yang
muncul saat itu juga sebelum dia tenggelam dengan kesemrawutan informasi yang
masuk ke benak kita. biasanya saya menggunakan color note di smartphone untuk menulis
ide yang muncul. Tapi saya lebih nyaman membawa buku kecil tempat dimana saya
bisa menuliskan semua ide yang datang. Saya menyebutnya bank ide. Jujur, ide
itu selalu bermunculan tanpa pernah saya duga. Sementara waktu menulis yang
saya miliki sangat terbatas sehingga kebanyakan ide-ide tersebut mengendap di
aplikasi note atau di buku catatan. Bahkan ada ide yang hampir setahun belum
saya garap karena kesibukan. Pada akhirnya, ide itu mengabur dan saya lupa
detailnya. Jadi, untuk mengurangi resiko seperti ini, pastikan kamu menulis
deskripsinya secara jelas sehingga bisa menulisnya dengan sempurna di kemudian
hari.
# 2 Kembangkan pola pikir penulis
Menulis buku itu membutuhkan dedikasi, keseriusan, waktu,
dan pengabdian. Setiap penulis memiliki cerita tersendiri bagaimana mereka
memulai karir mereka dalam dunia kepenulisan. Kebanyakan penulis memulai karir
mereka dengan pengorbanan dan kegagalan. Hanya sedikit yang tiba-tiba sukses
dan bukunya menjadi best seller sejak cetakan pertama. Hanya sedikit yang tidak
gagal ketika mengajukan naskah mereka ke penerbit. Kebanyakan para penulis
pernah merasakan bagaimana naskah mereka ditolak oleh beberapa penerbit. Tapi mereka
tidak pernah putus asa dan terus mengasah talenta mereka sehingga namanya
menjadi besar di dunia literasi.
Lalu bagaimana supaya kita fokus ketika menulis? Ada tiga
hal yang harus kita ketahui supaya tetap persisten dan mengatasi halangan
ketika menulis.
Pertama, atur waktu untuk menulis
Sediakan setidaknya satu waktu khusus untuk menulis. Mungkin
akan lebih bagus ketika kamu langsung menulis ketika ide muncul saat itu juga. Tapi
kita tentu memiliki pekerjaan lain. Ketika kamu seorang pelajar, maka kamu
sibuk dengan pekerjaan rumah dan tugas dari guru/dosen sehingga mau tidak mau
kamu harus menundanya. Ketika kamu seorang ibu, anakmu rewel dan minta ditemani
sepanjang hari sehingga kamu tidak bisa menggarap tulisanmu. Belum lagi dengan
pekerjaan rumah lainnya.
Nah, hal yang harus kamu lakukan adalah mengatur waktu di
tengah kesibukan. Pikirkan kembali kapan kamu memiliki waktu luang untuk bisa
menulis? Jika kamu telah menemukannya, maka segera buat komitmen untuk menulis
di waktu luang tersebut. Mungkin kamu bisa menulis setengah jam sebelum tidur
dengan mengorbankan waktu tidur, setengah jam sebelum subuh dengan mengurangi
waktu tidur, atau di waktu istirahat tiba.
Saya sendiri –alhamdulillah- masih memiliki waktu luang yang
bisa saya atur untuk saya dedikasikan sebagai waktu menulis. Biasanya saya
menulis di pagi hari sebelum berangkat kerja atau sebelum tidur. Kadang-kadang
saya harus mengorbankan jam istirahat kantor saya hanya untuk menulis sebuah
artikel.
Lebih seringnya saya memanfaatkan pagi hari untuk menulis
buku selama kurang lebih satu jam lamanya. bagi saya, ketika saya menulis di
tengah hari atau malam hari, maka itu adalah waktu yang menyisakan kelelahan setelah
seharian bekerja. Pikiran saya sudah tidak fokus ditambah dengan kondisi tubuh
yang lelah. Jadi, bagi saya waktu terbaik adalah di pagi hari. Waktu dimana
pikiran saya masih segar dan belum terkontaminasi oleh urusan lainnya.
Tapi ini bukan menjadi alasan kamu tidak menulis dengan
alasan jadwal pagi harimu padat. Intinya, kita bisa menulis kapan pun. Adapun waktu
menulis di pagi hari adalah waktu terbaik bagi saya, belum tentu bagi kamu. Setiap
orang memiliki waktu yang berbeda-beda.
Waktu weekend juga menjadi surga bagi para penulis. Saya sebagai
seorang introvert lebih cenderung menyukai mengisi weekend dengan membaca dan
menulis di flat sederhana saya.
Kedua, Atur Tempat, situasi dan kondisi
Selain masalah waktu, kamu juga harus memperhatikan tempat,
situasi dan kondisi. Ada sebagian orang yang lebih menyukai menulis di tempat
yang sunyi dan jauh dari kebisingan. Tapi sebagian penulis mengatakan tidak ada
masalah dengan kebisingan di sekitar mereka. Well, semua kembali kepada
kenyamanan masing-masing.
Saya sendiri lebih suka menulis dengan duduk di lantai dengan
laptop di atas paha alih-alih duduk di atas kursi dengan laptop di meja. Terdengar
aneh ya. memang, saya merasa ide semakin mengalir ketika saya menyandarkan
punggung saya di dinding dan menyelonjorkan kaki dengan laptop di pangkuan. Tapi
itulah posisi dimana saya menemukan kenyamanan.
Selain posisi atau kondisi, kita juga bisa mempertimbangkan
tempat untuk menulis. Sekarang coba pikirkan baik-baik dimana tempat yang
nyaman untuk kegiatan menulismu? Lingkungan apa yang paling menginspirasimu? Identifikasi
segera dan jadikan tempat tersebut sebagai tempat terbaik untuk konsisten
menulis disana. Contohnya mungkin kedai kopi, perpustakaan, taman, atau sudut
khusus di rumah kamu.
Ketiga, pasang target
Pertimbangkan berapa banyak kata yang ingin kamu tulis
setiap hari atau setiap pekan. Misal, jika sasaran kamu adalah 3.000 kata per
minggu, maka kamu harus menulis 600 kata perhari untuk mencapai tujuan tersebut.
Keempat, biarkan orang lain tahu dan minta mereka untuk
mengingatkan
Cara terbaik untuk membuat kamu bertanggung jawab dengan
kegiatan menulismu adalah membuat orang lain tahu tujuan dan tekadmu untuk
menulis. Nah, kamu mungkin bisa memberitahukan seseorang dan memintanya untuk
mengingatkanmu ketika kamu tidak menulis. Mungkin kamu memiliki seorang teman
yang juga sedang mencoba menulis atau seorang penulis berpengalaman yang
menjadi mentor atau partnermu. Cobalah meminta mereka untuk mensupportmu.
Cara terbaik untuk memulai adalah dengan mengikuti komunitas
menulis sehingga kamu bersemangat ketika menulis buku. Saya pernah ikut
komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Solo. Waktu itu saya datang sepekan
sekali ke outlet Fried Chicken Opick Oman (Ketua FLP Solo) untuk berdiskusi
tentang kepenulisan dengan beliau. Terkadang saya juga menyetorkan cerpen saya
untuk beliau koreksi. Hasilnya, saya memiliki semangat yang baru untuk menulis
buku.
Selain mengikuti kegiatan FLP, saya juga mengikuti Kelas
Menulis Online (KMO) dan menjadi anggota hingga saat ini. Pertama kali menjadi
anggota, saya diharuskan menyetor tulisan sepanjang minimal 500 kata setiap
harinya. Setelah itu saya mengikuti challenge 50 hari menulis buku. Alhamdulillah,
saya berhasil menyabet juara pertama dan naskah yang saya ajukan berjudul ‘The
Key of Happiness’ segera diterbitkan pada bulan mendatang.
No comments:
Post a Comment