31 May 2019

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Menulis


So, kamu siap belajar untuk menjadi seorang penulis dan siap untuk memulainya. Sekarang, ambil napas dalam-dalam dan yakinlah bahwa artikel ini spesial untuk kamu.

Selama ini kita menemukan banyak informasi tentang cara menulis buku, sedikit banyak kita telah membacanya. Tapi sepertinya sedikit panduan menulis yang tersistematis, step by step.

Tahukah kamu bahwa menulis buku pertama adalah pengalaman berharga yang tak terlupakan. Sebagaimana kau jatuh cinta pada pengalaman pertama, itu menjadi berkesan. Kemudian hal itu semakin berharga ketika bukumu diterbitkan. Bahkan orang-orang percaya bahwa buku pertama mereka adalah awal dari keberuntungan dalam dunia tulis menulis. Terlepas apakah bukumu diterbitkan penerbit self-publishing atau di penerbit mayor.

Perasaan bahagia akan semakin membuncah ketika para pembaca menghubungimu dan mengatakan bahwa bukumu menginspirasi hidup mereka. Mereka juga mengatakan bahwa bukumu memberi manfaat dan perubahan dalam kehidupan mereka sehingga kamu berpikir bahwa kamu tidak sia-sia menulisnya. Kamu menjadi termotivasi untuk menelurkan buku-buku yang lain demi meraih kesuksesan yang sama. Ya, sukses memberi inspirasi kepada orang lain. Ini lebih bernilai daripada sukses mendapat income dari menulis buku.

Ada 8 Langkah Bagaimana Supaya kamu menjadi penulis handal

Pertama, Unduh Aplikasi Penunjang Menulis
Kedua, kembangkan pola pikir menulis
Ketiga, tentukan apa yang ingin kamu tulis
Keempat, buat outline buku kamu
Kelima, pisahkan tulisanmu menjadi bagian-bagian terpisah
Keenam, jika perlu kamu bisa berkolaborasi dengan orang lain.
Ketujuh, Editing

Pertama, Unduh Aplikasi Penunjang penulis

#1 Media Penyimpanan

Sebenarnya saya tidak terlalu memusingkan bagian ini karena saya sendiri hampir tidak pernah menggunakan aplikasi untuk menulis. Cukup menyalakan computer, membuka Microsoft word kemudian menulis. Sudah. Akan tetapi tidak semudah itu. Terkadang ketika saya rampung menulis saya khawatir flashdisk saya hilang atau computer saya rusak sehingga file tersebut hilang tanpa bekas. Maka yang saya lakukan adalah mendownload google drive dan menyimpan file tersebut disana. Google drive adalah tempat penyimpanan cloud yang aman dibanding menyimpan naskah di flashdisk atau di computer. Selain menyimpan di computer, pastikan kamu juga menyimpan naskahmu di google drive. Selain google drive, kamu juga bisa menyimpan naskahmu di telegram atau email sehingga bisa diakses/diunduh kembali ketika naskah hilang.

#2 Grammarly

Jika kamu menulis dalam bahasa inggris, maka kamu harus memiliki grammarly. Grammarly membantu kamu untuk mengidentifikasi kesalahan tata bahasa, kesalahan ketik dan struktur kalimat yang kurang tepat dalam tulisanmu. Saya pernah menggunakan grammarly dan hasilnya luar biasa. Pertama saya menulis dalam bahasa indonesia kemudian menerjemahkannya via google translate. Setelah itu saya merapikannya di grammarly.

#3 Note

Inspirasi bisa datang kapan saja. Jangan abaikan ide tersebut dan berpikir kamu bisa menuliskannya nanti. Segera tulis ide yang muncul saat itu juga sebelum dia tenggelam dengan kesemrawutan informasi yang masuk ke benak kita. biasanya saya menggunakan color note di smartphone untuk menulis ide yang muncul. Tapi saya lebih nyaman membawa buku kecil tempat dimana saya bisa menuliskan semua ide yang datang. Saya menyebutnya bank ide. Jujur, ide itu selalu bermunculan tanpa pernah saya duga. Sementara waktu menulis yang saya miliki sangat terbatas sehingga kebanyakan ide-ide tersebut mengendap di aplikasi note atau di buku catatan. Bahkan ada ide yang hampir setahun belum saya garap karena kesibukan. Pada akhirnya, ide itu mengabur dan saya lupa detailnya. Jadi, untuk mengurangi resiko seperti ini, pastikan kamu menulis deskripsinya secara jelas sehingga bisa menulisnya dengan sempurna di kemudian hari.


# 2 Kembangkan pola pikir penulis

Menulis buku itu membutuhkan dedikasi, keseriusan, waktu, dan pengabdian. Setiap penulis memiliki cerita tersendiri bagaimana mereka memulai karir mereka dalam dunia kepenulisan. Kebanyakan penulis memulai karir mereka dengan pengorbanan dan kegagalan. Hanya sedikit yang tiba-tiba sukses dan bukunya menjadi best seller sejak cetakan pertama. Hanya sedikit yang tidak gagal ketika mengajukan naskah mereka ke penerbit. Kebanyakan para penulis pernah merasakan bagaimana naskah mereka ditolak oleh beberapa penerbit. Tapi mereka tidak pernah putus asa dan terus mengasah talenta mereka sehingga namanya menjadi besar di dunia literasi.

Lalu bagaimana supaya kita fokus ketika menulis? Ada tiga hal yang harus kita ketahui supaya tetap persisten dan mengatasi halangan ketika menulis.

Pertama, atur waktu untuk menulis

Sediakan setidaknya satu waktu khusus untuk menulis. Mungkin akan lebih bagus ketika kamu langsung menulis ketika ide muncul saat itu juga. Tapi kita tentu memiliki pekerjaan lain. Ketika kamu seorang pelajar, maka kamu sibuk dengan pekerjaan rumah dan tugas dari guru/dosen sehingga mau tidak mau kamu harus menundanya. Ketika kamu seorang ibu, anakmu rewel dan minta ditemani sepanjang hari sehingga kamu tidak bisa menggarap tulisanmu. Belum lagi dengan pekerjaan rumah lainnya.

Nah, hal yang harus kamu lakukan adalah mengatur waktu di tengah kesibukan. Pikirkan kembali kapan kamu memiliki waktu luang untuk bisa menulis? Jika kamu telah menemukannya, maka segera buat komitmen untuk menulis di waktu luang tersebut. Mungkin kamu bisa menulis setengah jam sebelum tidur dengan mengorbankan waktu tidur, setengah jam sebelum subuh dengan mengurangi waktu tidur, atau di waktu istirahat tiba.

Saya sendiri –alhamdulillah- masih memiliki waktu luang yang bisa saya atur untuk saya dedikasikan sebagai waktu menulis. Biasanya saya menulis di pagi hari sebelum berangkat kerja atau sebelum tidur. Kadang-kadang saya harus mengorbankan jam istirahat kantor saya hanya untuk menulis sebuah artikel.

Lebih seringnya saya memanfaatkan pagi hari untuk menulis buku selama kurang lebih satu jam lamanya. bagi saya, ketika saya menulis di tengah hari atau malam hari, maka itu adalah waktu yang menyisakan kelelahan setelah seharian bekerja. Pikiran saya sudah tidak fokus ditambah dengan kondisi tubuh yang lelah. Jadi, bagi saya waktu terbaik adalah di pagi hari. Waktu dimana pikiran saya masih segar dan belum terkontaminasi oleh urusan lainnya.

Tapi ini bukan menjadi alasan kamu tidak menulis dengan alasan jadwal pagi harimu padat. Intinya, kita bisa menulis kapan pun. Adapun waktu menulis di pagi hari adalah waktu terbaik bagi saya, belum tentu bagi kamu. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda.

Waktu weekend juga menjadi surga bagi para penulis. Saya sebagai seorang introvert lebih cenderung menyukai mengisi weekend dengan membaca dan menulis di flat sederhana saya.


Kedua, Atur Tempat, situasi dan kondisi

Selain masalah waktu, kamu juga harus memperhatikan tempat, situasi dan kondisi. Ada sebagian orang yang lebih menyukai menulis di tempat yang sunyi dan jauh dari kebisingan. Tapi sebagian penulis mengatakan tidak ada masalah dengan kebisingan di sekitar mereka. Well, semua kembali kepada kenyamanan masing-masing.

Saya sendiri lebih suka menulis dengan duduk di lantai dengan laptop di atas paha alih-alih duduk di atas kursi dengan laptop di meja. Terdengar aneh ya. memang, saya merasa ide semakin mengalir ketika saya menyandarkan punggung saya di dinding dan menyelonjorkan kaki dengan laptop di pangkuan. Tapi itulah posisi dimana saya menemukan kenyamanan.

Selain posisi atau kondisi, kita juga bisa mempertimbangkan tempat untuk menulis. Sekarang coba pikirkan baik-baik dimana tempat yang nyaman untuk kegiatan menulismu? Lingkungan apa yang paling menginspirasimu? Identifikasi segera dan jadikan tempat tersebut sebagai tempat terbaik untuk konsisten menulis disana. Contohnya mungkin kedai kopi, perpustakaan, taman, atau sudut khusus di rumah kamu.

Ketiga, pasang target

Pertimbangkan berapa banyak kata yang ingin kamu tulis setiap hari atau setiap pekan. Misal, jika sasaran kamu adalah 3.000 kata per minggu, maka kamu harus menulis 600 kata perhari untuk mencapai tujuan tersebut.

Keempat, biarkan orang lain tahu dan minta mereka untuk mengingatkan

Cara terbaik untuk membuat kamu bertanggung jawab dengan kegiatan menulismu adalah membuat orang lain tahu tujuan dan tekadmu untuk menulis. Nah, kamu mungkin bisa memberitahukan seseorang dan memintanya untuk mengingatkanmu ketika kamu tidak menulis. Mungkin kamu memiliki seorang teman yang juga sedang mencoba menulis atau seorang penulis berpengalaman yang menjadi mentor atau partnermu. Cobalah meminta mereka untuk mensupportmu.

Cara terbaik untuk memulai adalah dengan mengikuti komunitas menulis sehingga kamu bersemangat ketika menulis buku. Saya pernah ikut komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Solo. Waktu itu saya datang sepekan sekali ke outlet Fried Chicken Opick Oman (Ketua FLP Solo) untuk berdiskusi tentang kepenulisan dengan beliau. Terkadang saya juga menyetorkan cerpen saya untuk beliau koreksi. Hasilnya, saya memiliki semangat yang baru untuk menulis buku.

Selain mengikuti kegiatan FLP, saya juga mengikuti Kelas Menulis Online (KMO) dan menjadi anggota hingga saat ini. Pertama kali menjadi anggota, saya diharuskan menyetor tulisan sepanjang minimal 500 kata setiap harinya. Setelah itu saya mengikuti challenge 50 hari menulis buku. Alhamdulillah, saya berhasil menyabet juara pertama dan naskah yang saya ajukan berjudul ‘The Key of Happiness’ segera diterbitkan pada bulan mendatang.

Bersambung>>
See you di chapter berikutnya. Untuk edisi mendatang kita akan mulai membahas bagaimana kita memulai menulis. Bye
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment