22 Jul 2019

6 Langkah Membangun Produktifitas Spiritual


SELAMA ini saya melihat geliat dan semangat yang begitu besar dari orang-orang yang mengharapkan produktifitas dalam kehidupan mereka. maka tak heran jika buku-buku motivasi/inspirasi tentang bagaimana caranya meningkatkan produktifitas begitu laris manis di pasaran. Sayangnya, sedikit sekali buku atau motivator yang membahas tentang pentingnya produktifitas dalam bingkai akhirat. Jarang yang membahas bagaimana supaya kita bisa produktif dalam mencapai target-target ukhrawi. Memang banyak yang membahas, tapi bukan oleh motivator/inspiratory atau di buku-buku produktifitas. Tapi di kajian-kajian, pengajian dan buku spiritual. Alangkah bagusnya jika ada buku yang membahas secara spesifik tentang produkfitas ukhwari. Semoga tulisan ini bisa mewakili walau hanya secuil.

Nah, lalu apa saja yang harus kita sadari supaya kita bisa lebih produktif secara spiritual? Ada beberapa hal yang harus kita lakukan supaya spiritualitas kita terus tumbuh subur dan akarnya menguat dan menghunjam di dada kita.

Pertama, Interaksi dengan al-Quran

Seorang muslim sejati adalah muslim yang selalu dekat dengan al-Quran. Bagaimana mungkin dia mengaku sebagai muslim, sementara kehidupannya jauh dari al-Quran. Jauh disini bisa kita tafsirkan secara lebih luas. Jauh bisa berarti dia tidak pernah menyentuh mushaf untuk membacanya. Apalagi untuk menghafal, memahami maknanya dan mentadaburinya. Padahal, al-Quran itu sebagai panduan hidup bagi seorang muslim. Bagaimana mungkin kita akan menjadi muslim yang baik jika kehidupan kita jauh dari nilai-nilai quran.

Berikanlah hak waktu yang kita miliki untuk al-quran. Betapa pelitnya kita jika selama 24 jam dalam sehari semalam kita tidak mau menyempatkan diri untuk duduk sejenak menekuri ayat-ayat ilahi, sementara itu di lain kesempatan kita begitu mudah duduk berjam-jam lamanya hanya untuk menonton serial televisi atau scroll media sosial kita yang bejibun.

Action:

Sisihkan satu jam dari 24 untuk berinteraksi dengan al-Quran. Isi satu jam itu dengan membaca, memahami maknanya dan mentadaburinya serta menghafalnya. Lebih bagus lagi jika kita bisa menambah waktu melebihi satu jam standar yang telah kita tetapkan.

Mungkin kita bisa menyiasatinya dengan cara membaca al-quran sebelum waktu  iqomat untuk mendirikan shalat tiba. Jadi pastikan selalu datang ke masjid sebelum adzan berkumandang. Atau bisa juga menyempatkan waktu setelah mendirikan shalat wajib berjamaah barang sepuluh menit untuk membaca al-Quran.

Azzamkan diri untuk bisa khatam 30 juz dalam sebulan. Itu artinya kita harus menamatkan satu juz dalam sehari. Satu juz berjumlah sepuluh halaman. Dibagi jumlah shalat wajib yang lima waktu menjadi dua halaman. Itu artinya, kita bisa menyiasati untuk bisa mengkhatamkan al-quran dengan membaca dua lembar al-quran setiap kali selesai atau sebelum shalat wajib kita dirikan. Insya Allah mudah.

Interaksi dengan Hadits Nabi

Hadits Nabi shollallahu 'alaihi wasallam adalah sumber hukum yang kedua setelah al-Quran. Ia adalah sumber hukum utama yang berdampingan dengan al-quran dan tidak bisa dipisahkan dari al-quran sebagaimana tidak bisa dipisahkannya api dengan panas. Sebagaimana pepatah, dimana ada gula, disitu ada semut. Kita tidak mungkin mengambil al-quran tapi membuang sunnah sebagaimana laku sesat para ingkarus sunnah. Karena hadirnya sunnah/hadits sebagai penjelas dan interpretasi dari ayat Ilahi.

Action:

Miliki kitab-kitab hadits yang akan membawa kita pada samudera ilmu-Nya. Untuk pemuda bisa menikmati hadits arba’in yang berisi 40 hadits. Kemudian setelah itu bisa dilanjutkan dengan menekuri Riyadush shalihin, subulus salam dan kitab shahih bukhori dan muslim serta kitab sunan dan musnad Imam Ahmad.

Jika perlu, belilah kitab syarah/penjelasannya.

Miliki perpustakaan pribadi

Sejak kelas 3 SD saya sudah jatuh cinta pada buku. Dan sejak itu pula saya mulai memiliki hobi baru; mengoleksi buku. Saya tak akan pernah merasa sayang untuk mengeluarkan rupiah demi membeli buku-buku baru yang bisa menambah koleksi di rak buku saya. Apalagi jika bukunya diskonan atau mengunjungi book fair atau bazar. Sampai-sampai rak buku di rumah sudah tidak bisa menampung buku koleksi saya. Sisanya saya simpan di lantai, di kardus dan sebagian disumbangkan ke taman baca.

Tentunya disini saya tidak hanya mencukupkan diri dengan mendorong kamu untuk mengoleksi buku. Tapi juga saya mendorong kamu untuk mencintai buku. Mencintai buku sama dengan membacanya dan menelaahnya. Setelah menelaah dan memahami apa yang kita baca, maka kita wajib mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.

Ingat-ingat wasiat para ulama. ‘al-Ilmu bila amalin, kasyajarotin bila tsamrotin. Ilmu tanpa amal seperti pohon yang tak berbuah. Bapak saya pernah menanam pohon papaya, tapi tidak menghasilkan buah. Maka tak ada jalan lain selain menebangnya karena tidak memberikan manfaat sama sekali.
 Karena ada sebagian orang yang suka mengoleksi buku, tapi dia tidak membacanya dan membiarkan buku-buku itu sebagai penghias lemari saja. dia hanya seorang bibliomania yang hanya memuaskan diri dengan mengoleksi buku. Persis seperti keledai yang mengangkut banyak kitab di punggungnya. Maaf jika saya kasar dan sarkastis. hehe

Action:

Belilah buku-buku bermanfaat dari berbagai macam tema dan cabang ilmu.

Pertama, kamu harus mengoleksi buku-buku dengan tema aqidah. Misalkan Kitab Tauhid jilid 1-3 karya Syaikh Shalih bin Fauzan, kitab Fathul Majid, Kitab Syarah Aqidah at-Thahawiyah dan semacamnya

Kedua, kamu harus mengoleksi kitab-kitab fiqih dan muamalah seperti kitab Fiqih sunnah karya Sayyid Sabiq, dan semacamnya

Ketiga, kamu harus mengoleksi buku-buku tarbiyah dan parenting

Keempat, kamu harus mengoleksi buku-buku dengan tema  tazkiyatun nafs. Mungkin karya-karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Ibnu Jauzi, dan Imam Ghazali bisa menjadi rujukan. Saya juga merekomendasikan buku-buku karya ulama kontemporer seperti karya Syaikh Muhammad al-Arifi dan Aidh al-Qarni.

Kelima, kamu harus memiliki buku-buku sejarah. Baik sejarah islam ataupun sejarah dunia pada umumnya. Kamu harus mempelajari sejarah para nabi, sejarah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam lewat kitab Rahiqul Makhtum (diterbitkan dalam edisi Indonesia dengan judul ‘Sirah Nabawiyah’) dan sejarah para sahabat serta sejarah para ulama dan tabiin.

Keenam, tidak ada salahnya kamu mengoleksi buku-buku sastra dan fiksi islami atau fiksi umum yang bisa memperkaya kosakata dan cita rasa bahasamu. Apalagi jika kamu soerang penulis.


Selingi dengan diskusi dan mengikuti kajian

Kamu tidak boleh hanya mencukupkan diri dengan membaca buku-buku yang bisa meningkatkan keimananmu. Kamu juga jangan mencukupkan diri dengan membaca al-quran dan hadits beserta terjemahnya tanpa pernah bertatap muka dengan para guru dan ulama.

Cobalah sekali-kali datang ke kajian di masjid atau di kampus dan ikuti ceramahnya sehingga kita bisa mengambil manfaat darinya.

Action

Buatlah jadwal untuk mengikuti kajian secara rutin. Minimal satu kali dalam sepekan. Saat ini banyak sekali kajian-kajian yang diadakan. Apalagi kajian untuk kawula muda yang pematerinya juga notabene masih berjiwa muda.

Dengarkan audio/video ceramah

Selain mendengarkan kajian secara langsung, mendengarkan rekaman berupa video atau audio juga bisa menjadi pilihan. Saya biasanya suka mendengarkan ceramah-cemarah ustadz Adi Hidayat, ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Abdush Shamad dan ustadz Firanda. Untuk ustadz mancanegara saya suka mendengarkan Ustadz Nouman Ali Khan, Kristolog Ustadz Zakir Naik dan banyak lagi yang lainnya.

Nah, kamu punya daftar nama-nama lainnya?

Action:

Tuliskan nama-nama ustadz yang layak kamu dengarkan ceramahnya dan mulailah merutinkan diri untuk mengikuti kajian mereka lewat video atau audio.

Jangan lupakan Amal

Sebagaimana disinggung di bagian ketiga, al-Ilmu bila amalin, kasyajarotin bila tsamrotin. Ilmu tanpa amal seperti pohon yang tak berbuah. Maka sudah selayaknya apa yang kita baca, dengan dan lihat diamalkan semampu kita. jangan jadikan ilmu itu hanya koleksi hafalan atau pemahaman.
Betapa banyak yang tahu bahwa shalat malam, shalat dhuha, sedekah dan seabrek amalan lainnya memiliki keutamaan yang besar, tapi betapa sedikit yang mampu rutin mengamalkannya. (termasuk penulis juga. Ya Allah ampuni kami dan berilah kami ilham untuk selalu melekat dalam cinta-Mu)

Action:

Buatlah jadwal amalan harian yang bisa kamu kerjakan dalam sehari semalam. Semoga ini bisa memandumu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Buat Daftar dan Jadwal

Buatlah daftar dan jadwal kegiatan ‘spiritualitas yang bisa memandumu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin. Jadikan jadwal dan daftar tersebut sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas diri.

Action:

Buat jurnal pekanan yang bisa memandumu untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat. Misalkan senin kamu gunakan untuk membaca kitab hadits, selasa untuk membaca tafsir ibnu katsir, rabu untuk mengikuti kajian, kamis untuk menulis dan selanjutnya.

Jangan Lupa muhasabah


Lakukan muhasabah harian, pekanan dan bulanan untuk melihat sejauh mana perkembangan yang telah kamu lewati. Jika ada kekurangan, perbaiki kekurangannya. Jika terus meningkat dengan pencapaiannya, syukurilah. Pujilah Allah dan mintalah bimbingan-Nya untuk memandu kita agar istiqomah di jalan kebenaran.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment