SELAMA ini
saya melihat geliat dan semangat yang begitu besar dari orang-orang yang
mengharapkan produktifitas dalam kehidupan mereka. maka tak heran jika
buku-buku motivasi/inspirasi tentang bagaimana caranya meningkatkan
produktifitas begitu laris manis di pasaran. Sayangnya, sedikit sekali buku
atau motivator yang membahas tentang pentingnya produktifitas dalam bingkai
akhirat. Jarang yang membahas bagaimana supaya kita bisa produktif dalam
mencapai target-target ukhrawi. Memang banyak yang membahas, tapi bukan oleh
motivator/inspiratory atau di buku-buku produktifitas. Tapi di kajian-kajian,
pengajian dan buku spiritual. Alangkah bagusnya jika ada buku yang membahas
secara spesifik tentang produkfitas ukhwari. Semoga tulisan ini bisa mewakili
walau hanya secuil.
Nah, lalu
apa saja yang harus kita sadari supaya kita bisa lebih produktif secara
spiritual? Ada beberapa hal yang harus kita lakukan supaya spiritualitas kita
terus tumbuh subur dan akarnya menguat dan menghunjam di dada kita.
Pertama,
Interaksi dengan al-Quran
Seorang muslim
sejati adalah muslim yang selalu dekat dengan al-Quran. Bagaimana mungkin dia
mengaku sebagai muslim, sementara kehidupannya jauh dari al-Quran. Jauh disini
bisa kita tafsirkan secara lebih luas. Jauh bisa berarti dia tidak pernah
menyentuh mushaf untuk membacanya. Apalagi untuk menghafal, memahami maknanya
dan mentadaburinya. Padahal, al-Quran itu sebagai panduan hidup bagi seorang
muslim. Bagaimana mungkin kita akan menjadi muslim yang baik jika kehidupan
kita jauh dari nilai-nilai quran.
Berikanlah
hak waktu yang kita miliki untuk al-quran. Betapa pelitnya kita jika selama 24
jam dalam sehari semalam kita tidak mau menyempatkan diri untuk duduk sejenak
menekuri ayat-ayat ilahi, sementara itu di lain kesempatan kita begitu mudah
duduk berjam-jam lamanya hanya untuk menonton serial televisi atau scroll media
sosial kita yang bejibun.
Action:
Sisihkan satu
jam dari 24 untuk berinteraksi dengan al-Quran. Isi satu jam itu dengan
membaca, memahami maknanya dan mentadaburinya serta menghafalnya. Lebih bagus
lagi jika kita bisa menambah waktu melebihi satu jam standar yang telah kita
tetapkan.
Mungkin kita
bisa menyiasatinya dengan cara membaca al-quran sebelum waktu iqomat untuk mendirikan shalat tiba. Jadi pastikan
selalu datang ke masjid sebelum adzan berkumandang. Atau bisa juga menyempatkan
waktu setelah mendirikan shalat wajib berjamaah barang sepuluh menit untuk
membaca al-Quran.
Azzamkan
diri untuk bisa khatam 30 juz dalam sebulan. Itu artinya kita harus menamatkan
satu juz dalam sehari. Satu juz berjumlah sepuluh halaman. Dibagi jumlah shalat
wajib yang lima waktu menjadi dua halaman. Itu artinya, kita bisa menyiasati
untuk bisa mengkhatamkan al-quran dengan membaca dua lembar al-quran setiap
kali selesai atau sebelum shalat wajib kita dirikan. Insya Allah mudah.
Interaksi
dengan Hadits Nabi
Hadits Nabi shollallahu
'alaihi wasallam adalah sumber hukum yang kedua setelah al-Quran. Ia adalah
sumber hukum utama yang berdampingan dengan al-quran dan tidak bisa dipisahkan
dari al-quran sebagaimana tidak bisa dipisahkannya api dengan panas. Sebagaimana
pepatah, dimana ada gula, disitu ada semut. Kita tidak mungkin mengambil
al-quran tapi membuang sunnah sebagaimana laku sesat para ingkarus sunnah. Karena
hadirnya sunnah/hadits sebagai penjelas dan interpretasi dari ayat Ilahi.
Action:
Miliki
kitab-kitab hadits yang akan membawa kita pada samudera ilmu-Nya. Untuk pemuda
bisa menikmati hadits arba’in yang berisi 40 hadits. Kemudian setelah itu bisa
dilanjutkan dengan menekuri Riyadush shalihin, subulus salam dan kitab shahih
bukhori dan muslim serta kitab sunan dan musnad Imam Ahmad.
Jika perlu,
belilah kitab syarah/penjelasannya.
Miliki
perpustakaan pribadi
Sejak kelas
3 SD saya sudah jatuh cinta pada buku. Dan sejak itu pula saya mulai memiliki
hobi baru; mengoleksi buku. Saya tak akan pernah merasa sayang untuk
mengeluarkan rupiah demi membeli buku-buku baru yang bisa menambah koleksi di
rak buku saya. Apalagi jika bukunya diskonan atau mengunjungi book fair atau
bazar. Sampai-sampai rak buku di rumah sudah tidak bisa menampung buku koleksi
saya. Sisanya saya simpan di lantai, di kardus dan sebagian disumbangkan ke
taman baca.
Tentunya
disini saya tidak hanya mencukupkan diri dengan mendorong kamu untuk mengoleksi
buku. Tapi juga saya mendorong kamu untuk mencintai buku. Mencintai buku sama
dengan membacanya dan menelaahnya. Setelah menelaah dan memahami apa yang kita baca,
maka kita wajib mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain.
Ingat-ingat
wasiat para ulama. ‘al-Ilmu bila amalin, kasyajarotin bila tsamrotin. Ilmu tanpa
amal seperti pohon yang tak berbuah. Bapak saya pernah menanam pohon papaya, tapi
tidak menghasilkan buah. Maka tak ada jalan lain selain menebangnya karena
tidak memberikan manfaat sama sekali.
Karena ada sebagian orang yang suka mengoleksi
buku, tapi dia tidak membacanya dan membiarkan buku-buku itu sebagai penghias
lemari saja. dia hanya seorang bibliomania yang hanya memuaskan diri dengan
mengoleksi buku. Persis seperti keledai yang mengangkut banyak kitab di
punggungnya. Maaf jika saya kasar dan sarkastis. hehe
Action:
Belilah buku-buku
bermanfaat dari berbagai macam tema dan cabang ilmu.
Pertama,
kamu harus mengoleksi buku-buku dengan tema aqidah. Misalkan Kitab Tauhid jilid
1-3 karya Syaikh Shalih bin Fauzan, kitab Fathul Majid, Kitab Syarah Aqidah
at-Thahawiyah dan semacamnya
Kedua, kamu
harus mengoleksi kitab-kitab fiqih dan muamalah seperti kitab Fiqih sunnah
karya Sayyid Sabiq, dan semacamnya
Ketiga, kamu
harus mengoleksi buku-buku tarbiyah dan parenting
Keempat,
kamu harus mengoleksi buku-buku dengan tema tazkiyatun nafs. Mungkin karya-karya Ibnul
Qayyim al-Jauziyah, Ibnu Jauzi, dan Imam Ghazali bisa menjadi rujukan. Saya juga
merekomendasikan buku-buku karya ulama kontemporer seperti karya Syaikh
Muhammad al-Arifi dan Aidh al-Qarni.
Kelima, kamu
harus memiliki buku-buku sejarah. Baik sejarah islam ataupun sejarah dunia pada
umumnya. Kamu harus mempelajari sejarah para nabi, sejarah Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam lewat kitab Rahiqul Makhtum (diterbitkan dalam edisi Indonesia
dengan judul ‘Sirah Nabawiyah’) dan sejarah para sahabat serta sejarah para
ulama dan tabiin.
Keenam,
tidak ada salahnya kamu mengoleksi buku-buku sastra dan fiksi islami atau fiksi
umum yang bisa memperkaya kosakata dan cita rasa bahasamu. Apalagi jika kamu
soerang penulis.
Selingi
dengan diskusi dan mengikuti kajian
Kamu tidak
boleh hanya mencukupkan diri dengan membaca buku-buku yang bisa meningkatkan
keimananmu. Kamu juga jangan mencukupkan diri dengan membaca al-quran dan
hadits beserta terjemahnya tanpa pernah bertatap muka dengan para guru dan
ulama.
Cobalah sekali-kali
datang ke kajian di masjid atau di kampus dan ikuti ceramahnya sehingga kita
bisa mengambil manfaat darinya.
Action
Buatlah jadwal
untuk mengikuti kajian secara rutin. Minimal satu kali dalam sepekan. Saat ini
banyak sekali kajian-kajian yang diadakan. Apalagi kajian untuk kawula muda
yang pematerinya juga notabene masih berjiwa muda.
Dengarkan
audio/video ceramah
Selain mendengarkan
kajian secara langsung, mendengarkan rekaman berupa video atau audio juga bisa
menjadi pilihan. Saya biasanya suka mendengarkan ceramah-cemarah ustadz Adi
Hidayat, ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Felix Siauw, Ustadz Abdush Shamad dan
ustadz Firanda. Untuk ustadz mancanegara saya suka mendengarkan Ustadz Nouman
Ali Khan, Kristolog Ustadz Zakir Naik dan banyak lagi yang lainnya.
Nah, kamu
punya daftar nama-nama lainnya?
Action:
Tuliskan
nama-nama ustadz yang layak kamu dengarkan ceramahnya dan mulailah merutinkan
diri untuk mengikuti kajian mereka lewat video atau audio.
Jangan lupakan Amal
Sebagaimana disinggung di bagian ketiga, al-Ilmu bila amalin,
kasyajarotin bila tsamrotin. Ilmu tanpa amal seperti pohon yang tak berbuah. Maka
sudah selayaknya apa yang kita baca, dengan dan lihat diamalkan semampu kita.
jangan jadikan ilmu itu hanya koleksi hafalan atau pemahaman.
Betapa banyak yang tahu bahwa shalat malam, shalat dhuha,
sedekah dan seabrek amalan lainnya memiliki keutamaan yang besar, tapi betapa
sedikit yang mampu rutin mengamalkannya. (termasuk penulis juga. Ya Allah
ampuni kami dan berilah kami ilham untuk selalu melekat dalam cinta-Mu)
Action:
Buatlah jadwal amalan harian yang bisa kamu kerjakan dalam
sehari semalam. Semoga ini bisa memandumu untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.
Buat Daftar dan Jadwal
Buatlah daftar dan jadwal kegiatan ‘spiritualitas yang bisa
memandumu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin. Jadikan jadwal
dan daftar tersebut sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas diri.
Action:
Buat jurnal pekanan yang bisa memandumu untuk mengerjakan
hal-hal yang bermanfaat. Misalkan senin kamu gunakan untuk membaca kitab
hadits, selasa untuk membaca tafsir ibnu katsir, rabu untuk mengikuti kajian,
kamis untuk menulis dan selanjutnya.
Jangan Lupa muhasabah
Lakukan muhasabah harian, pekanan dan bulanan untuk melihat sejauh
mana perkembangan yang telah kamu lewati. Jika ada kekurangan, perbaiki
kekurangannya. Jika terus meningkat dengan pencapaiannya, syukurilah. Pujilah Allah
dan mintalah bimbingan-Nya untuk memandu kita agar istiqomah di jalan
kebenaran.
No comments:
Post a Comment