24 Mar 2019

Salafi Ekstrem=Murjiah Kontemporer? Mari kita lihat



Sebenarnya tidak semua orang salafi saya anggap menyimpang. Tapi ada beberapa kelompok yang menisbatkan diri mereka sebagai salafi, tapi jauh dari manhaj salaf. Apa alasannya?

Pertama, mereka menuduh beberapa golongan di luar mereka dengan sebutan khawarij, berselisih dengan mereka, kau akan dicap khorijiy, Anda membuatnya kesal anda dicap termasuk khawarij
Kedua, mengritik pemerintah juga disebut khawarij. Bahkan meski dilindungi UU dan diizinkan pun tetap disebut khawarij. Padahal presiden sendiri menjamin kebebasan berpendapat.

Ketiga, mengunjungi tempat/kajian yang dihampiri orang yang dinilai khawarij maka akan dicap sebagai khawarij, bahkan membaca kitabnya saja akan dikatakan sebagai khawarij.

So, sebenarnya orang-orang yang mudah mengatakan orang lain sebagai khawarij itu tahu tidak siapa sebenarnya khawarij.

Iman menurut khawarij, satu bagian dan tidak bercabang-cabang. Masuk ke dalamnya atau keluar darinya sama sekali, maka siapa yang berzina maka dia kafir.Tapi bagi Salafi, Khawarij adalah keluar dari ketaatan waliyul amr.

Membelot dari waliyul amr tidak ada kaitannya dengan aqidah khawarij. Bisa saja seseorang membelot dari waliyul amr tapi dia tidak beraqidah khawarij. Bisa jadi pembelotan ini termasuk ke dalam fitnah.

Maka, syaikh Nabil menyarankan bagi mereka untuk mempelajari akidah khawarij dan orang yang bertindak memblot seperti tindakan khawarij. Karena jika mereka masih berpaham seperti itu,maka berarti sebagian sahabat termasuk khawarij, sebagian tabi’in termasuk khawarij, Saad bin Jubair termasuk khawarij, Abdullah bin Zubair termasuk khawarij dan banyak imam termasuk khawarij.

Pemerintah  terbagi menjadi dua yaitu ulama dan pemerintah (penguasa). Dimana keduanya berperan untuk rakyat dalam menjaga agama dan urusan dunia mereka. Dan anehnya ketika agama sudah hilang darinya tetapi tetap dikatakan sebagai waliyul amr. Sampai-sampai presiden Nashrani seperti di Libanon pun disebut sebagai waliyul amr.

Syaikh Nabil hafidzahullah pernah mengatakan bahwa presiden dari Partai Ba’ats (Komunis) yang berkata,”Aku beriman pada Baats semata” juga dijadikan sebagai waliyul amr dan menjadi pemimpin yang didengar serta ditaati. Syaikh Nabil juga bercerita tentang pengalaman syaikh Ahmad Naqib ketika memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Libya pasca revolusi. Syaikh Ahmad Naqib disuruh pergi oleh orang-orang yang mengaku salafi dan dilarang memberikan bantuan. Karena orang-orang yang mengaku salafi ini menganggap orang Libya menjadi khawarij disebabkan memberontak Al-Qaddafi waliyul amr yang sah menurut syar’i.

Kita menyebut mereka murji’ah karena mereka memisah antara amal dan iman thaghut tersebut.

Kemudian apa yang terjadi di Dammaj juga menjadi bukti kontradiksi pemikiran orang-orang yang mengaku salafiyah ini. Selama dua puluh tahun terakhir,  Amerika menyerang Afghanistan melawan mujahidin, menjajah Iraq, menghancurkan masjid. Orang-orang Salafi Murjiah ini melarang keluar berjihad melawan para penjajah, di Chechnya, Kashmir, Afghanistan, Irak bahkan di Palestina dengan alasan taat kepada Ulil amri.

“Demi Allah saya baca beberapa pernyataan mereka dan saya juga dengar sendiri, mereka bergembira atas rakyat Gaza yang sedang di roket. Syaikh Abu Rayyan yang terbunuh bersama keempat istrinya,dan dia seorang alim, mengajarkan shahih muslim setiap harinya. Orang-orang ini justru bergembira atas terbunuhnya ulama ini hanya karena syaikh Abu Rayyan adalah seorang Ikhwanul Muslimin,” jelas syaikh Nabil.

Selama ini Salafi murjiah ini menyalahkan orang yang berjihad dan tidak percaya bahwa jihad selama ini memerangi orang Yahudi dan Nasrani. Mereka baru berkata jihad saat ini wajib ketika saudara-saudara mereka di Dammaj yang mereka anggap dekat pemikirannya (bukan orang IM) diserang oleh orang Syiah Hautsi.
Kita mempertanyakan peranan orang-orang salafi Murji’ah ini dalam masalah berhukum dengan hukum Allah. Memang orang-orang ini adalah pegiat dakwah dalam hal tauhid dan aqidah shahihah tetapi dalam perkara berhukum pada hukum Allah mereka tidak terlihat batang hidungnya. Padahal berhukum dengan hukum Allah adalah perkara tauhid.

Orang-orang Salafi murjiah ekstrim ini meninggalkan dai-dai ternama seperti syaikh Nashir, syaikh Shalih Al-Maghamsi, syaikh Al-Arifi, syaikh Salman, syaikh Muhammad Hassan bahkan pendiri salafi 30-40 tahun yang lalu, syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy.

Pernah terjadi di Dablin, Eropa, seorang mualaf kembali murtad karena diajak mempelajari masalah tahzdir (mewaspadakan dari kesalahan orang), Tashnif (klasifikasi orang), Tasywih (penyimpangan ajaran Islam). Orang-orang ini juga bermajelis untuk menuduh orang lain sebagai kelompok sesat.

Marilah kita menyoal tentang adab. Mari kita mencontoh adab yang mulia dari Syaikh bin Baz ketika beliau membantah hujjah rekannya yang keliru dengan memberikan komentar dan kritikan yang diletakkan pada halaman pertama kitab mereka. Syaikh Bin Baz ingin menjaga dan menghormati mereka demi menjaga adab terhadap syaikh. Tetap memuji dan menyanjung penulis walaupun ada kesalahan didalamnya.

Masalah sebenarnya ada pada kelompok Salafi murjiah ini. Dimana mereka suka menyesatkan dan menihilkan peran jamaah lain. Lalu hadir di tengah umum mengaku paling salafi padahal itu bukanlah cara syaikh Bin Baz, syaikh Utsaimin, syaikh Jibrin. Bahkan syaikh Albani memperagakan akhlak yang mulia ketika berkomentar terhadap kitab-kitab Sayyid Qutb.

Ya, kelompok ini mengaku sebagai salafi padahal sama sekali tidak bermanhaj salaf,


Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

1 comment: