6 Nov 2018

Tentukan Visi dan Misimu


Dengan visi kita bisa melihat masa depan kita dengan begitu jelas.

Banyak orang yang tidak bahagia karena mereka bingung dengan tujuan hidup mereka sendiri. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan mereka putus asa dengan kenyataan hidup yang harus mereka jalani.

Bagi kita sebagai muslim, tujuan hidup kita sudah dijelaskan yakni untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ya, hidup kita untuk menggapai keridhoan Allah subhanahu wata'ala. Karena ketika Allah subhanahu wata'ala ridho, maka kebahagiaan akan datang dalam kehidupan kita.

Menyadari tujuan hidup adalah seperti kita membekali peta ketika kita bepergian ke tempat yang belum pernah kita tuju dan masih menjadi misteri bagi kita. Tempat itu adalah tempat yang belum kita jamah dan masih asing. Bahkan kita tidak bisa membayangkannya. Lalu bagaimana jika kita berkelana tanpa berbekal peta yang mumpuni? Tentunya kita yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kita akan tersesat dan tidak akan menemukan jalan pulang. Kecuali mungkin keajaiban akan menolong kita dari kebingungan.

Begitu juga dengan kita dalam menjalani kehidupan di dunia. Kita membutuhkan visi dan misi yang jelas. Bagi kita sebagai muslim. Visi dan misi yang besar itu tidak hanya cukup di dunia. Tapi kita juga memiliki visi dan misi untuk kehidupan abadi di akhirat.

Maka Allah subhanahu wata'ala yang Maha Tahu akan kebutuhan hamba-Nya pada petunjuk telah menurunkan Al-Quran dan As-sunnah sebagai penjelas bagi jalan kehidupan. Bagi kita, al-quran dan risalah yang dibawa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam adalah cahaya terang yang menjalani jalan kita yang gelap gulita. Sehingga kita tahu arah jalan pulang. Dengan keduanya kita tidak lagi bingung dengan apa yang harus kita lakukan dan kita memiliki pegangan berupa nilai-nilai ruhiyah sepanjang hidup kita.

Visi Memperjelas Arah Kehidupan

Terkadang kenyataan membuat kita putus asa ketika menempuh jalan kehidupan yang penuh onak dan duri sehingga kita memilih untuk angkat tangan dan menyerah pada nasib. Bahkan lebih parah lagi ada yang memilih mengakhiri hidupnya. Kenapa mereka menyerah? Kenapa mereka putus asa dan tidak memiliki lagi harapan? Jawabnya satu; karena mereka tidak memiliki visi. Visi membuat kita bangkit ketika kita jatuh dan belajar ketika salah. Visi membuat kita persisten dan menjadi mantra ajaib untuk membuat kita kuat walau banyak yang meragukan kemampuan kita.

Jangan pernah terjebak pada angan-angan kosong karena angan bisa melenakan kita. Angan jauh berbeda dengan visi. Jika angan hanya khayalan yang tidak dibarengi dengan aksi yang nyata. Sementara Visi dibarengi dengan rencana, aksi yang jelas dan menyusun langkah untuk menyongsong asa yang terbentang di hadapan. Langkah dan kerangka dalam mencapai visi itu dinamakan misi. Oleh karena itulah kita seringkali mendengar dua kata ini digandengkan menjadi Visi dan Misi.

Dalam tulisannya di akun Instagramnya, Ustadz Felix Siauw pernah mengatakan bahwa mereka yang tidak punya visi berpikir bagaimana bisa makan dan tidur dengan nyaman,padahal yang tak berpikir seperti kucing pun makan dan tidur juga.

Tapi mereka yang punya visi dalam tidurnya dan makannya saja berpikir bagaimana agar visinya bisa terwujud lebih cepat, lebih mudah, lebih efisien, menjadi lebih dari hari kemarin.

Visi Sejati Seorang Muslim


Bagi seorang muslim, visi terbesarnya adalah bisa menggapai rihdo Allah subhanahu wata'ala sehingga memperoleh surga yang dijanjikan. Bayangkan, bagaimana seorang hamba bisa yakin dengan sepenuh hati kepada Zat yang Ghoib dan juga reward yang Ghoib.

Oleh karena itulah di surat alfatihah Allah subhanahu wata'ala mengapresiasi keimanan mereka yang istimewa tersebut dengan kalimat, “Yakni mereka yang beriman pada yang ghaib”, yang tidak terlihat oleh mata, yakni Allah dan seluruh ridha-Nya.

Maka di dunia ini, taat pada Allah dengan seluruh variannya adalah misi yang harus dicapai. Dan cara mencapainya adalah dengan amal sholih yang maksimal yang telah Allah subhanahu wata'ala gariskan lewat syariat-Nya.

Ada banyak sekali ayat dan hadits yang secara tersirat menjelaskan kepada kita tentang pentingnya memiliki visi dan misi

Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam quran surat al-Hasyr ayat 18,

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Di ayat ini Allah subhanahu wata'ala mewanti-wanti kita untuk memperhatikan hari esok. Lalu apa yang dimaksud hari esok disini? Hari esok disini diartikan sebagai hari akhirat kita. Tapi bisa saja ayat ini juga menjadi motivasi kita untuk memperhatikan hari esok di dunia. Esok itu entah hari besok, pekan besok, bulan besok, tahun besok, atau sewindu besok. Kita harus memiliki target yang jelas untuk kehidupan dunia akhirat kita.

Baiklah, selanjutnya mari kita simak satu hadits yang menyiratkan kepada kita pentingnya memiliki visi masa depan.

Dari Anas radiyallahu anhu bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda,
Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad).

Hadits ini mengajarkan kepada kita arti penting dari sikap optimis dalam menjalani kehidupan dan memandang masa depan yang terbentang. Kita tidak boleh cepat putus asa atau menyerah dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan.

Hadits ini juga mengajarkan bahwa yang terpenting untuk dilakukan manusia adalah usaha dan prosesnya, bukan hasilnya. Soal hasil adalah urusan Allah, karena Allah subhanahu wata'ala hanya akan menilai prosesnya, bukan hasilnya.

Andai Allah subhanahu wata'ala hanya menilai dari hasil, maka tentu Nabi Nuh alaihi salam yang berdakwah beratus tahun lamanya tidak mendapatkan pahala dakwah karena pengikutnya yang segelintir.

Coba kita bayangkan bagaimana hadits ini mendorong kita untuk menanam bibit kurma yang sedang dalam genggaman meskipun besok akan kiamat. Lalu apa untungnya? Bukankah biji kurma tersebut tidak akan tumbuh?  Tapi itulah, kita berkewajiban melaksanakan tugas, sementara hasilnya bukan urusan kita.

Allah subhanahu wata'ala berfirman,

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. At-Taubah: 105)

Belakangan banyak di antara kita yang memikirkan hasil dari usahanya atau perbuatannya secara berlebihan, padahal soal hasil itu urusan Allah. Urusan kita adalah prosesnya. Hendak menjalankan suatu usaha ragu-ragu, takut kalau gagal, padahal gagal atau berhasil itu urusan Allah. Yang penting kita berusaha.

Berkaitan dengan pentingnya visi ini, ada cerita tentang tiga orang tukang bangunan yang bekerja menyusun bata. Suatu ketika datang seseorang yang ingin mengetahui motivasi mereka bekerja berdasarkan visi dan cara dia melakukan pekerjaan itu.

Ketiga tukang ini ditanya dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaan sederhana yang temyata sangat berbeda dalam menyikapinya, yaitu “Apa yang sedang anda kerjakan sekarang?”

Tukang pertama menjawab, “Saya sedang menyusun batu bata”. Tukang kedua menjawab, “Saya sedang membuat tembok”. Dan tukang ketiga menawab, “Saya sedang membuat rumah yang indah dan megah, lengkap dengan segala kemewahannya”.

Jawaban para tukang tersebut sama-sama benar. Tapi yang membedakan adalah cara pandangnya pada pekerjaan yang sedang dikerjakannya. Kalau diibaratkan, tukang pertama adalah orang yang punya visi jarak pendek. Apa yang dilakukan sekarang, adalah perbuatan itu sendiri, tidak lebih. Sehingga orang yang demikian, biasanya, melakukan pekerjaan secara asal-asalan. Asal selesai, asal tidak kena marah, asal sesuai jam kerja. Tidak ada insiatif lebih untuk menjadikan yang dia kerjakan sekarang sebagai sesuatu yang penting di masa yang akan datang.

Tukang kedua memiliki jawaban cukup menarik, dia sudah bisa memikirkan tantang yang terjadi di masa depan, tapi dalam pandangan yang terbatas. Orang seperti ini sudah mempunyai visi, tapi untuk jangka menengah. Dia sudah bisa mereka-reka bahwa pekerjaanya bukan sekedar menyusun bata, tapi bata yang tersusun ini adalah gambaran akan sebuah tembok. Gambaran Muslim yang seperti ini adalah Muslim kebanyakan, yang sebenarnya sudah yakin akan ada kehidupan akhirat, tapi belum bisa benar-benar mengaplikasikan keyakinan tersebut dalam melandasi semua perbuatannya. Muslim seperti ini sudah menjalankan kewajiban-kewajiban seperti shalat, puasa, zakat dengan teratur. Karena amalan itu termasuk rukun Islam, yang merupakan ibadah ‘rutin’ yang sering dianggap sebagai ritual semata. Belum meningkat sampai memahamai esensi dan hikmah dari ibadah itu

Adapun tukang yang ketiga adalah sosok yang ideal. Dia sudah bisa membayangkan tentang rumah yang akan dibangun dari menyusun bata demi bata. Sehingga pekerjaannya dilakukan dengan disiplin dan sungguh-sungguh. Dia tidak mau ada kesalahan dan cacat terhadap hasil kerjanya. Dia mau meluangkan waktu lebih untuk melihat kembali terhadap garapannya. la tidak segan-segan melakukan pekerjaan dengan melebihi ketentuan yang ditetapkan. Sehingga ada kepuasan batin yang diperoleh, dan kebahagiaan hakiki yang tidak bisa dibeli dengan pemberian upah berupa materi. Muslim yang seperti ini adalah yang diharapkan oleh kita semua. Agar setiap pekerjaan kita ada standar-standar ideal yang harus kita penuhi, berangkat dari visi yang telah dideklarasikan. Dia membayangkan tentang kebahagiaan di dunia dan akhirat, hidup di surga dengan segala kenikmatannya dan merasakan kenikmatan puncak bertemu dengan Allah Subhanahu wata'ala. Kemudian berusaha merealisasikan bayangan tersebut dengan tindakan nyata, amal salih, ikhlas karena Allah Subhanahu wata'ala semata.

====

Kotak Inspirasi

Tulislah visi dan misi kamu di journal dan di selembar kertas. Kemudian tempelkan di tempat yang sering terlihat. Sehingga dengan begitu kamu bisa menjadi lebih semangat dalam menjalani hari-harimu. Visi dan misi yang kamu tempelkan di tempat yang sering terlihat akan selalu mensugestimu untuk menggapainya.
Saya ______ memiliki visi dan misi untuk masa depan yang lebih baik.
Visi saya adalah
     ____________________________________________
       ____________________________________________
       ____________________________________________
           ____________________________________________
Misi saya adalah
________________________________________________
  ________________________________________________
   ________________________________________________
      ________________________________________________
        ________________________________________________
            ________________________________________________

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment