Dengan visi kita bisa melihat masa depan kita dengan begitu jelas.
Banyak orang yang tidak bahagia karena mereka bingung dengan tujuan
hidup mereka sendiri. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan
mereka putus asa dengan kenyataan hidup yang harus mereka jalani.
Bagi kita sebagai muslim, tujuan hidup kita sudah dijelaskan yakni
untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala.
Ya, hidup kita untuk menggapai keridhoan Allah subhanahu wata'ala.
Karena ketika Allah subhanahu wata'ala ridho, maka kebahagiaan akan datang
dalam kehidupan kita.
Menyadari tujuan hidup adalah seperti kita membekali peta ketika
kita bepergian ke tempat yang belum pernah kita tuju dan masih menjadi misteri
bagi kita. Tempat itu adalah tempat yang belum kita jamah dan masih asing.
Bahkan kita tidak bisa membayangkannya. Lalu bagaimana jika kita berkelana
tanpa berbekal peta yang mumpuni? Tentunya kita yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa
kita akan tersesat dan tidak akan menemukan jalan pulang. Kecuali mungkin
keajaiban akan menolong kita dari kebingungan.
Begitu juga dengan kita dalam menjalani kehidupan di dunia. Kita
membutuhkan visi dan misi yang jelas. Bagi kita sebagai muslim. Visi dan misi
yang besar itu tidak hanya cukup di dunia. Tapi kita juga memiliki visi dan
misi untuk kehidupan abadi di akhirat.
Maka Allah subhanahu wata'ala yang Maha Tahu akan kebutuhan
hamba-Nya pada petunjuk telah menurunkan Al-Quran dan As-sunnah sebagai
penjelas bagi jalan kehidupan. Bagi kita, al-quran dan risalah yang dibawa
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam adalah cahaya terang yang menjalani
jalan kita yang gelap gulita. Sehingga kita tahu arah jalan pulang. Dengan keduanya
kita tidak lagi bingung dengan apa yang harus kita lakukan dan kita memiliki
pegangan berupa nilai-nilai ruhiyah sepanjang hidup kita.
Visi Memperjelas Arah Kehidupan
Terkadang kenyataan membuat kita putus asa ketika menempuh jalan
kehidupan yang penuh onak dan duri sehingga kita memilih untuk angkat tangan
dan menyerah pada nasib. Bahkan lebih parah lagi ada yang memilih mengakhiri
hidupnya. Kenapa mereka menyerah? Kenapa mereka putus asa dan tidak memiliki
lagi harapan? Jawabnya satu; karena mereka tidak memiliki visi. Visi membuat
kita bangkit ketika kita jatuh dan belajar ketika salah. Visi membuat kita
persisten dan menjadi mantra ajaib untuk membuat kita kuat walau banyak yang
meragukan kemampuan kita.
Jangan pernah terjebak pada angan-angan kosong karena angan bisa
melenakan kita. Angan jauh berbeda dengan visi. Jika angan hanya khayalan yang
tidak dibarengi dengan aksi yang nyata. Sementara Visi dibarengi dengan
rencana, aksi yang jelas dan menyusun langkah untuk menyongsong asa yang
terbentang di hadapan. Langkah dan kerangka dalam mencapai visi itu dinamakan
misi. Oleh karena itulah kita seringkali mendengar dua kata ini digandengkan menjadi
Visi dan Misi.
Dalam tulisannya di akun Instagramnya, Ustadz Felix Siauw pernah
mengatakan bahwa mereka yang tidak punya visi berpikir bagaimana bisa makan dan
tidur dengan nyaman,padahal yang tak berpikir seperti kucing pun makan dan
tidur juga.
Tapi mereka yang punya visi dalam tidurnya dan makannya saja
berpikir bagaimana agar visinya bisa terwujud lebih cepat, lebih mudah, lebih
efisien, menjadi lebih dari hari kemarin.
Visi Sejati Seorang Muslim
Bagi seorang muslim, visi terbesarnya adalah bisa menggapai rihdo
Allah subhanahu wata'ala sehingga memperoleh surga yang dijanjikan. Bayangkan,
bagaimana seorang hamba bisa yakin dengan sepenuh hati kepada Zat yang Ghoib
dan juga reward yang Ghoib.
Oleh karena itulah di surat alfatihah Allah subhanahu wata'ala mengapresiasi
keimanan mereka yang istimewa tersebut dengan kalimat, “Yakni mereka yang
beriman pada yang ghaib”, yang tidak terlihat oleh mata, yakni Allah dan
seluruh ridha-Nya.
Maka di dunia ini, taat pada Allah dengan seluruh variannya adalah
misi yang harus dicapai. Dan cara mencapainya adalah dengan amal sholih yang
maksimal yang telah Allah subhanahu wata'ala gariskan lewat syariat-Nya.
Ada banyak sekali ayat dan hadits yang secara tersirat menjelaskan
kepada kita tentang pentingnya memiliki visi dan misi
Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam quran surat al-Hasyr
ayat 18,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Di ayat ini Allah subhanahu wata'ala mewanti-wanti kita untuk
memperhatikan hari esok. Lalu apa yang dimaksud hari esok disini? Hari esok
disini diartikan sebagai hari akhirat kita. Tapi bisa saja ayat ini juga
menjadi motivasi kita untuk memperhatikan hari esok di dunia. Esok itu entah
hari besok, pekan besok, bulan besok, tahun besok, atau sewindu besok. Kita harus
memiliki target yang jelas untuk kehidupan dunia akhirat kita.
Baiklah, selanjutnya mari kita simak satu hadits yang menyiratkan
kepada kita pentingnya memiliki visi masa depan.
Dari Anas radiyallahu
anhu bahwa Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda,
“Sekiranya
hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian
ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat
maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari di kitab Al-Adab
Al-Mufrad).
Hadits ini mengajarkan kepada kita arti penting dari sikap optimis
dalam menjalani kehidupan dan memandang masa depan yang terbentang. Kita tidak
boleh cepat putus asa atau menyerah dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan.
Hadits ini juga mengajarkan bahwa yang terpenting untuk dilakukan
manusia adalah usaha dan prosesnya, bukan hasilnya. Soal hasil adalah urusan
Allah, karena Allah subhanahu wata'ala hanya akan menilai prosesnya, bukan
hasilnya.
Andai Allah subhanahu wata'ala hanya menilai dari hasil, maka tentu
Nabi Nuh alaihi salam yang berdakwah beratus tahun lamanya tidak mendapatkan
pahala dakwah karena pengikutnya yang segelintir.
Coba kita bayangkan bagaimana hadits ini mendorong kita untuk
menanam bibit kurma yang sedang dalam genggaman meskipun besok akan kiamat. Lalu
apa untungnya? Bukankah biji kurma tersebut tidak akan tumbuh? Tapi itulah, kita berkewajiban melaksanakan
tugas, sementara hasilnya bukan urusan kita.
Allah subhanahu wata'ala berfirman,
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. At-Taubah:
105)
Belakangan banyak di antara kita yang memikirkan hasil dari
usahanya atau perbuatannya secara berlebihan, padahal soal hasil itu urusan
Allah. Urusan kita adalah prosesnya. Hendak menjalankan suatu usaha ragu-ragu,
takut kalau gagal, padahal gagal atau berhasil itu urusan Allah. Yang penting
kita berusaha.
Berkaitan dengan pentingnya visi ini, ada cerita tentang tiga orang
tukang bangunan yang bekerja menyusun bata. Suatu ketika datang seseorang yang
ingin mengetahui motivasi mereka bekerja berdasarkan visi dan cara dia melakukan
pekerjaan itu.
Ketiga tukang ini ditanya dengan pertanyaan yang sama. Pertanyaan
sederhana yang temyata sangat berbeda dalam menyikapinya, yaitu “Apa yang
sedang anda kerjakan sekarang?”
Tukang pertama menjawab, “Saya sedang menyusun batu bata”. Tukang
kedua menjawab, “Saya sedang membuat tembok”. Dan tukang ketiga menawab, “Saya
sedang membuat rumah yang indah dan megah, lengkap dengan segala kemewahannya”.
Jawaban para tukang tersebut sama-sama benar. Tapi yang membedakan
adalah cara pandangnya pada pekerjaan yang sedang dikerjakannya. Kalau
diibaratkan, tukang pertama adalah orang yang punya visi jarak pendek. Apa yang
dilakukan sekarang, adalah perbuatan itu sendiri, tidak lebih. Sehingga orang
yang demikian, biasanya, melakukan pekerjaan secara asal-asalan. Asal selesai,
asal tidak kena marah, asal sesuai jam kerja. Tidak ada insiatif lebih untuk
menjadikan yang dia kerjakan sekarang sebagai sesuatu yang penting di masa yang
akan datang.
Tukang kedua memiliki jawaban cukup menarik, dia sudah bisa
memikirkan tantang yang terjadi di masa depan, tapi dalam pandangan yang
terbatas. Orang seperti ini sudah mempunyai visi, tapi untuk jangka menengah.
Dia sudah bisa mereka-reka bahwa pekerjaanya bukan sekedar menyusun bata, tapi bata
yang tersusun ini adalah gambaran akan sebuah tembok. Gambaran Muslim yang
seperti ini adalah Muslim kebanyakan, yang sebenarnya sudah yakin akan ada
kehidupan akhirat, tapi belum bisa benar-benar mengaplikasikan keyakinan
tersebut dalam melandasi semua perbuatannya. Muslim seperti ini sudah
menjalankan kewajiban-kewajiban seperti shalat, puasa, zakat dengan teratur.
Karena amalan itu termasuk rukun Islam, yang merupakan ibadah ‘rutin’ yang
sering dianggap sebagai ritual semata. Belum meningkat sampai memahamai esensi
dan hikmah dari ibadah itu
Adapun tukang yang ketiga adalah sosok yang ideal. Dia sudah bisa
membayangkan tentang rumah yang akan dibangun dari menyusun bata demi bata.
Sehingga pekerjaannya dilakukan dengan disiplin dan sungguh-sungguh. Dia tidak
mau ada kesalahan dan cacat terhadap hasil kerjanya. Dia mau meluangkan waktu
lebih untuk melihat kembali terhadap garapannya. la tidak segan-segan melakukan
pekerjaan dengan melebihi ketentuan yang ditetapkan. Sehingga ada kepuasan
batin yang diperoleh, dan kebahagiaan hakiki yang tidak bisa dibeli dengan
pemberian upah berupa materi. Muslim yang seperti ini adalah yang diharapkan
oleh kita semua. Agar setiap pekerjaan kita ada standar-standar ideal yang
harus kita penuhi, berangkat dari visi yang telah dideklarasikan. Dia
membayangkan tentang kebahagiaan di dunia dan akhirat, hidup di surga dengan
segala kenikmatannya dan merasakan kenikmatan puncak bertemu dengan Allah Subhanahu
wata'ala. Kemudian berusaha merealisasikan bayangan tersebut dengan tindakan
nyata, amal salih, ikhlas karena Allah Subhanahu wata'ala semata.
====
Kotak Inspirasi
Tulislah visi dan misi kamu di journal dan di selembar kertas. Kemudian
tempelkan di tempat yang sering terlihat. Sehingga dengan begitu kamu bisa menjadi
lebih semangat dalam menjalani hari-harimu. Visi dan misi yang kamu tempelkan
di tempat yang sering terlihat akan selalu mensugestimu untuk menggapainya.
Saya ______ memiliki visi dan misi untuk masa depan yang lebih
baik.
Visi saya adalah
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
Misi saya adalah
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
________________________________________________
No comments:
Post a Comment