Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Quran Surat ar-Ra'd ayat 11)
Perubahan di dalam kehidupan adalah keniscayaan yang tidak bisa
kita pungkiri. Bahkan perubahan adalah kehidupan itu sendiri. kehidupan selalu
berkelindan dan bergerak karena memang itulah karakter kehidupan kita. Kita
berawal dari seorang bayi yang tidak bisa berbuat apa-apa selain merengek dan
menangis. Bayi yang bergantung pada pertolongan dan kasih sayang sosok ibu itu
kini telah menjelma menjadi sosok kita yang sekarang.
Setelah itu kita akan menjadi lebih dewasa, kemudian semakin tua
dan pada akhirnya kita mati menghadap Sang Pencipta. Kita berubah karena memang
perubahan itu karakter kehidupan kita yang berjalan bersama waktu yang terus
berdetak dan berlalu. Waktu itu adalah akumulasi dari kehidupan kita sendiri.
Perubahan bukan hanya dalam masalah fisik semata. Kita juga
mengalami perubahan mental dan prilaku serta cara pandang seiring berkembangnya
wawasan, pengalaman dan pengetahuan. Kemudian setelah itu kita juga melihat
perubahan di sekitar kita. Cobalah kita ingat-ingat kembali bagaimana kondisi
lingkungan komplek perumahan atau desa kita sepuluh tahun yang lalu dan
bandingkan dengan kondisi yang sekarang. Tentunya banyak perubahan yang
terjadi.
Kita juga seringkali melihat perubahan yang signifikan dari
orang-orang sekitar kita, bahkan orang terdekat kita. Bahkan perubahan mereka
mengagetkan kita. Saya dulu punya teman masa kecil yang memiliki tubuh yang
kurus kerempeng, sakit-sakitan dan memiliki wajah yang terkesan murung. Tapi
belasan tahun kemudian nasib menakdirkan kami untuk bertemu. Saya merasa
pangling karena yang ada di hadapan saya adalah sesosok lelaki yang memiliki
tubuh atletis dan proporsional dengan senyum yang menawan. Sangat jauh dari
bayangan yang saya bangun di benak saya.
Saya juga punya seorang teman yang dulu begitu perhatian dan bahkan
saya berani mengatakan dia adalah teman terbaik saya. Tapi beberapa tahun
kemudian tiba-tiba dia menghilang dari kehidupan saya. Ketika kami bertemu,
sikapnya menjadi berbeda. Saya jadi bertanya-tanya, adakah saya punya dosa atau
telah melakukan kesalahan fatal kepadanya? Tapi saya tidak menemukan hal yang
keliru. Mungkin ini juga termasuk perubahan yang tidak pernah kita duga
sebelumnya.
Hidup adalah proses dan kita harus menikmati proses kehidupan yang
kita lakukan. Karena menikmati proses adalah satu pion lain dari pion-pion
kebahagiaan. Kita bahagian dengan prestasi yang kita capai dan kita bahagia
dengan hal-hal baru yang mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Dan kita juga
harus ikhlas dengan perubahan yang tidak kita harapkan atau tidak sesuai dengan
ekspektasi kita.
Mau tidak mau setiap kita akan menghadapi perubahan. Sebuah
fenomena alami yang mana kita tak ada daya untuk menghindar. Perubahan adalah
keniscayaan. Karena sifatnya ini setiap makhluk, benda mati bahkan sampai
pemikiran yang wujudnya abstrak sekalipun akan mengalami perubahan.
Mau disadari atau tidak, mengalir atau dipaksa, kita akan mengalami
tahap demi tahap perubahan. Adakalanya perubahan yang terjadi sangat besar,
adakalanya perubahan itu mengarah pada hal-hal positif atau sebaliknya.
Perubahan yang terjadi adalah sebuah proses metamorfosis kita menuju ke tahap
selanjutnya.
Bukan Sekedar Berubah
Ya, hidup itu adalah perubahan. Tapi bukan sekedar berubah tanpa
faidah. Tentunya yang saya maksud merubah diri disini adalah mengubah diri
menjadi lebih baik. Mengubah kebiasaan buruk menuju kebiasaan yang baik dan mengubah karakter yang tercela
menjadi karakter yang berwibawa. Mengubah diri bisa juga dengan mempelajari
hal-hal baru dalam kehidupan dan mulai menerapkan hal-hal yang positif yang
sebelumnya belum pernah kita lakukan sama sekali. Mengubah diri juga berarti
mengubah pola pikir lama dengan pola pikir baru yang mencerahkan.
Teman saya pernah mengisahkan tentang sahabat perempuannya di
kampusnya dulu. Dia adalah seorang gadis aktifis masjid kampus sekaligus
aktifis BEM yang aktif berdakwah. Jilbabnya
yang lebar tidak menutupi semangatnya yang berapi-api, setiap argumen yang
disampaikannya selalu dilandasi pemikiran yang matang dan data yang
menyakinkan.
Gadis itu juga seringkali turun ke jalan bak seorang revolusioner
yang membangkitkan kaum proletar untuk berani melawan kaum tiran. Singkatnya
teman saya itu terkagum-kagum dengan si akhwat dan terpesona dengan semangatnya
untuk menciptakan perubahan dan inspirasi.
Namun apa yang terjadi beberapa tahun kemudian. Teman saya
menuturkan bahwa si akhwat berjilbab lebar itu kini telah berubah total. Entah
kemana perginya jilbab lebar itu, karena sekarang jilbab itu telah hilang dan
tergantikan oleh selembar kain mini yang menutupi badan. Bahkan status terbaru
di socmednya menerangkan dia sedang ‘berpacaran’ dengan seseorang.
Sebuah rumus sederhana tentang perubahan. Jika sebuah ide positif
dikali dengan tindakan positif maka akan menghasilkan sebuah perubahan positif.
Apa yang kita pikiran hari ini dan apa yang kita lakukan sekarang adalah wajah
masa depan perubahan hidup kita. Dan rumus sederhana ini adalah bentuk
bagaimana kita bisa menikmati indahnya perubahan dengan tanpa beban.
Jangan Berpuas Diri
Baiklah, tampaknya akan jauh lebih sempurna jika perenungan kita
tentang perubahan disandingkan dengan sebuah kisah analogi yang menggugah. Mari
kita simak sebuah kisah tentang seekor ulat yang ragu untuk bermetamorfosis
menjadi seekor kupu-kupu.
Suatu ketika hiduplah seekor ulat di taman. Ia tahu waktu untuk
metamorfosisnya sudah dekat. Namun, ia takut. Maka berkatalah ia dalam hati, "Bagaimana bila aku berubah menjadi kupu
yang buruk rupa? Bagaimana bila aku gagal bermetamorfosis dan malah mati?
Bagaimana bila aku dimangsa ketika berada dalam kepompong atau tak bisa keluar
dari kepompong?"
Itulah beberapa hal yang terus menghantui ulat ini. Ketika sedang
dilanda kebingungan, ulat ini bertemu seekor kupu-kupu yang cantik dan memiliki
warna sayap yang indah. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya, "Hai kupu-kupu,
bagaimana dulu proses metamorfosismu? Apakah itu menyenangkan? Apakah kamu puas
menjadi kupu-kupu seperti sekarang?"
Kupu-kupu itu melihat sang ulat dan tertawa. Ia kemudian berkata,
"Hai ulat, jangalah hatimu ragu. Ambillah langkah yang tepat dan
bersiaplah untuk menjadi lebih baik. Jangan takut untuk berubah."
Setelah berkata begitu, kupu-kupu itu berlalu. Tapi nasihat dari si
kupu-kupu tidak menggugah hatinya untuk segera berubah. Dia sudah terlampau
takut dengan perubahan sehingga lebih memilih untuk menjadi seekor ulat
selama-lamanya. Dia sudah terlampau bahagia dengan pucuk-pucuk daun yang
menjadi santapannya. Ulat itu berpikir toh dengan daun-daun itu dia sudah cukup
bahagia.
Hingga suatu hari seekor ayam betina masuk ke dalam taman dan
mematuk si ulat yang malang.
Nah, sekarang mari kita bertanya kepada diri kita, jangan-jangan
kita juga memiliki mental seperti si ulat sehingga kita tidak berpikir untuk
melakukan perubahan. Kita terlena di zona nyaman dan tak pernah berniat untuk
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Idealnya, kita tidak boleh berpuas diri untuk menggapai kesuksesan.
Baik kesuksesan di dunia maupun kesuksesan di akhirat. Sementara kita tidak
akan pernah mendapatkan kesuksesan tanpa pernah melakukan perubahan.
===
Kotak Inspirasi
Tulis apa yang harus kamu lakukan untuk mengubah kebiasaan burukmu
dan sebagai gantinya cobalah mencari jalan untuk membuat kebiasaan baru yang
baik.
No
|
Kebiasaan
Buruk yang harus ditinggalkan
|
Kebiasaan
baik yang harus dibiasakan
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Tidur di
waktu pagi
|
Membiasakan
tilawah al-quran, dzikir pagi atau membaca setelah sholat subuh
|
|
No comments:
Post a Comment