5 Sept 2018

Ketika Dia Tidak Membayar Utangnya



Masalah utang piutang adalah masalah muamalah antara sesama muslim yang sudah diatur dengan jelas dalam syariat islam. Sudah barang tentu seorang yang memiliki utang memiliki kewajiban untuk membayar utangnya dan yang memberi utang berhak untuk menagih piutang dari saudara yang meminjamnya.

Dalam menagih utang, kita bisa melakukannya dengan cara yang baik. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah,

Jika yang punya utang mempunyai iktikad baik, maka hendaknya menagih dengan sikap yang lembut penuh maaf. Boleh menyuruh orang lain untuk menagih utang, tetapi terlebih dulu diberi nasihat agar bersikap baik, lembut dan penuh pemaaf kepada orang yang akan ditagih,” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Hakim). 
Kita pun harus ingat bahwa, “Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kasih sayang-Nya kepada orang yang bermurah hati ketika menagih utang, (HR. Bukhari).

Bahkan menagih utang itu bisa wajib. Hal ini dikhawatirkan si peminjam lupa membayar utangnya.
Tidak membayar utang itu bahaya lho, karena Nabi shollallahu 'alaihi wasallam sendiri pernah bersabda,

Ruh seorang mukmin yang meninggal dunia akan terus menggantung selama utangnnya belum dilunasi, (HR. Turmudzi).
Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.

[Hadits Riwayat Ahmad dan an-Nasa'i]
Tapi pada kenyataannya, kadangkala ada rasa segan dan rasa malu ketika kita harus menagih piutang kita kepada mereka yang berutang kepada kita. Dan sebaliknya, kadangkala ada orang yang begitu sulit membayar utangnya kepada kita.

Kesal? Tentu saja rasa kesal yang timbul itu manusiawi. Mungkin kekesalan itu tidak kentara ketika kita sedang tidak membutuhkan uang yang kita utangkan kepada orang lain. Tapi ketika jatuh tempo ketika kita membutuhkannya, maka mau tak mau rasa kesal itu terbit di hati kita.

Nah, sebenarnya bisa saja ini termasuk ujian kesabaran kita.

Jika ada orang yang susah membayar utangnya, kita perlu memamahi tiga hal ini;

Pertama; bersabarlah karena kita tentu akan memperoleh pahala dari kesabaran kita. Adapun masalah orang yang bersangkutan tidak membayar utangnya, maka itu urusan dia dengan Allah subhanahu wata'ala. Jika dia menunda membayar utang padahal dia mampu untuk membayarnya maka dia telah berbuat dzalim dan tentu saja dia berdosa.

Akhirnya, kita mendapat pahala karena kesabaran kita dan dia mendapat dosa karena kedzalimannya.

Penundaan (pembayaran hutang dari) seorang yang kaya adalah sebuah kelaliman, [Hr. Bukhori]

Kedua, tak ada salahnya berbaik sangka. Mungkin dia belum memiliki uang untuk mengembalikan uang yang dia pinjam. Insya Allah hal ini bisa menenangkan hati.

Jika tahu keadaannya dan kita yakin bahwa dia tidak  sanggup membayar utangnya, sementara kita termasuk golongan orang yang mampu, maka tak ada salahnya kita memutihkan utangnya. Pahala besar akan menanti kita.

Ketiga, jika kita yakin dia sanggup membayar dan dia hanya menunda-nunda karena sikapnya yang buruk, maka kita berhak menagihnya.  Dan tentunya jangan sampai anda meminjamkan kembali uang anda kepada orang dengan tipe seperti ini. J

Yang lebih bahaya lagi, orang yang berutang dengan niat tidak akan membayarnya. Nah, terkait orang tipe ini, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,

Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.

[HR. Ibnu Majah]
Semoga kita terjaga dari utang dan terjaga dari orang yang berutang dengan niat yang jelek.

Sumber gambar: akurat.co
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment