24 May 2019

Allah Tahu Yang Terbaik


Tidak pernah sekalipun Allah mengatakan “khawatirlah tentang sesuatu”. Namun yang Allah katakan adalah “yakinlah kepada-Ku”.

Jika kita dekat dengan Allah, jika kita memiliki ikatan kuat dengan Dia, jika kita yakin kepada-Nya, maka kita punya segalanya.

Yakinlah bahwa Allah subhanahu wata'ala sebaik-baik Sang Perencana dan Rencana-Nya tidak akan pernah salah. Mari kita ingat baik-baik bagaimana Allah subhanahu wata'ala berfirman,
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)

Hanya saja terkadang kita merasa sok tahu dan menganggap rencana yang telah Allah subhanahu wata'ala tetapkan mengecewakan kita. ketika perasaan itu timbul di hati kita maka yakinkanlah bahwa,

Pertama, Allah subhanahu wata'ala Maha Mengetahui masa depan kita, sementara kita tidak tahu masa depan kita. jangankan hari esok, satu jam selanjutnya pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya merencanakan hidup kita, adapun ketentuan dan keputusan ada di tangan-Nya.

Mungkin saja kita merencanakan untuk memakan ayam goreng yang telah terjasi di meja makan satu jam kemudian. Tapi bisa saja kita tidak jadi memakannya karena ada kucing yang menggondol ayam goreng tersebut lima menit sebelum kita memakannya. Kita pun memesan delivery makanan cepat saji dengan perasaan kesal dan dongkol kepada kucing nakal tersebut. Tapi kemudian kita terkejut ketika si pengantar makanan cepat saji itu ternyata teman sama SMA kita yang bertahun-tahun tidak bertemu. Well, ini hanya sebuah contoh dan betapa sering kita menemukan kisah-kisah sejenis dari orang-orang sekitar kita. atau barangkali kamu memilikinya?

Kedua, semua yang ditetapkan Allah subhanahu wata'ala dalam hidup kita selalu mengandung hikmah yang besar. Tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya dan tidak ada yang luput dari nikmat dan hikmahnya.

Terkait hal ini, saya jadi teringat kisah yang disampaikan oleh Aa Gym ketika mengisi tabligh Akbar di Solo tiga tahun yang lalu. Saya pikir kisah ini sangat bagus untuk mengilustrasikan bahwa tidak selamanya yang kita anggap buruk itu buruk, begitu juga sebaliknya.

Dikisahkan ada seorang raja yang senang berburu ke hutan. Setiap kali berburu dia ditemani oleh penasihatnya yang setia dan dikenal dengan kebijaksanaannya. Setiap kali raja menemui sesuatu yang tidak mengenakan dan kesialan, penasihatnya itu selalu berkata, “Insya Allah, ini yang terbaik.”

Suatu saat ujung jari sang raja terpotong saat bermain-main dengan pisau. Raja pun panik melihat darah yang memancar dari jarinya, namun sahabatnya hanya berucap “Insya Allah, ini yang terbaik.”

Raja pun naik pitam. Ia memerintahkan prajutit untuk memasukkan penasihatnya kedalam penjara. Karena dalam posisi genting semacam itu, si penasihat malah berkomentar “Semoga ini yang terbaik.”

Prajurit pun menangkap sahabat ini dan menyeretnya ke penjara. Saat diseret, lagi-lagi si penasihat itu berucap, “Insya Allah ini yang terbaik.”

Hari-hari berlalu, tiba waktunya sang raja untuk berburu. Ia melarang prajuritnya untuk mengawal masuk ke dalam hutan karena ia ingin menikmati hobinya ini sendirian.

Sambil menikmati keheningan hutan, sang raja terus berjalan mencari buruan yang akan ia tuju. Namun sayang langkahnya terlalu jauh. Tiba-tiba ia ditangkap oleh gerombolan manusia primitif yang tinggal di pedalaman. Raja berusaha menjelaskan siapa dirinya pada ketua suku, tapi mereka tetap tak mau tahu.

Hari itu bertepatan dengan hari persembahan suku tersebut pada sang dewa. Ketua suku memerintahkan raja yang ditangkap untuk dijadikan tumbal pada perayaan kali ini.

Sang raja menggigil gemetar mendengar keputusan kepala suku. Ia segera didatangi algojo yang memeriksa keseluruhan tubuhnya. Tiba-tiba wajah algojo itu berubah, ia berkata kepada kepala suku. “Duhai pemimpin kami, orang ini tak layak dijadikan tumbal. Ia memiliki cacat ditangannya.”

Ternyata salah satu syarat tumbal yang dipersembahkan harus sempurna tanpa ada cacat. Akhirnya raja pun selamat dan dibebaskan.

Ia teringat pada kata-kata yang dilontarkan penasihatnya dulu dan langsung mengunjunginya ke penjara.

Raja berkata, “Maafkan aku sahabatku, sungguh benar perkataanmu. Semua yang terjadi adalah yang terbaik. Jariku yang terpotong telah menyelamatkanku dari maut. Namun aku ingin bertanya, apa yang menyebabkan engkau berucap “Insya Allah ini yang terbaik” saat kau diseret ke penjara?

Penasihat itu menjawab, “Aku adalah sahabat yang paling dekat denganmu. Bila aku tidak dipenjara, maka engkau akan mengajakku berburu. Dan saat engkau selamat dan batal menjadi tumbal, maka pasti aku yang akan dijadikan tumbal oleh mereka.”

Sang raja tertawa dan penasihat itu pun kembali bebas menghirup dunia.

Terkadang kita tak sadar atau tidak mau mengakui bahwa pengetahuan kita sangatlah rendah dihadapan Sunnatullah yang berjalan di muka bumi ini. Banyak sekali sesuatu yang tidak kita senangi, padahal dibaliknya ada kebaikan besar yang menanti.

Andai kita meyakini bahwa “yang terjadi adalah yang terbaik” maka tak ada lagi kata sedih dan putus asa dalam kamus hidup kita. Apapun masalah yang kita hadapi akan menjadi ringan, karena kita telah yakin dibalik kerumitan atau masalah yang menimpa ada kenikmatan yang tidak terbayang di benak kita.

Pecayalah bahwa setiap hikmah selalu berada di penghujung urusan. Akan tetapi seringkali kita tidak pernah sabar dalam menghadapi dan menyikapinya sehingga selalu berburuk sangka kepada Allah subhanahu wata'ala. Naudzubillah.

Serahkan semuanya kepada Allah agar kamu bisa melihat kuasa Allah dalam segala hal.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment