Selama ini kita sudah sering dibombardir oleh sampah-sampah informasi yang kita 'konsumsi' lewat portal berita online, media sosial dan broadcast. Semua sampah-sampah informasi tersebut membuat pola pikir kita menjadi rentan. Bahkan ada diantara kita yang tidak sadar bahwa dia telah terjebak sampah informasi sehingga dia tidak bisa membedakan mana hoax dan mana fakta.
Sampah informasi itu banyak sekali macamnya. Diantaranya adalah fitnah tak berdasar yang dipoles seakan-akan fakta, hoax, gosip-gosip murahan dari para seleb yang seringkali ditayangkan dengan begitu dramatis dan informasi-informasi sepele yang sama sekali tidak memberikan pengaruh apa-apa dalam kehidupan kita.
Ada tiga pertanyaan yang bisa mendeteksi apakah informasi yang kita dapatkan itu sampah atau memang informasi yang bermanfaat untuk kita ketahui.
apakah informasi itu sangat dibutuhkan?
Apa efek buruknya jika kita tidak tahu berita tersebut?
Apakah informasi itu mempengaruhi kondisi emosional atau psikologis kita?
Saya pikir kita tidak akan pernah sakit demam hanya gara-gara tak mengetahui bahwa aktris fulan ganti style baju dan rambut. Imunitas tubuh juga tidak akan menguat hanya gara-gara update berita perkembangan virus corona setiap harinya. Yang ada justru imun kita semakin gedrop karena ketakutan dan kegugupan dalam menyikapi pandemi covid-19 karena berita-berita negatif.
Sampah informasi memiliki efek yang buruk baik bagi jiwa kita, maupun untuk orang lain. Ada nyawa yang melayang hanya karena hoax yang menyebar. Ada pihak yang dirugikan hanya karena gosip-gosip murahan media. Ada banyak kejulidan dan kenyinyiran hanya karena kita terlalu ingin tahu tentang urusan orang-orang yang justru tidak memberikan efek apa pun untuk hidup kita.
ANTARA KEINGINAN DAN KEBUTUHAN
“What you desire is what you want, what you have is what Allah wants.”
Apa yang kau inginkan adalah apa yang kau mau. Apa yang kau punya adalah apa yang Allah mau
(Nouman Ali Khan)
Kenapa kita tidak pernah puas dan selalu merasa kurang dengan semua yang kita miliki? Karena kita tidak pernah berusaha memuaskan diri dengan qonaah. Karena nafsu dan keinginan kita tidak akan pernah terpuaskan kecuali dengan sikap ridha.
Itulah nasihat yang pernah saya dapatkan dari murabbi saya. Hingga kemudian saya menyadari makna dibalik nasihat itu dari aktifitas saya sehari-hari. Saya berpikir, kenapa uang yang saya pegang tidak pernah merasa mencukupi semua keinginan saya? Karena saya hanya membeli apa yang saya inginkan, bukan yang saya butuhkan.
Maka, cobalah sebelum membeli sesuatu, tanyalah diri kita;
Apakah dengan tidak membeli barang ini bisa menyebabkan hal yang fatal?
Apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini? Atau hanya sekedar keinginan sesaat?
Betapa kita sering terjebak dalam sindrom 'memuaskan keinginan sesaat' sehingga tak bisa hidup hemat. Barang-barang yang pernah kita beli, menumpuk di pojok ruangan karena tak terpakai atau bosan menggunakannya. Mungkin tergantikan oleh barang baru yang lebih update atau terkini.
Mari kita budayakan, membeli karena butuh, bukan karena ingin.

No comments:
Post a Comment