17 Feb 2025

Kabur Aja Dulu

Tagar #KaburAjaDulu cukup ramai diperbincangkan di media sosial. Tagar itu dimunculkan oleh pemengaruh yang menyarankan anak-anak muda di Indonesia untuk 'kabur' ke luar negeri. Entah untuk melanjutkan pendidikan, bekerja atau bahkan pindah kewarganegaraan.


Munculnya tagar #KaburAjaDulu bukan tanpa sebab. Konon, tagar itu muncul sebagai bentuk kritik masyarakat muda terhadap ketimpangan sosial di Indonesia. Ketimpangan sosial itu berupa kualitas pendidikan yang rendah dan sempitnya lapangan pekerjaan dan rendahnya upah yang menyebabkan meledaknya angka pengangguran.


Lalu, tiba-tiba saja seorang menteri (yang konon mendapatkan jabatan hasil give away dan dapat gelar doktor hasil jalan lancung) memberi komentar. Beliau bilang, anak-anak muda Indonesia yang 'kabur ke luar negeri patut dipertanyakan jiwa nasionalismenya. Intinya mereka tidak mencintai NKRI.


Adalah hal yang wajar jika kita bersikap realistis. Lebih mencari penghidupan dan kesempatan yang layak dibandingkan pepesan kosong yang dibungkus mantra nasionalisme. 


Mereka--anak-anak muda kritis ini--tahu bahwa ketika pulang ke Indonesia, kesempatan baik itu amatlah sempit. Mereka yang punya kompetensi akan kalah oleh mereka yang punya orang dalam, punya uang dan pintar menjilat. Mereka yang kompeten akan kalah oleh influencer yang ikut kampanye dan langsung jadi staf khusus. 

Buktinya banyak orang-orang pintar dan kompeten yang pulang ke Indonesia malah menjadi pengangguran. Jika pun bekerja, mereka terpaksa bekerja di sektor yang tidak linier dengan keahlian mereka. Jika pun bekerja dengan bidang yang linier dengan gelar atau keahlian, gajinya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan gaji yang mereka dapatkan di luar negeri sana. Mereka realistis dalam memandang hidup dan masa depan. Karena di negeri yang penuh dengan kelancungan ini, orang pintar dan orang jujur tidak akan mendapatkan tempat di posisi yang tinggi. Untuk alasan itulah barangkali banyak akademisi Indonesia yang lebih suka berkarir di Singapura atau negara-negara lainnya yang minim kasus korupsi, kolusi dan nepotisme.


Alih-alih bertanya pada anak muda yang ogah berkarir di Indonesia, lebih baik bertanya pada negara sendiri. Pasti ada yang salah. Pasti ada sebab dan alasan kenapa anak-anak muda pintar itu malas 'membangun' bangsanya sendiri.


Mereka bukan berarti tidak cinta negara mereka. Mereka hanya mengejar kesempatan emas itu. Mereka tetap cinta dan rindu kampung halaman. Dan hanya saja, rasa cinta terhadap negara itu bertepuk sebelah tangan.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment