24 Feb 2025

5 Fakta Tentang Kemiskinan dalam Buku 'Poor Economics'

 


Beberapa fakta tentang kemiskinan yang baru saya sadari setelah membaca buku 'Poor Economics' karya Abhijit V. Banerjee.


Fakta 1: Kemiskinan itu diturunkan


Kebanyakan orang miskin bukan karena malas bekerja. Mereka bahkan bekerja lebih keras untuk mendapatkan sesuap nasi. Kita tidak bisa mengatakan tukang béca itu malas dibanding seorang komisaris BUMN. 

Mereka miskin karena memang dilahirkan dari keluarga miskin dan mereka tidak memiliki support sistem untuk mendukung perbaikan ekonomi mereka.


Fakta 2: Kemiskinan itu menggejala karena salah urus negara (kemiskinan struktural). Kemiskinan yang meluas itu seringkali karena kesalahan kesalahan urus negara, kondisi perang dan bencana. Saya yakin, kemiskinan di Gaza tak lepas dari kondisi peperangan dan blokade Israel. Bagaimana dengan kemiskinan di negara kita? Silakan nilai sendiri.


Fakta 3: Kemiskinan menenggelamkan talenta dan kesempatan. Amartya Sen, seorang ekonom mengatakan bahwa kemiskinan itu bukan sekedar kurang harta, tapi juga kemiskinan tentang talenta yang tersia-siakan. Banyak orang-orang yang memiliki potensi yang luar biasa harus mengubur potensinya karena tidak memiliki akses pada pendidikan dan kesempatan. Fakta ketiga ini ada hubungannya dengan fakta keempat. 


Fakta 4: Pendidikan menganaktirikan anak miskin. Meskipun ada pendidikan gratis untuk anak miskin, kualitasnya tidak sama dengan pendidikan orang kaya. Orang miskin cenderung lebih terbelakang di bidang akademik karena mereka tidak mendapatkan nutrisi yang baik untuk kinerja otak mereka. Mereka juga bersekolah di sekolah yang seadanya. Orang kaya bisa memilih sekolah paling mahal plus membayar pembimbing privat dengan sumber daya keuangan yang melimpah. Sementara, beasiswa yang diberikan tidak sebanding dengan jumlah anak miskin yang haus pendidikan gratis hingga jenjang perguruan tinggi. Artinya, persaingan diantara orang miskin amat ketat dan kesempatan yang mereka miliki amatlah sempit. 


Fakta 5: Orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Orang kaya memiliki sumber daya berlimbah untuk coba-coba bisnis baru tanpa takut rugi. Bisa lobi sana sini. Sementara si miskin harus berpikir ribuan kali untuk memulai usaha/bisnis karena mereka memiliki modal terbatas. Ketika rugi/gagal, itu membuat sumber daya ekonomi mereka habis. Orang kaya performanya bagus karena nutrisi yang baik, pada akhirnya out putnya juga bagus. Orang miskin, mendapatkan nutrisi seadanya sehingga produktivitasnya tidak sehebat orang kaya. Pada akhirnya orang kaya semakin kaya. Yang miskin makin miskin.


Terlepas dari fakta2 pahit itu, saya sebagai seorang muslim percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi mereka yang percaya pada Kuasa-Nya. Selalu ada jalan untuk mereka yang percaya pada Allah sebagai satu-satunya tempat bersandar sebelum dan setelah ikhtiar disempurnakan.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment