3 Sept 2021

Tips Mengatasi Rasa Sepi

 


Diantara kunci kebahagiaan yang seringkali kita lupakan adalah koneksi atau hubungan yang baik dan sehat antara sesama. Betapa hati kita akan sempit dan gelisah ketika kita tak punya teman. Hati kita akan didera rasa takut ketika kita banyak musuh. Hati kita akan selalu menangis ketika kita kesepian atau terkucilkan. Tak peduli semewah apa rumah kita, semahal apa mobil terbaru kita, dan sebanyak apa deposito di dalam tabungan kita, semua tak berguna selama hati telah didera rasa sepi, gelisah dan takut.

Memang, tantangan yang seringkali dihadapi oleh orang-orang urban yang notabene didera oleh kesibukan dan gaya hidup individualistik adalah kesepian. Banyak diantara mereka yang tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang sekitar. Bahkan tetangga pun mungkin tidak kenal karena tembok yang tinggi mengisolasi. Pun menghubungi keluarga di kampung pun jarang dilakukan dengan alasan kesibukan. Relasi di tempat kerja hanya karena kebutuhan dan tuntutan kerja, bukan karena ikatan persahabatan.

Padahal, supaya kita merasakan kebahagiaan, kita membutuhkan ikatan yang intim. Kita membutuhkan teman curhat. Kita membutuhkan mereka yang mendengarkan kita dan menganggap kita ada. Kita membutuhkan orang-orang yang siap menampung segala keluh kesah kita dan memberikan dukungan di kala kita down.

Setidaknya, minimal kita harus memiliki satu orang ‘kepercayaan’ yang bisa dijadikan keranjang curhat kita dan kita benar-benar menjadikannya sebagai orang terdekat.

Menurut saya ada beberapa jenis kesepian karena hidup merasa sendiri

Kesepian karena menghadapi situasi baru

Misalkan, kita telah pindah rumah ke kota yang asing, memulai pekerjaan di tempat baru, memulai sekolah di tempat baru yang penuh dengan wajah-wajah yang tidak kita kenal. Dan disana kita merasa kesepian. Tapi biasanya hal ini bertahan sementara seiring dengan adaptasi dan sosialisasi yang kita lakukan.

Kesepian karena merasa berbeda

Mungkin kita berada di tempat yang tidak asing bagi kita. Mungkin kita ada di lingkungan keluarga, di gedung sekolah yang bertahun-tahun kita menjadi bagian darinya, atau di tempat kerja yang setiap hari kita menyambanginya. Tapi kita masih merasa kesepian?

Itu terjadi karena mungkin kita merasa berbeda dibanding yang lain. Kita merasa terisolisasi dengan perbedaan yang melekat pada diri kita.

Misalkan, kita mungkin orang yang sangat relijius di tempat kerja, sementara teman-teman kita adalah orang-orang yang tidak peduli dengan aturan agama. Mungkin teman-teman kita kebanyakan suka hang out, tapi kita selalu memilih untuk tinggal di rumah saja. Tentu saja dalam beberapa kasus rasanya begitu sulit ketika kita harus berhubungan dengan orang yang berbeda dengan kita.

Kesepian karena Cinta

Bahkan jika kita memiliki banyak keluarga dan teman, kita bisa saja kesepian karena kita tidak memiliki kedekatan intim secara romantis. Kita mungkin punya keluarga yang mencintai, teman-teman yang peduli dan semacamnya. Tapi ada satu sisi di hati kita yang masih kosong. Ruang di hati itu mau tidak mau adalah ruang romantisme yang harus diisi oleh pasangan hidup.

Maka tak heran jika ada orang yang masih melajang dan kesepian karena menghadapi realitas tersebut. Atau bahkan bisa saja ada orang yang sudah menikah tapi tetap merasa kesepian karena ketidakharmonisan di dalam kehidupan rumahtangganya.

Kesepian karena Kehilangan

Kesepian juga bisa datang menyerang ketika kita merasakan kehilangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup kita. Entah karena kehilangan seseorang yang kita cintai seperti keluarga, sahabat, relasi dan pasangan. Entah karena kehilangan benda-benda yang kita sayangi. Atau bahkan binatang kesayangan.

Nah, jika kamu membaca berbagai macam daftar ‘rasa kesepian’ yang saya paparkan di atas, kemudian kamu berkata di dalam hati, ‘Ya, aku merasa kesepian,’ maka sudah saatnya kamu harus melawan rasa sepi tersebut.

Lalu apa yang harus kita lakukan untuk melawan rasa sepi?

Kuncinya dalah menyerahkan semuanya kepada Allah. Ketika kita merasa kehilangan karena sesuatu yang ‘direnggut’ dari hidup kita oleh sang Maha Kuasa, maka saat itu Allah mengajarkan kepada kita bahwa inilah sifat dari dunia. Tidak ada yang abadi di dunia. Tidak keluarga, pasangan, anak-anak, teman karib, rumah, kendaraan, uang, bahkan binatang kesayangan. Semuanya akan binasa. Hanya Allah saja yang Kekal. Ketika kehilangan melanda, Allah ingin mengatakan kepada kita, ‘Tidak apa-apa kamu kehilangan sesuatu yang kamu cintai. Aku ingin mengajarkan kepadamu bahwa masih ada Aku.’

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment