Mungkin ada diantara kita yang minder karena kekurangan yang melekat pada diri sendiri. Entah itu karena kekurangan fisik, harta, ilmu, dan apa pun itu, yang membuat kita berpikir bahwa kita tidak begitu istimewa dan hebat. Kemudian pandangan mata kita tertuju pada mereka yang ada di atas kita.
Jangan pernah terpaku pada secuil kekurangan yang ada pada diri kita. Selama kita menjadi orang baik di mata Allah dan manusia, kita adalah hebat.
Untuk membangun kepercayaan dirimu yang melempem, cobalah ambil selembar kertas dan pensil. Kemudian tulislah kelebihan-kelebihan yang kamu miliki yang kamu banggakan. Misal, suaramu merdu meski punya tubuh kerempeng. Kamu murah senyum meski tidak pintar di kelas. Kamu suka membantu ortu meski tidak punya penghasilan yang banyak. Pokoknya tuliskan kebelihan yang kamu punya dibandingkan dengan kelemahan yang ada pada dirimu.
Marilah kita berkaca kepada sikap Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam terhadap para sahabatnya yang mulia. Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam tahu bahwa sahabat-sahabatnya adalah manusia-manusia luar biasa yang memiliki potensi masing-masing. Setiap potensi tidak bisa dilampui oleh yang lain. Setiap orang punya sisi kebaikan yang tidak bisa diabaikan sehingga kita pantas untuk memberikan apresiasi. Sekecil apa pun kebaikan yang dia miliki.
Marilah kita bercermin pada kisah Ibnu Mas’ud.
Secara penampilan fisik, mungkin Abdullah bin Mas’ud tidak meyakinkan dan tidak menarik. Postur tubuhnya kurus dan kecil. dia juga tidak terlalu tinggi dan memiliki kedua betis yang kecil dan kemps. Suatu hari, Ibnu Mas’ud memanjat pohon arak untuk digunakan sebagai siwak oleh Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wasallam , hingga kedua betisnya tersingkap.
Melihat betisnya yang kecil, sahabat yang lain tertawa.
Melihat sikap mereka, Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam bersabda, “Sahabat sekalian mentertawakan kedua betis Ibnu Mas’ud, padahal di sisi Allah, timbangan (kebaikan) keduanya lebih berat daripada gunung Uhud.”
Tak hanya Ibnu Mas’ud, seorang budak bernama Zahir pun pernah merasakan bagaimana Rasulullah mengistimewakannya. Zahir adalah sahabat Rasulullah yang tinggal di pedalaman Arab. Dia kerap terlihat di padang pasir karena memang bermukim di sana. Zahir memiliki rupa yang buruk dan daya pikir agak lemah. Akan tetapi, Rasulullah begitu mencintainya
Suatu hari, Zahir sedang berdagang di pasar. Rasulullah yang kebetulan berada di pasar melihat sosok Zahir dan mendekatinya dari belakang. Secara tiba-tiba, Rasulullah menangkap Zahir tanpa diketahui. Zahir langsung berteriak-teriak karena kaget siapa yang telah menangkapnya.
Begitu menoleh, didapatinya Rasulullah. Dia pun berhenti berteriak begitu tahu Rasulullah yang telah menangkapnya.
Namun begitu, dia tidak mau melepaskan dekapan Rasulullah. Zahir malah memanfaatkannya untuk mempererat dekapan tangan Sang Nabi.
Rasulullah lalu menawarkan Zahir kepada orang-orang yang berlalu-lalang di pasar. "Wahai manusia, siapa yang mau membeli budak ini?" kata Rasulullah.
Zahir pun menjawab bahwa dia tidak akan laku dijual. Tidak ada yang mau membeli budak seperti dirinya. “Namun, di sisi Allah engkau ini mahal," kata Rasulullah membesarkan hati Zahir.
Begitulah hangatnya Rasulullah kepada para sahabat. Rasulullah selalu memberikan penghargaan begitu tinggi kepada para sahabatnya.
Pun kita bisa berkisah pada hikayat seorang perempuan penyapu masjid yang pernah hidup di zaman Rasulullah. Namanya tidak terkenal di kalangan sahabat. Beberapa ulama ahli sejarah juga tidak mengetahui persis nama aslinya. Tapi Ia lebih dikenal dengan panggilan Ummu Mahjan.
Dikisahkan dalam hadis Abu Hurairah bahwasanya ada sorang wanita berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid. Suatu ketika Rasulullah merasa kehilangan wanita tersebut. Lalu Beliau Sholallahu alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat, yang kemudian menjawab, "Ia telah wafat, ya Rasulullah."
Mendengar jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah berkata, "Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?" Saat itu para sahabat tidak memandang Ummu Mahjan sebagai sosok yang penting, sehingga mereka berpikir tidak perlu memberitahukan soal kematiannya kepada Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam .
Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam kemudian bersabda, "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya!" Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam . Setelah sampai di makamnya kemudian Rasulullah mendoakan Ummu Mahjan.
Ummu Mahjan sendiri tidak memiliki harta berupa keturunan dan benda berupa kekayaan. Ummu Mahjan juga adalah seorang wanita yang sudah lanjut usia, namun semangat dan kecintaannya terhadap kebersihan masjid patut dijadikan contoh.
Meski sudah memasuki usia renta, Ummu Mahjan menyadari dirinya masih punya kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat Islam. Kerena sadar akan keadaannya tidak akan sanggup ikut berperang melawan musuh-musuh Allah Subhanahu wata'ala, Ummu Mahjan melakukan apa saja yang bisa dia kerjakan, meski hanya sebatas membersihkan masjid.
Bagitulah semangat Ummu Mahjan. Meski usianya sudah tua, ia tetap ingin melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wata'ala melalui hal-hal yang dianggap kecil.
Begitulah, betapa Rasulullah Sholallahu alaihi wasallam sangat menghargai setiap kebaikan dan kelebihan yang terdapat pada pribadi-pribadi sahabatnya. Ada abu bakar yang dikenal dengan kelembutannya tapi tegas. Kemudian ada Umar bin Khatab yang dikenal begitu tegas dan kuat. Ada Utsman yang pemalu. Ada hasan bin Tsabit yang pandai bersyair, dan lain-lainnya.
Begitu pun dengan kita. Hendaknya kita tidak merasa minder dengan kekurangan yang ada pada diri kita. Karena dibalik setiap kekurangan itu, Allah anugerahkan kita kelebihan yang barangkali tidak dimiliki oleh yang lainnya. Kelebihan itu mungkin telah kita gali. Kita temukan potensi diri. Tapi tidak sedikit dari kita yang masih mencari-cari. Hal itu tidak jadi soal, karena kelak –insya Allah- kamu akan menemukan potensi terhebatmu.

No comments:
Post a Comment