5 Sept 2021

Me Time

 


Kita begitu sibuk dengan rutinitas yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Kita terkadang bertingkah seperti robot yang dikendalikan mesin. Bangun tidur, mandi, sarapan, pergi ke kantor, pulang sore, terjebak macet, tiba di rumah makan dan tidur. Dan keesokan harinya kita mengulang rutinitas itu. Begitu saja. Tak ada tantangannya. Tak ada ritme naik dan turun. Semuanya begitu monoton.

Tapi saya bukan orang kantoran! Begitulah protesmu. Pekerjaan saya fleksibel dan bisa dilakukan kapan pun semau saya! Kalau begitu, kamu termasuk orang yang sangat beruntung karena bisa memiliki waktu sendiri dan bisa mengaturnya sedemikian rupa.

Tapi faktanya, betapa banyak orang yang menjadi budak waktu. Lebih tepatnya sih budak dari pekerjaannya sendiri. Sampai-sampai dia lupa akan hak dirinya dan hak keluarganya.

Dia tidak lagi memiliki waktu untuk memanjakan diri, memberi perhatian lebih untuk anak dan istri dan yang lebih utama adalah beribadah kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Tidak bisa begitu! Sergahmu. Memangnya aku punya pilihan? Aku tidak punya pilihan! Jika aku tidak bekerja aku tidak punya uang!

Well, memang kita tidak bisa menyalahkan mereka yang terbuai oleh kesibukan dan rutinitas. Tapi tidak ada salahnya jika kita mulai berpikir tentang waktu yang bisa kita investasikan untuk diri kita, keluarga –dan yang lebih penting lagi- Allah Subhanahu wata'ala.

Lalu harus bagaimana? Waktuku terlalu sempit dan kesibukanku sangat banyak?

Intinya kita harus kreatif mengatur waktu. Misal, anggaplah saya sebagai orang kantoran. Tentunya terjebak macet menjadi rutinitas yang harus saya hadapi. Nah, di kala terjebak macet itu, saya bisa menggunakannya dengan kegiatan yang bermanfaat. Misal, dengan mendengarkan murotal al-quran, ceramah dari youtube atau media apa pun itu, dan….silakan pikirkan sendiri hal yang bermanfaat lainnya.

Coba kita bayangkan, berapa banyak pahala yang akan kita dapatkan ketika kita rutin mendengarkan murotal dan menirukan bacaan ayat alquran setiap pulang dan pergi dari kantor, terutama ketika terjebak macet.

Coba kita bayangkan, berapa ilmu yang akan kita peroleh ketika kita mendengarkan ceramah agama selama perjalanan. Dalam sebulan saja, kita bisa menyimak kurang lebih 20 ceramah. Itu pun jika satu kali pulang-pergi menyimak satu ceramah. Entah video atau audio, itu tergantung pilihan kita.

Jadi, jika kita kemudian mengatakan tidak punya ‘me time’ untuk membaca alquran dan menuntut ilmu di majlis ilmu, itu hanya alasan saja. Ketika kita bisa menyiasati waktu yang ada, kita bisa melakukannya. Intinya, kreatif dalam menggunakan waktu.

Untuk hari libur –terutama di akhir pekan- kita bisa mengisinya dengan kegiatan-kegiatan positif bersama keluarga. Mungkin dengan membersamai anak-anak bermain sehingga mampu mempererat hubungan anak-orangtua. Atau bisa juga mengajak keluarga berekreasi, belanja bersama, atau berkebun.

Karena kita membutuhkan waktu sendiri, waktu untuk diri kita, sebagai ajang eksplorasi dan upgrade diri. Kita membutuhkan waktu spesial buat orang-orang tercinta untuk menguatkan ikatan cinta dan kasih.

Maka, sekali lagi, pikirkanlah untuk menyisihkan waktu. Untuk Allah, kita dan keluarga kita.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment