12 Nov 2020

SAKRALISASI LEMBAGA DAN PARTAI

Awalnya saya bertanya-tanya di dalam hati, kenapa Pak Anis Matta keluar dari Partai dakwah PKS, kemudian mendirikan partai baru bernama partai Gelora? Apakah pak Anis Matta telah keluar dari koridor dakwah? Mengingat banyak tuduhan yang mengatakan bahwa Anis Matta tidak lagi memiliki visi dakwah.

Karena rasa penasaran, saya pun mencoba mengulik alasan dari keluarnya Pak Anis Matta dari PKS. Ada satu kata yang membuat saya berpikir ulang untuk tidak menjudge beliau. Beliau bilang, "Sangat aneh jika ada yang bilang saya adalah diantara mereka yang berguguran di medan dakwah. Mereka telah membuat partai itu sakral. Padahal yang sakral itu adalah islam dan ideologinya. Tidak pantas seseorang mensakralkan partai atau lembaga. Dimana pun kita berada, hendaknya itu bisa dijadikan ajang dakwah. Hanya beda perahu. Dan perbedaan itu sebuah keniscayaan." Kurang lebih begitulah apa yang dikatakan Pak Anis dalam menghadapi tuduhan.

Benar sekali apa yang dikatakan oleh Pak Anis Matta. Bahwa hendaknya para aktifis dakwah tidak mensakralkan lembaga atau partai tempat dia berjuang atau berdakwah. Karena kesakralan adalah milik dari pesan atau ideologi yang dibawa, islam. Sementara lembaga atau partai tidak sakral. Ada kelebihan adan kekurangan. Sehingga tidak layak seseorang disebut gugur dari medan dakwah hanya karena keluar dari lembaga dakwah atau partai dakwah.

Saya sangat kagum dengan sikap dan respon para asatidz Hasmi ketika ada anggota lembaganya yang keluar dari lembaga dakwah Hasmi.  "Semoga mereka meneruskan ghiroh dakwah mereka di tempat yang baru," begitulah yang diungkapkan. Tidak ada dendam, tidak ada pikiran buruk apalagi tuduhan bahwa mereka telah gugur dari medan dakwah.

Hanya saja, ada satu hal yang menurut saya janggal dari alasan keluarnya Pak Anis dari PKS. Beliau mengakui partai gelora didirikan lebih terbuka dari PKS. Terbuka disini adalah dengan pencampuran antara ideologi islamis dengan nasionalis. Jadi, agaknya bagi saya PKS tetap partai yang paling ideal dengan nilai-nilai islamnya. Gelora? entahlah. Saya belum bisa menilai mengingat hanya baru embrio. Itu pun, dari statemen pak Anis saya menilai bahwa ideologinya saja kurang jelas. Bagi saya islam tetaplah islam. Tak elok dikawinkan atas nama 'keterbukaan.'

Semoga kita diistiqomahkan di jalan dakwah. Amiin

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment