15 Nov 2020

KALAU BERMIMPI JANGAN MULUK-MULUK

 Masa-masa SMA dulu, saya keranjingan sekali baca buku motivasi dengan alasan untuk memberi asupan nutrisi jiwa saya yang dilanda kekeringan (kemarau kalee). Hingga suatu hari, saya mendapatkan pencerahan dari seorang motivator yang konon terbiasa menulis mimpi-mimpinya di jurnal hingga semua mimpi itu tercapai pada masanya.

 

Dia juga menuliskan 100 mimpinya di sebuah kertas karton, kemudian menempelkan daftar 100 mimpi tersebut di dinding kontrakannya yang kusam dan lembab. Dan tahun demi tahun pun sang motivator tersebut bisa membuktikan bahwa dia bisa mewujudkan semua mimpinya.

 

Saya pun sok-sok-an mengikuti jejaknya. Saya membeli kertas karton, menulis 100 mimpi saya di atasnya, kemudian menempelkannya di dinding kamar asrama saya di pondok pesantren. Diantara mimpi saya waktu itu, saya menuliskan keinginan saya untuk bisa kuliah S1 di Universitas Harvard. Itu di daftar ke-50. Saya juga masih ingat bahwa saya menuliskan tentang keinginan saya untuk bisa menjadi seorang hafidz dalam masa tiga tahun mondok, bisa menerbitkan buku perdana di kelas tiga SMA, bisa hafal 1000 hadits, bla…bla…bla…

 

Apakah saya berhasil? Nggak! LOL.

 

Alih-alih bisa kuliah di Harvard, saya malah kesasar di jurusan PAI di sebuah STAI Swasta di Bogor. Bahkan sampai sekarang saya belum bisa mengajukan skripsi saya karena terbentur tunggakan biaya kuliah yang belum juga lunas.  (semoga Allah memudahkan)

 

Saya juga belum bisa menjadi seorang hafidz karena kemalasan saya.

Saya belum bisa menghafal 1000 hadis dengan alasan yang sama; malas.

Saya juga tidak menerbitkan buku perdana di kelas tiga SMA. Justru saya berhasil menerbitkan buku perdana saya lima tahun setelahnya, tepatnya ketika menempuh semester enam masa perkuliahan saya yang tersendat.

 

Intinya sih, tidak semua yang kita harapkan bisa tercapai meski kita telah mengusahakannya. Tidak semua mimpi bisa kita wujudkan jika Allah belum atau tidak menghendakinya. Tidak semua asa bisa tergapai jika kita merasa malas atau ragu untuk meraihnya.

 

Percayalah, selain rasa semangat dan keyakinan, kita juga harus percaya tentang takdir dan realita. Realitanya, saya tidak bisa kuliah di Harvard. Tapi setidaknya, kuliah di sekolah tinggi agama bukan pilihan yang buruk. Setidaknya saya bisa paham agama.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment