Selama ini saya sering menemukan
tuduhan yang menyakitkan dari orang-orang yang tidak memahami permasalahan.
Bahwa mereka yang percaya pada sistem khilafah disebut sebagai pengkhianat
Pancasila. Bahwa mereka yang berbicara tentang khilafah ala minhaj nubuwah
disebutkan sebagai pengkhianat NKRI yang mesti dibasmi. Puncaknya, banyak
sekali persekusi demi persekusi yang membuat merinding bulu kuduk.
Padahal, andai kepala dingin
diutamakan dan ruang diskusi diadakan, tak akan ada lagi salah faham.
Ada beberapa hal yang ingin saya
sampaikan untuk membantah tuduhan tersebut
Pertama, sistem khilafah ala
minhajin nubuwah sudah dinubuatkan oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam sehingga
kaum muslimin yang mempercayainya tidak berhak dipersalahkan. Mereka hanya
mempercayai hadits nabi dan nabi tidak mungkin berbohong. Justru yang harus
dipertanyakan adalah bagaimana mungkin ada muslim yang tidak percaya hadits
Nabi
Kedua, sistem khilafah
akan tegak di akhir zaman dengan Imam Mahdi sebagai pemimpinnya. Itulah yang
disebutkan di dalam hadits. Akan tetapi, semua itu tidak akan tegak dengan
sendirinya. Perlu adanya usaha dan ikhtiar. Sebagaimana Allah menjanjikan kemenangan
terhadap Rasulullah, Rasulullah tidak lantas berpangku tangan dan tidak
melakukan usaha untuk menebar islam.
Ketiga, sistem khilafah
yang diyakini tidaklah sebrutal dan sebarbar yang dibayangkan oleh orang-orang.
Seakan-akan ada opini khilafah=ISIS. Padahal jauh berbeda antara keduanya.
Khilafah tidak memperkenalkan pembunuhan terhadap non muslim. Khilafah tidak
mempromosikan pembunuhan terhadap orang lain yang tidak sepemahaman, karena di
dalam islam, berperang memiliki adab yang ketat. Khilafah adalah sistem warisan Rasulullah
yang akan tegak suatu hari nanti. Hanya itu.
Keempat, belum pernah saya
menemukan aksi terror atau bom yang dilakukan oleh orang-orang tertuduh yang
menebar dakwah tentang pentingnya khilafah ala minhajin nubuwah. Dahulu, saya
berlangganan majalah al-Wai’e dan tabloig Media Ummat, dua media HTI yang kini
dilarang oleh pemerintah. Di tabloid mereka saya menemukan bahwa mereka justru
lebih nasionalis dibanding orang-orang yang berkoar-koar tentang nasionalisme
tapi perutnya buncit karena korupsi. Media itu dengan vocal mengungkap skandal Freeport,
korupsi disana sini dan kejamnya kapitalisme dunia. Mereka hanya berdakwah
kepada ummat betapa munafiknya sistem kapitalisme, liberalism dan demokrasi
liberal. Mereka hanya menulis artikel tentang pemerintah yang didompleng asing
dan aseng. Apakah itu salah? Bukankah kita telah melihat buktinya hari ini?
Saya juga tidak pernah diajarkan
bagaimana merakit bom, bagaimana membunuh orang lain dan bagaimana membenci non
muslim. Demi Allah, saya pernah ikut kajian HTI dan tidak pernah diajari hal
bar-bar sebagaimana dituduhkan.
Kelima, alih-alih menyebut
pro khilafah sebagai teroris atau cikal bakal teroris, kenapa mereka tidak
menyematkan terorisme kepada orang-orang yang jelas sudah menumpahkan darah
anak negeri seperti OPM (Organisasi Papua Merdeka) atau RMS (Republik Maluku
Selatan) yang kedua organisasi tersebut nyata-nyata telah merongrong NKRI. Tapi
tidak pernah ada label teroris untuk mereka. Saya tantang untuk membuktikan
bahwa ada orang ‘pro khilafah’ (yang saya maksud selain khilafah abal-abal ala
ISIS) yang melakukan terror.
Keenam, Pro khilafah bukan
berarti anti pancasila, UUD 45 dan tidak setia pada NKRI. Kami meyakini NKRI
sebagai rumah kami dan pancasila sebagai ideologi kami. Kami tidak akan pernah
mengkhianati tanah tumpah darah kami. Sungguh lucu dan naïf jika hanya percaya
janji Rasulullah Sholallahu Alaihi Wasallam lewat sebuah hadits shahih disebut
anti NKRI. Kami tidak akan mau NKRI bubar, kami hanya ingin sistem islami
seperti syariah yang diberlakukan di undang-undang positif. Apakah memperjuangkan
syariah itu bertentangan dengan pancasila? Tidak! Buktinya, ada sebagian hukum
positif seperti pernikahan dan perceraian ada di undang-undang, dan kami ingin
undang-undang syariah seperti haramnya riba dan semacamnya diterapkan secara
menyeluruh.
Kami hanya menyadarkan umat bahwa
kelak khilafah ala minhajin nubuwah akan tegak dan keadilan akan merata. Itu sudah
janji Allah, kenapa kita harus ragu? Dan kenapa yang meyakininya harus dicap
tak setia pada negara?
No comments:
Post a Comment