Seorang teman literasi berniat untuk kopdar. Saya sanggupi
permintaannya. Singkat cerita kami bertemu di dunia nyata dan dia begitu shock
dengan kepribadian saya. “Onde mande! Gue pikir lu orangnya rame bro. Aslinya
kalem kayak anak kuper. Sungguh jauh berbeda sama karakter kamu di medsos,
bagai langit dan bumi.”
“Emang saya kayak gimana sih di medsos,” tanya saya dengan
senyuman dikulum. Saya lebih tahu diri saya yang sesungguhnya. Hanya saja,
tanya itu hanya bentuk rasa penasaran saya terhadap penilaian si sohib kepada
saya.
“Kamu di facebook garang banget. Komentar cuplas ceplos.
Kadang bikin joke juga. Kadang kalo bikin status suka nyelekit juga. Kok bisa
paradoks gini sih?”
“Begitulah saya,” pungkas saya. Kami pun kembali ngopi dan
mengobrol hal-hal lain ketimbang meributkan kepribadian saya.
**
Well, saya tidak merasa heran jika teman saya memandang saya
aneh. Karena bagi para introvert seperti
saya, dunia maya seakan sebagai pelampiasan dari sikap diamnya di dunia nyata.
Boleh dibilang, saya memiliki kepribadian ganda (ini bukan gangguan multiply
disorder ya, hehe) dimana sifat dan karakter di dunia maya begitu berbeda dengan
dunia nyata. Di dunia nyata cenderung kalem, pendiam, dan tidak banyak tingkah.
Sementara di dunia maya begitu rame dan terkadang bisa juga membuat orang lain
tertawa.
Seringkali, di dunia nyata orang menilai saya sebagai
pribadi yang sombong dan anti sosial karena sikap saya yang terlihat tertutup
dan hemat bicara. Tapi, sedikit yang menyadari bahwa memang begitulah para kaum
introvert menjalani hidup. Ini bukan sikap anti sosial. Bukan pula karakter
orang sombong. Ini lebih pada karakter bawaan yang tidak selayaknya dihakimi
oleh mereka yang tidak memahami.
Ada 5 hal yang menjadi ciri khas kaum introvert yang harus
kamu ketahui sehingga bisa memahami bagaimana sifat dan karakter mereka.
Pertama, mereka tidak suka keramaian
Bagi para introvert, keramaian adalah kondisi yang menyiksa
dan memuat mereka tidak nyaman. Saya pun mengalami hal yang sama. Ketika berada
di tengah-tengah keramaian, saya seakan-akan begitu terasing dan sangat ingin
melarikan diri saya ke dalam kesunyian dan menghindari ingar bingar.
Keramaian membuat saya tertekan dan seakan seluruh energy saya
tersedot. Maka jangan heran jika saya begitu malas untuk diajak hang out.
Tentunya ini kebalikan dengan ekstrovert yang justru
memiliki kenyamanan di keramaian dan selalu ingin berinteraksi. Bagi ekstrovert,
kehidupan menyendiri itu sangat membosankan dan membuat stress. Maka berbahagialah
untuk para introvert yang bisa menghabiskan waktu mereka di dalam ruangan
selama lockdown. Hehe.
Introvert tidak anti sosial. Mereka juga menyukai hang out
dalam beberapa kondisi dan keadaan. Biasanya, dia akan merasa nyaman hanya
dengan orang-orang tertentu yang memang sreg dengan kepribadiannya. Intinya,
dia tidak bisa terbuka dan ‘ceplas-ceplos’ kepada setiap orang dengan latar
belakang yang berbeda.
Boleh dibilang, introvert itu seperti burung yang nyaman di
dalam sangkar dan akan tersiksa ketika harus berada di keramaian dan
berinteraksi dengan banyak orang. Mereka hanya bisa keluar untuk kebutuhan yang
memang benar-benar mendesak saja.
Kedua, introvert lebih suka chat daripada ngobrol
langsung via telpon
Saya lebih suka berbalas chat ketimbang mengobrol langsung
via telpon. Chat memberi saya keleluasaan dalam ruang dan menyampaikan
pendapat.
Ketiga, memiliki hobi yang membuat mereka bisa
menyendiri dan punya privasi lebih
Para introvert cenderung memiliki hobi yang menuntut banyak
menyepi dan menyendiri seperti membaca buku, menulis, nonton, melukis, bermain
game dan kegiatan ‘sunyi’ lainnya yang tidak menuntut adanya interaksi dengan
orang lain.
Kebahagiaan dan ketenangan akan didapatkan oleh para
introvert ketika mereka menyendiri. Selain itu, mereka juga mandiri dan sungkan
untuk melibatkan orang lain dalam menyelesaikan masalahnya. Seringkali, setiap
masalah yang datang dia hadapi sendiri. Well, meski untuk yang satu ini saya
pikir ada negatifnya.
Keempat, mereka tidak suka basa basi dan Bersandiwara
Saya memang suka bermain peran atau sandiwara. Bahkan saya
dulu menjadi juara pertama dalam lomba drama di SMA. Hanya saja, saya tidak
mampu bersandiwara di kehidupan nyata. Saya tidak bisa pura-pura bahagia di
hadapan orang lain. Jika saya merasa kesal pada seseorang, saya tidak bisa
menampakan topeng senyuman. Saya tidak pandai untuk menyembunyikan perasaan
saya. Entahlah dengan yang lain, itu hanya apa yang saya rasakan.
Kelima, mereka terkesan hati-hati dalam bergaul
Introvert juga dikenal sebagai pribadi yang sensitif dan
selektif dalam berteman. Bukan berarti mereka pilih-pilih teman, tapi hanya
meyakinkan diri mereka bahwa terkadang hanya beberapa teman yang bisa mereka
berikan kepercayaan penuh untuk berbagi.
Selain itu, mereka juga tidak mudah percaya terhadap orang lain. Butuh waktu
untuk bisa mempercayai pihak lain.
Untuk memahami kepribadian orang lain memang tidaklah mudah,
termasuk memahami kami para introvert. Tapi percayalah, kami bukan anti-sosial
atau sombong. Tapi beginilah sifat dan karakter yang ada pada diri kami.
===
INTROVERT BUKAN SEORANG PEMALU
Pada sebuah acara reuni, dua orang ibu muda kembali bertemu sebagai sahabat lama. Masing-masing dari mereka membawa gadis kecil sebagai buah pernikahan mereka. Ibu pertama memiliki gadis periang yang tidak mau diam, sebaliknya, ibu yang kedua memiliki anak yang cenderung kalem dan tidak banyak tingkah.
"Hai, aku Violine," seru si anak periang kepada anak yang pendiam itu. Ibunya hanya tersenyum dan menyuruh mereka bermain bersama dengan anak-anak lainnya.
"Anakku ini pemalu," ujar si ibu sembari menjawil pipi gadis kecilnya, kemudian membujuknya untuk bermain, "Ayo main sana, jangan pemalu gitu dong."
Hingga si gadis benar-benar menjadi gadis pemalu dan mengidentifikasi dirinya sebagai pemalu yang tidak pandai bergaul. Dia tidak menyadari bahwa sebenarnya dia seorang introvert yang tidak terlalu pandai cepat bergaul, tapi bukan berarti anti-sosial dan tidak mau bergaul sama sekali.
Kelak si gadis menyadari bahwa dirinya memiliki banyak kelebihan. Dia bukan pemalu. Dia hanya butuh waktu untuk akrab dengan orang baru. Dia hanya sungkan menyapa. Itu saja. Buktinya, dia memiliki rasa percaya diri untuk tampil berbicara di forum-forum dengan keahlian yang dia miliki. Dia memiliki banyak karya dan begitu bangga berbicara tentangnya.
Dulu, mamanya pernah bilang bahwa orang pemalu dan 'tidak mudah bergaul' itu sukar bisa sukses. Dan dia bisa mematahkan asumsi mamanya.
Ini adalah kisah nyata yang saya dapatkan di forum quora. Dan karena persamaan nasib itulah, saya ingin membaginya disini.
Introvert itu bukan seorang pemalu. Ia hanya seorang manusia yang tahu kapan harus bicara dan kapan harus mengamati.
Introvert bukan tidak pandai bergaul atau pilah-pilih teman. Dia hanya membutuhkan waktu dan proses untuk menjalin hubungan persahabatan dan dekat dengan seseorang.
Bagi seorang introvert, memiliki lima orang teman yang bisa diajak diskusi dan nyambung lebih baik daripada punya seratus teman tapi tak bisa nyambung. Maka tak heran jika introvert seringkali memilah dan memilih teman yang sefrekuensi dengan dirinya saja.
INTROVERT BUKAN SEORANG PEMALU
Pada sebuah acara reuni, dua orang ibu muda kembali bertemu sebagai sahabat lama. Masing-masing dari mereka membawa gadis kecil sebagai buah pernikahan mereka. Ibu pertama memiliki gadis periang yang tidak mau diam, sebaliknya, ibu yang kedua memiliki anak yang cenderung kalem dan tidak banyak tingkah.
"Hai, aku Violine," seru si anak periang kepada anak yang pendiam itu. Ibunya hanya tersenyum dan menyuruh mereka bermain bersama dengan anak-anak lainnya.
"Anakku ini pemalu," ujar si ibu sembari menjawil pipi gadis kecilnya, kemudian membujuknya untuk bermain, "Ayo main sana, jangan pemalu gitu dong."
Hingga si gadis benar-benar menjadi gadis pemalu dan mengidentifikasi dirinya sebagai pemalu yang tidak pandai bergaul. Dia tidak menyadari bahwa sebenarnya dia seorang introvert yang tidak terlalu pandai cepat bergaul, tapi bukan berarti anti-sosial dan tidak mau bergaul sama sekali.
Kelak si gadis menyadari bahwa dirinya memiliki banyak kelebihan. Dia bukan pemalu. Dia hanya butuh waktu untuk akrab dengan orang baru. Dia hanya sungkan menyapa. Itu saja. Buktinya, dia memiliki rasa percaya diri untuk tampil berbicara di forum-forum dengan keahlian yang dia miliki. Dia memiliki banyak karya dan begitu bangga berbicara tentangnya.
Dulu, mamanya pernah bilang bahwa orang pemalu dan 'tidak mudah bergaul' itu sukar bisa sukses. Dan dia bisa mematahkan asumsi mamanya.
Ini adalah kisah nyata yang saya dapatkan di forum quora. Dan karena persamaan nasib itulah, saya ingin membaginya disini.
Introvert itu bukan seorang pemalu. Ia hanya seorang manusia yang tahu kapan harus bicara dan kapan harus mengamati.
Introvert bukan tidak pandai bergaul atau pilah-pilih teman. Dia hanya membutuhkan waktu dan proses untuk menjalin hubungan persahabatan dan dekat dengan seseorang.
Bagi seorang introvert, memiliki lima orang teman yang bisa diajak diskusi dan nyambung lebih baik daripada punya seratus teman tapi tak bisa nyambung. Maka tak heran jika introvert seringkali memilah dan memilih teman yang sefrekuensi dengan dirinya saja.
No comments:
Post a Comment