Artikel pendek ini saya tulis berangkat dari rasa jengkel saya pada orang-orang yang meremehkan seorang ustadz mualaf yang konon dituduh anti pancasila hanya karena simpatisan sebuah organisasi islam yang dinilai garis keras. Mereka bilang, "Ngaji kok sama mualaf. Ngaji tuh ya sama kyai yang udah jelas muslim sejak lahir."
Di kesempatan yang lain, seorang rafidhi laknatullah berkata, "Husni, keimananmu lebih baik dari keimanan abu bakar, Umar dan para sahabat. Karena kamu menjadi muslim sejak lahir, sementara mereka pernah menyembah berhala sebelum masuk islam." Perlu diketahui bahwa orang-orang syiah menganggap semua sahabat Rasulullah saw murtad setelah Rasulullah wafat. Mereka hanya meyakini bahwa segelintir sahabat yang masuk surga, misal, Abu Dzar, Salman al-Farisi. selebihnya masuk neraka. Naudzubillah. Kita berlindung dari paham menyesatkan tersebut. Tapi kali ini saya tidak akan membahas tentang aqidah atau penyimpangan mereka. Saya hanya akan membahas tentang kerancuan pendapat mereka yang meremehkan mualaf.
So what? Apa salahnya jika ada seorang ustadz yang dulunya adalah non muslim? Apa salahnya jika para sahabat dahulu, sebelum mereka masuk islam pernah menyembah berhala? Justru dengan masuk islamnya mereka, itu menandakan Allah swt telah menganugerahkan hidayah yang berharga kepada mereka. Terkadang, kita melihat justru keimanan dan spiritualitas orang-orang yang baru masuk islam lebih baik dibanding muslim turunan yang hanya mengenal islam sejak mereka brojol.
.
Mereka pernah jatuh pada jalan yang salah. Mereka pernah mengecap jalan kesesatan. Mereka bahkan mengembara dari satu keyakinan ke keyakinan yang lainnya hingga pada akhirnya menemukan kedamaian di dalam Islam. Dan karena manisnya iman, mereka akan tetap mempertahankannya. Sementara kita melihat banyak yang mengaku muslim tapi tidak shalat dan tidak puasa di bulan Ramadhan.
Jadi, berhentilah bersikap rasis dan membedakan antara muslim mualaf dengan muslim turunan. Allah tidak pernah menilai seseorang dari masa lalunya.
Di kesempatan yang lain, seorang rafidhi laknatullah berkata, "Husni, keimananmu lebih baik dari keimanan abu bakar, Umar dan para sahabat. Karena kamu menjadi muslim sejak lahir, sementara mereka pernah menyembah berhala sebelum masuk islam." Perlu diketahui bahwa orang-orang syiah menganggap semua sahabat Rasulullah saw murtad setelah Rasulullah wafat. Mereka hanya meyakini bahwa segelintir sahabat yang masuk surga, misal, Abu Dzar, Salman al-Farisi. selebihnya masuk neraka. Naudzubillah. Kita berlindung dari paham menyesatkan tersebut. Tapi kali ini saya tidak akan membahas tentang aqidah atau penyimpangan mereka. Saya hanya akan membahas tentang kerancuan pendapat mereka yang meremehkan mualaf.
So what? Apa salahnya jika ada seorang ustadz yang dulunya adalah non muslim? Apa salahnya jika para sahabat dahulu, sebelum mereka masuk islam pernah menyembah berhala? Justru dengan masuk islamnya mereka, itu menandakan Allah swt telah menganugerahkan hidayah yang berharga kepada mereka. Terkadang, kita melihat justru keimanan dan spiritualitas orang-orang yang baru masuk islam lebih baik dibanding muslim turunan yang hanya mengenal islam sejak mereka brojol.
.
Mereka pernah jatuh pada jalan yang salah. Mereka pernah mengecap jalan kesesatan. Mereka bahkan mengembara dari satu keyakinan ke keyakinan yang lainnya hingga pada akhirnya menemukan kedamaian di dalam Islam. Dan karena manisnya iman, mereka akan tetap mempertahankannya. Sementara kita melihat banyak yang mengaku muslim tapi tidak shalat dan tidak puasa di bulan Ramadhan.
Jadi, berhentilah bersikap rasis dan membedakan antara muslim mualaf dengan muslim turunan. Allah tidak pernah menilai seseorang dari masa lalunya.
No comments:
Post a Comment