16 Jul 2020

JANGAN AJARKAN ANAK KITA UNTUK SELALU MENYALAHKAN PIHAK LAIN

Sore itu saya pulang dari kantor dengan jalan kaki lewat gang sempit yang sudah ribuan kali saya lewati. Tapi ada satu hal yang menarik perhatian saya dibanding sore-sore sebelumnya. Tampak seorang bocah lelaki berlari-lari mengejar kakaknya, dan tiba-tiba bocah itu jatuh di atas tanah yang keras sehingga dia menangis kesakitan. Rupanya kakinya tersandung batu.  
 
Si kakak segera balik badan dan meraih tubuh si bocah sembari berkata, “Duh, batunya jahat ya. Udah jangan nangis. Tuh, lihat batunya sudah kakak pukulin. Dasar batu nakal!”

Aku hanya tersenyum simpul. Dan dari peristiwa itulah tulisan ini lahir.

Kita (para ibu, babby sitter, atau kakak) mungkin ingin menghibur dan mendiamkan si anak itu, tapi dengan cara yang salah. Kita ingin membuat mereka diam dan berhenti menangis, tapi dengan cara menyalahkan ‘pihak lain’ sehingga si bocah merasa dibela dan disayang. Entah itu batu yang membuat kakinya tersandung, atau kursi yang membuat mereka jatuh atau apa pun itu.

Maka, jangan menyesal jika si anak itu tumbuh besar dengan pribadi yang gampang menyalahkan pihak lain/orang lain. Mereka tidak mau tahu diri, tidak mau tanggung jawab dan selalu mencari kambing hitam di setiap kesalahan dan ketidakberesan yang mereka temui dalam hidup mereka.
Cobalah menghibur mereka dengan kalimat alternative lain. Misal, dari kasus ‘si batu yang tak tahu diri itu, kita bisa ubah dengan kalimat menghibur, “Nggak kenapa-napa. Adik kakak kuat, adik kakak gagah. Kita beli eskrim yuuk. Udah, jangan nangis, nanti kakak beliin es krim.”

Dan si anak itu pun terdiam karena dijanjikan es krim. Bukan terdiam puas karena melihat si kakak memarahi batu sialan yang membuat dia terjatuh.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment