10 Jul 2020

Mengisi Kantong Berlubang

Seseorang yang melakukan amalan tanpa keikhlasan dan petunjuk Rasulullah saw bagaikan seorang pengembara yang mengisi kantong makanannya dengan pasir. Ia menjadi beban di perjalanan tetapi tidak memberikan manfaat. (al-Fawaid: 89)
 
Seringkali kita mengumpulkan harta-harta berharga kita di tas yang berlubang. Sehingga harta berharga berupa emas, permata dan semacamnya itu berjatuhan dari lubang itu. Kita tidak berusaha untuk menambalnya atau jika memungkinkan mengganti tasnya. 

Bagaimana mungkin kita tetap menyimpan harta berharga itu di tas yang rusak?

Kita memperbaiki wudhu, tapi di saat yang sama kita berlebihan dalam menggunakan air sehingga air terbuang percuma.

Kita bersedekah kepada orang yang dianggap layak untuk diberi sedekah, tapi kita merendahkannya atau menyakiti perasaannya.

Kita shalat malam, dan selalu mematuhi perintah Rabb kita, namun di saat yang sama kita memutuskan tali silaturahim.

Kita berpuasa di tengah matahari nan terik dengan kesabaran menahan lapar dan dahaga, tapi lisan kita tidak puasa dari melaknat dan mencela.

Kita menggunakan pakaian yang serba longgar dan berlapis. Kemudian menutupi kepala bahkan wajah dengan sempurna. Tapi di saat yang sama kita meremehkan orang lain yang belum seperti kita dan jauh dari sikap hormat terhadap sesama manusia.

Kita memuliakan tamu kita dengan hidangan yang luar biasa dan memberikan pelayanan, tapi ketika dia sudah keluar dari rumah, kita mengghibahi dan menyebut keburukannya.

Jangan kumpulkan kebaikan-kebaikan kita di sebuah kantong yang berlubang. Kita mengumpulkannya dengan susah payah, namun dengan mudahnya kebaikan kita berguguran karena perbuatan keliru nan nista yang kita lakukan tanpa sadar. Hingga akhirnya kebaikan-kebaikan yang kita lakukan lepas tanpa bekas. Hilang seperti buih yang diterpa ombak laut. Seperti debu yang dibawa angin. Habis tak tersisa. 

Di saat yang sama, kita tidak pernah tahu berapa banyak amal yang telah terkumpul. Bahkan kita sendiri tidak tahu apakah amal kita diterima di sisi-Nya atau ditolak?

Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua atas apa yang kita lakukan sepanjang hari kita. Anggaplah orang lain lebih baik dari diri kita sendiri,  agar kita selalu menghormati dan menghargainya dan agar kita selalu belajar lebih bersikap mulia kepada sesama.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment