Percayalah bahwa ketika kau menikah, kau akan menemukan
fakta-fakta baru yang membuatmu tercengang. Mungkin hatimu akan berseru, “Ya
Allah, ternyata menikah itu begini dan begitu ya.” Dan pada akhirnya kamu akan
tercengang ketika menemukan pasanganmu ‘yang sesungguhnya.’ Sungguh beruntung
jika kamu tercengang karena pasanganmu ternyata lebih baik dari yang kamu
bayangkan. Tapi bagaimana jika ternyata pasanganmu memiliki
kekurangan-kekurangan yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya?
Well, disinilah sang pangeran harus memahami bahwa si Cinderella
adalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. Mungkin si Cinderella suka
kentut atau apalah. Begitupun si Cinderella harus mengakui bahwa ternyata
pangerannya memiliki satu dua rahasia yang baru dia ketahui setelah menikah.
mungkin pangerannya ngorok ketika tidur, pelupa dan jorok.
Eh, ngomongin jorok, saya jadi teringat dengan kekagetan
yang saya alami di pekan pertama kehidupan rumah tangga saya. Jujur saja, gaya
hidup dan karakter saya dengan sang istri sangatlah berbeda, meski ada beberapa
kesamaan pada beberapa hal.
Misal,
Setelah sarapan atau makan malam, istri lebih suka langsung
mencuci piring kotor di wastafel, sementara saya memiliki kebiasaan menundanya
hingga esok pagi.
Saya terbiasa mencuci baju seminggu sekali (itu pun tidak
banyak-banyak amat), sementara istri mencuci baju hampir setiap hari. Saya biasa
memakai baju berkali-kali selama baju tersebut tak bau keringat. Sementara istri
terbiasa menggunakan baju sekali pakai, setelah itu dicuci.
Saya terbiasa menyimpan barang-barang dimana pun yang saya
inginkan, sementara istri biasa mengklasifikasikan barang sesuai dengan
tempatnya. Pokoknya istri saya tidak suka dengan kesemrawutan.
You see, saya yang semrawut harus berpasangan dengan seorang
istri yang perfectionis dalam kebersihan dan kerapihan. Meski ada yang
mengatakan bahwa adatnya para wanita adalah menjaga kerapihan dan lelaki
sebaliknya, tapi tetap saja saya merasa bahwa saya memiliki image yang buruk di
matanya.
Demi menjaga image sebagai suami yang selalu menjaga
kebersihan, tentunya saya harus mengikuti gaya dan prilaku istri di atas
(Semoga saja istri saya tidak membaca tulisan ini sehingga kedok saya
terbongkar. Hehe)
Pada intinya, setiap kita harus menerima kekurangan pasangan
kita dengan hati yang leghowo. Karena bagaimana pun juga mereka bukanlah
malaikat yang sempurna tanpa cela. Lalu bagaimana supaya kita bisa menerima
pasangan kita apa adanya?
Ingat kebaikannya
Rumus utama untuk selalu menghadirkan cinta di tengah segala
kekurangan dan keterbatasan pasangan kita adalah selalu mengingat kebaikannya. Mustahil
dia tidak memiliki kebaikan.
Jika kamu merasa marah karena satu hal, coba tarik napas
dalam-dalam dan kemudian pikirkan tentang kebaikan-kebaikan pasanganmu.
Kalau perlu, kamu bisa membuat dua buah tabel di selembar
kertas. Tabel bagian kanan untuk mencatat kebaikan-kebaikan pasangan anda. Sementara
table yang kiri untuk mencatat keburukan dan kekurangan pasangan anda. Sudah? Sekarang
bandingkanlah!
“Tapi kang, ternyata keburukan suami/istriku ternyata lebih
banyak dari yang saya duga!”
Selow! Setidaknya dia
masih memiliki kebaikan kan? Setidaknya table sebelah kanan masih terisi dan
tidak kosong sama sekali. Masih kosong? Itu namanya keterlaluan dan saya yakin
kamu tidak jujur tentang hal ini.
Jika memang pasanganmu memiliki kekurangan yang bejibun
sampai-sampai kamu membutuhkan lembar kedua untuk menulis di table kiri, kamu
harus memikirkan tiga hal berikut
Pertama, tujuan dari pernikahan itu sendiri adalah untuk
saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. Jika memang pasanganmu
banyak cela dan kekurangan, segera tambal dengan nasihat demi nasihat yang
berkesinambungan sehingga dia bisa memperbaiki kekurangannya.
Sebagai contoh, suamimu shalatnya bolong-bolong. Maka itu
tugasmu untuk meluruskan dia dan memastikan bahwa dia menjaga shalat wajib lima
waktu. Jangan pernah lelah untuk memberi nasihat karena setiap kalimat yang
keluar dari mulutmu adalah bernilai pahala.
Kedua, semakin banyak kekurangan pasanganmu, semakin terbuka
lebar ladang dakwah di hadapanmu. Ini adalah anugerah tidak langsung dari Allah
Subhanahu Wata'ala untuk memberikan kita kesempatan menambah pundi-pundi
pahala.
Ketiga, menyikapi pasangan yang memiliki kekurangan akan
melatihmu menjadi pribadi yang dewasa, penyabar dan setia. Sabarlah dengan
proses yang dijalani. Karena tidak ada yang instan, termasuk untuk mengubah
pasanganmu. Insya Allah.
Mungkin kamu Lelah
Terkadang kamu memiliki suasana hati yang riskan ketika
didera lelah. Kesalahan yang pada asalnya sepele dan remeh pun bisa kamu anggap
besar. Yang kamu butuhkan hanya rehat sejenak, mengambil napas dan kembali
berpikir secara normal.
Jujurlah Padanya
Kamu juga harus jujur mengungkapkan perasaan dan unek-unek
yang ada di kepalamu atau mintalah pasanganmu untuk mengoreksi kesalahanmu juga.
Ini yang selama ini selalu saya bilang kepada istri saya. “Dek, jika kamu
menemukan tingkah atau ucapan abang yang nggak bikin kamu senang, jujur saja. Abang
akan menerima dan mencoba memperbaikinya semampu abang.”
Nah, yang sudah punya pasangan semoga bisa mengamalkan, yang
belum punya pasangan halal semoga menjadi bekal.
Bogor, 8620
No comments:
Post a Comment