8 Jun 2020

Suamiku Jorok!

Percayalah bahwa ketika kau menikah, kau akan menemukan fakta-fakta baru yang membuatmu tercengang. Mungkin hatimu akan berseru, “Ya Allah, ternyata menikah itu begini dan begitu ya.” Dan pada akhirnya kamu akan tercengang ketika menemukan pasanganmu ‘yang sesungguhnya.’ Sungguh beruntung jika kamu tercengang karena pasanganmu ternyata lebih baik dari yang kamu bayangkan. Tapi bagaimana jika ternyata pasanganmu memiliki kekurangan-kekurangan yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya?
Well, disinilah sang pangeran harus memahami bahwa si Cinderella adalah manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. Mungkin si Cinderella suka kentut atau apalah. Begitupun si Cinderella harus mengakui bahwa ternyata pangerannya memiliki satu dua rahasia yang baru dia ketahui setelah menikah. mungkin pangerannya ngorok ketika tidur, pelupa dan jorok.
Eh, ngomongin jorok, saya jadi teringat dengan kekagetan yang saya alami di pekan pertama kehidupan rumah tangga saya. Jujur saja, gaya hidup dan karakter saya dengan sang istri sangatlah berbeda, meski ada beberapa kesamaan pada beberapa hal.
Misal,
Setelah sarapan atau makan malam, istri lebih suka langsung mencuci piring kotor di wastafel, sementara saya memiliki kebiasaan menundanya hingga esok pagi.
Saya terbiasa mencuci baju seminggu sekali (itu pun tidak banyak-banyak amat), sementara istri mencuci baju hampir setiap hari. Saya biasa memakai baju berkali-kali selama baju tersebut tak bau keringat. Sementara istri terbiasa menggunakan baju sekali pakai, setelah itu dicuci.
Saya terbiasa menyimpan barang-barang dimana pun yang saya inginkan, sementara istri biasa mengklasifikasikan barang sesuai dengan tempatnya. Pokoknya istri saya tidak suka dengan kesemrawutan.
You see, saya yang semrawut harus berpasangan dengan seorang istri yang perfectionis dalam kebersihan dan kerapihan. Meski ada yang mengatakan bahwa adatnya para wanita adalah menjaga kerapihan dan lelaki sebaliknya, tapi tetap saja saya merasa bahwa saya memiliki image yang buruk di matanya.
Demi menjaga image sebagai suami yang selalu menjaga kebersihan, tentunya saya harus mengikuti gaya dan prilaku istri di atas (Semoga saja istri saya tidak membaca tulisan ini sehingga kedok saya terbongkar. Hehe)
Pada intinya, setiap kita harus menerima kekurangan pasangan kita dengan hati yang leghowo. Karena bagaimana pun juga mereka bukanlah malaikat yang sempurna tanpa cela. Lalu bagaimana supaya kita bisa menerima pasangan kita apa adanya?
Ingat kebaikannya

Rumus utama untuk selalu menghadirkan cinta di tengah segala kekurangan dan keterbatasan pasangan kita adalah selalu mengingat kebaikannya. Mustahil dia tidak memiliki kebaikan.
Jika kamu merasa marah karena satu hal, coba tarik napas dalam-dalam dan kemudian pikirkan tentang kebaikan-kebaikan pasanganmu.
Kalau perlu, kamu bisa membuat dua buah tabel di selembar kertas. Tabel bagian kanan untuk mencatat kebaikan-kebaikan pasangan anda. Sementara table yang kiri untuk mencatat keburukan dan kekurangan pasangan anda. Sudah? Sekarang bandingkanlah!
“Tapi kang, ternyata keburukan suami/istriku ternyata lebih banyak dari yang saya duga!”
Selow!  Setidaknya dia masih memiliki kebaikan kan? Setidaknya table sebelah kanan masih terisi dan tidak kosong sama sekali. Masih kosong? Itu namanya keterlaluan dan saya yakin kamu tidak jujur tentang hal ini.
Jika memang pasanganmu memiliki kekurangan yang bejibun sampai-sampai kamu membutuhkan lembar kedua untuk menulis di table kiri, kamu harus memikirkan tiga hal berikut
Pertama, tujuan dari pernikahan itu sendiri adalah untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. Jika memang pasanganmu banyak cela dan kekurangan, segera tambal dengan nasihat demi nasihat yang berkesinambungan sehingga dia bisa memperbaiki kekurangannya.
Sebagai contoh, suamimu shalatnya bolong-bolong. Maka itu tugasmu untuk meluruskan dia dan memastikan bahwa dia menjaga shalat wajib lima waktu. Jangan pernah lelah untuk memberi nasihat karena setiap kalimat yang keluar dari mulutmu adalah bernilai pahala.
Kedua, semakin banyak kekurangan pasanganmu, semakin terbuka lebar ladang dakwah di hadapanmu. Ini adalah anugerah tidak langsung dari Allah Subhanahu Wata'ala untuk memberikan kita kesempatan menambah pundi-pundi pahala.
Ketiga, menyikapi pasangan yang memiliki kekurangan akan melatihmu menjadi pribadi yang dewasa, penyabar dan setia. Sabarlah dengan proses yang dijalani. Karena tidak ada yang instan, termasuk untuk mengubah pasanganmu.  Insya Allah.
Mungkin kamu Lelah
Terkadang kamu memiliki suasana hati yang riskan ketika didera lelah. Kesalahan yang pada asalnya sepele dan remeh pun bisa kamu anggap besar. Yang kamu butuhkan hanya rehat sejenak, mengambil napas dan kembali berpikir secara normal.
Jujurlah Padanya
Kamu juga harus jujur mengungkapkan perasaan dan unek-unek yang ada di kepalamu atau mintalah pasanganmu untuk mengoreksi kesalahanmu juga. Ini yang selama ini selalu saya bilang kepada istri saya. “Dek, jika kamu menemukan tingkah atau ucapan abang yang nggak bikin kamu senang, jujur saja. Abang akan menerima dan mencoba memperbaikinya semampu abang.”
Nah, yang sudah punya pasangan semoga bisa mengamalkan, yang belum punya pasangan halal semoga menjadi bekal.
Bogor, 8620
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment