11 Jun 2020

MENGINTIP HAPE SUAMI

Sulastri sudah menikah tiga bulan yang lalu. Boleh dibilang suaminya lelaki yang baik dan shalih, itu menurut pengakuan orang-orang terdekatnya. Akan tetapi Sulastri merasa was-was dan khawatir, jangan-jangan suaminya telah bermain api dengan wanita lain. Kekhawatirannya sangatlah beralasan mengingat ia seringkali melihat suaminya senyum-senyum sendiri sembari menyibukan diri dengan smartphonenya. Sementaranya tangannya sibuk mengetik di atas layar. Bagaimana pun juga, Sulastri merasa takut ada wanita lain yang singgah di hati suaminya.
Hingga lambat laun Sulastri penasaran dan ingin sekali mengintip hape suaminya. Di benaknya terbayang hal-hal yang mengerikan; dia melihat chat suaminya dengan wanita lain dengan obrolan yang mesra bahkan menjurus mesum. Hiiy…membayangkannya saja bikin Sulastri mual dan panas dingin.
Hingga pada akhirnya Sulastri punya kesempatan untuk memuluskan aksinya. Di suatu sore yang adem, suaminya meninggalkan hapenya di atas meja.
“Aku mau mandi dulu, gerah nih.” Seru suaminya sembari beranjak dari sofa, sementara tangan kanannya menaruh hape di atas meja kaca.
Setelah yakin bahwa suaminya telah masuk ke dalam kamar mandi, Sulastri langsung melancarkan aksi pansos. Sayang, hape suaminya dikunci sidik jari. Sulastri gigit jari. Dia tidak akan bisa mengakses hape suaminya.
Tapi ternyata Sulastri tidak habis akal.
Malam itu, Sulastri masih belum memejamkan matanya di saat suaminya sudah pulas mendengkur. Dengan pelan tapi pasti, tangan kanan Sulastri mengambil hape sang suami, sementara tangan kanannya mengangkat telapak tangan suaminya yang besar.
Sulastri berpikir dan mencoba mengingat-ngingat jari yang mana yang kira-kira menjadi sandi sidik jari. Dia coba ibu jari gagal, telunjuk gagal. Bahkan semua jari di tangan kanan suaminya tidak mampu membuka sidik jari sandi.
Ah, mungkin tangan kirinya!
Kali ini Sulastri meraih tangan kiri suaminya dan kembali mencoba. Pertama dengan jempol dan…berhasil!!
Sulastri hampir saja bersorak. Dia segera membuka aplikasi media sosial semacam facebook dan instagram. Tidak ada yang mencurigakan. Setelah itu dia mencoba membuka aplikasi perpesanan. Dan di saat itulah matanya terbelalak karena menemukan chat yang begitu akrab antara suaminya dengan nomor bernama Luna. Wajah perempuan yang cantik menghiasi profil whatsapp kontaknya.
Sulastri murka. Serta merta dia menghantam wajah suaminya yang pulas dengan bantal guling. “Dasar bajingan!!”
Suaminya gelagapan. “Ada apa?”
“Apa ini?”
“Lho, kok kamu bisa buka hapeku sih, say.”
“Siapa Luna?”
“Dia keponakanku!”
“Aku tidak mengenal keponakanmu yang bernama Luna.” Cecar Sulastri masih dengan muka penuh angkara murka.
“Luna itu anak buk Sum, anak ketujuh bapak yang nikah sama Pak Kosid. Mereka tinggal di batam. Bahkan saat nikahan kita pun mereka nggak dateng. Luna ini udah kayak adik sendiri bagiku, Las.”
Sulastri menghela napas panjang.
“Nggak percaya? Kalau nggak percaya, nih kamu bisa telpon ibu sama bapak dan tanyakan langsung sama mereka.”
“Iya, Sulastri percaya.” Akhirnya Sulastri luluh juga.
“Ngomong-ngomong, kok kamu bisa buka hape abang sih?” tanya suaminya dengan kerut di dahi.
“Ada deh. Aku periksa dulu ya. Siapa tahu menemukan pelakor nakal di telegram sama IMO.”
“Silakan, jeng ayu. Kamu sepertinya tidak tulus mempercayaiku.” Seloroh suaminya dan membiarkan sang istri mengotak-atik hapenya.
***

Bro and sis, sebenarnya tidak ada larangan bahwa kita tidak boleh melihat hape pasangan kita. Sebaliknya, tidak ada juga keharusan bahwa kita tidak boleh memiliki privasi secuil pun terhadap pasangan kita.
Hanya saja ada beberapa hal yang harus kita uraikan, sehingga segalanya menjadi lebih terang benderang
Pertama, hendaknya pasangan harus saling percaya satu sama lain. Dalam fragmen di atas penulis mencontohkan bagaimana Sulastri tidak memiliki kepercayaan kepada suaminya. Padahal, saling percaya adalah indikasi dari kesejatian cinta antara dua insan.
Kedua, hendaknya pasangan memahami bahwa diantara mereka memiliki privasi yang tidak bisa dilampui, termasuk hape pribadi. Barangkali di sana memuat file-file pekerjaan yang dikhawatirkan bisa hilang atau bocor jika tidak dikunci atau semisalnya.
Ketiga, hendaknya pasangan sesekali membiarkan pasangannya untuk membuka hapenya. Lagi-lagi ini soal saling percaya. Karena seringkali kecurigaan timbul karena suami/istri terkesan sangat protektif terhadap hapenya sampai-sampai pasangannya tidak boleh memegangnya sama sekali. Wajar jika sang suami/istri merasa curiga.
Nah, ada baiknya saya kutipkan sebuah fatwa yang saya comot dari laman republika berikut;
Menurut Penasihat Bidang Ilmu Pengetahuan Dar al-Ifta Mesir, Syekh Majdi Asyur, hukum memeriksa dan memata-matai HP bagi pasangan suami istri adalah haram dan dilarang agama.  Dia menjelaskan, memata-matai pasangan dengan memeriksa ponselnya adalah bentuk tajassus yang tidak diperbolehkan agama.
”Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS al-Hujurat [49]: 12).
Dia juga mengutip larangan mencari-cari kesalahan itu dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.   Aksi tersebut merupakan gerbang menuju kecurigaan dan keraguan di antara pasutri. Hal itu sudah hinggap berpotensi besar menyebabkan perceraian. 
Sebagai solusi, Syekh Majdi menyarankan pasutri (pasangan suami istri) saling menanam kepercayaan, buatlah pasangan nyaman dan tidak mudah berpaling.
Dalam konteks istri misalnya, berusahalah layani suami semaksimal mungkin. Demikian pula suami, hendaknya mampu memegang amanah dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. 
Dia menyebutkan, berapa banyak biduk rumah tangga karam akibat saling curiga-mencurigai dengan memeriksa ponsel pasangan masing-masing.   Di Arab Saudi misalnya, pemicu kasus perceraian didominasi kecurigaan yang muncul di antara kedua pasutri usai ‘membongkar’ isi ponsel pasangannya. 
Dia mengingatkan karakter setan itu akan menggoda melalui berbagai cara dan media yang memungkinkan, sesuai zamannya.  Dan media yang paling tepat pada era sekarang, antara lain adalah mematai HP pasangan.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment