7 Jun 2020

3 Alasan Kenapa Naskahmu Ditolak Penerbit


Menulis dan menerbitkan buku sendiri adalah impian banyak penulis, apalagi membuat buku hasil karyanya menjadi best-seller. Setiap orang membicarakan hasil karyanya, memuji setiap kata yang ditulisnya, hingga sang penulis menjadi semakin terkenal dan diundang ke berbagai acara televisi dan seminar. 

Itu harapanmu. Tapi tunggu…

Naskah yang sudah dengan repotnya ditulis selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, ternyata ditolak oleh penerbit. Ternyata hasil kerja kerasmu selama ini sia-sia karena kamu hanya membuat sesuatu yang pada akhirnya gagal. Rasanya sesak ketika menerima pemberitahuan bahwa naskah, yang sudah direvisi berkali-kali, lagi-lagi ditolak.

Ada begitu banyak faktor, alasan, dan penyebab kenapa naskah tidak diterima oleh penerbit. Saking banyaknya, penulis mudah dipusingkan dan galau dengan penolakan yang ia alami, dengan sebab dan alasan yang bahkan kurang jelas.

Namun dengan artikel ini, kamu tak lagi perlu kebingungan, ketika naskah yang sudah repot kamu tulis dan ketik selama berbulan-bulan, tidak diterima oleh penerbit — karena sedikit demi sedikit kamu tahu apa yang sebenarnya salah dari naskah buatanmu.

1 Naskah Buatanmu Terlalu Banyak Kesalahan Ketik (Typo)

Naskah dengan kesalahan ketik yang terlalu banyak kecil kemungkinannya diterima oleh penerbit. Ini adalah alasan yang umum, yang seharusnya dihindari oleh calon penulis yang ingin menerbitkan bukunya. Tapi kamu bisa menghindari kesalahan ketik dengan memakai spell checker di komputer.

2 Naskah Tidak Sesuai dengan Jenis Buku yang Diterbitkan oleh Penerbit

Tak semua penerbit menerbitkan jenis/niche buku yang sama. Tak semua penerbit juga terbuka untuk semua tema/topik. Setiap penerbit memiliki pola dan ciri khas menerbitkan buku dengan cara yang berbeda-beda. Makanya, memiliki sedikit pengetahuan tentang visi, misi, dan target pasar dari penerbit sama pentingnya dengan naskah yang dibuat.

Bukalah situs web penerbit buku tersebut, cari tahu buku apa saja yang diterbitkannya, dan bacalah buku-buku dari penerbit tersebut untuk menilai apakah naskah buku fiksi yang akan kita kirimkan memiliki visi dan misi yang sejalan. Biasanya kita bisa menemukan syarat dan ketentuan pengiriman naskah dalam situs web tiap penerbit buku.

Jadi, sebelum kamu mengirimkan naskahmu, baca dulu syarat pengiriman naskahnya, ya. Perhatikan juga apakah tema yang kamu garap cukup marketable dan bermanfaat untuk pembaca atau tidak.

3 Naskah Terlalu Umum, Sama seperti Banyak Buku Lain yang Sudah Diterbitkan

Penerbit tentu tak mau menerbitkan buku yang isi kontennya biasa-biasa saja, yang sudah dibahas oleh kebanyakan buku yang diterbitkan di sana. Apalagi jika naskah yang dikirim adalah naskah yang ketinggalan zaman, naskah yang tak membawa hal-hal baru di dalamnya.

Pastikan dulu naskah yang kamu tulis memiliki kesan berbeda dari buku kebanyakan. Tambahkan unsur-unsur hal baru di dalamnya, yang sebelumnya tak tertulis di buku-buku yang saat ini diterbitkan. Bahaslah sesuatu dengan cara yang baru, yang belum pernah dilakukan oleh penulis-penulis lainnya.

(Point Tambahan; Kenapa Naskah Fiksimu Tidak Diterima Penerbit?

4. Karakter tokoh kurang kuat

Kalau naskahmu adalah naskah buku fiksi, maka kamu harus memberi perhatian khusus pada pengembangan karakter tokohnya.

Karakter tokoh yang kuat akan membuat cerita menjadi hidup. Gambarkan karakter-karakter tokoh melalui perilakunya, sikap sang tokoh, dan penilaian dari tokoh lain, atau melalui hal-hal tersirat lainnya.

Karakter tokoh yang kurang kuat ini merupakan salah satu alasan kenapa sebuah naskah tidak dapat diterbitkan.

5. Emosi tidak sampai kepada pembaca

Ketika kita membaca sebuah novel atau cerpen, kemudian kita dapat ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh para tokohnya, bahkan sampai ikut menitikkan air mata, atau kita tersenyum-senyum ketika ada sesuatu yang manis dialami oleh sang tokoh, berarti penulis cerita tersebut telah berhasil menyampaikan emosi ceritanya kepada pembaca.

Namun sebaliknya, jika editor penerbit buku tidak merasakan apa-apa saat membaca sebuah naskah buku fiksi, maka bisa dipastikan naskah tersebut akan ditolak.

6. Terlalu banyak adegan yang tidak mendukung cerita

Meskipun sebuah novel memiliki ruang bercerita hingga beratus-ratus halaman, namun penulis sebaiknya hanya memasukkan adegan-adegan penting yang mendukung jalannya cerita.
Hindari menuliskan dialog-dialog basa-basi yang hanya akan memperlambat alur cerita. Novel seperti itu akan membuat pembaca merasa bosan dan enggan melanjutkan membaca ke halaman selanjutnya.

7. Terlalu banyak menjelaskan

Kekuatan sebuah cerita adalah menunjukkan, bukan menjelaskan (showing, not telling).
Jika penulis hanya menceritakan secara detail apa yang dilakukan oleh tokoh, bagaimana karakternya, emosi apa yang dialaminya, dan bukan apa yang terjadi atau dialami si tokoh, maka naskahnya kemungkinan besar akan ditolak. Berikan deskripsi secukupnya, dan usahakanlah untuk tetap membangun kedekatan emosi antara teks dan pembaca.

8. Logika cerita lemah

Logika cerita yang kuat akan membuat cerita dalam naskah buku fiksi kamu semakin hidup.
Untuk itu dibutuhkan riset yang mendalam agar logika cerita kuat. Namun sebaliknya, jika penulis kurang melakukan riset dan eksplorasi pada tema ceritanya, maka logika ceritanya akan tampak lemah. Terkadang malah ada satu bagian cerita yang bertolak belakang dengan bagian lainnya.

9. Mengandung unsur SARA dan pornografi

Dalam menulis naskah buku fiksi, bisa jadi secara langsung maupun tidak, pandangan pribadi penulis berdasarkan pengalaman dan wawasannya akan ikut masuk ke dalam cerita.

Kita harus ekstra hati-hati untuk memasukkan pandangan pribadi ini, Dear. Terutama jika itu berkaitan dengan SARA. Redaksi Stiletto Book akan menolak naskah buku fiksi yang mengandung unsur SARA dan pornografi.

Nah, itulah beberapa alasan kenapa naskah buku fiksi yang kamu kirimkan ditolak oleh penerbit buku mayor.

Naskahmu bisa saja mengandung satu poin, atau bahkan seluruh poin di atas. Sekarang, apakah kamu sudah tahu kira-kira kenapa penerbit menolak naskahmu? Kalau kamu sudah tahu apa kekurangan naskahmu, yuk, belajar lagi dan memperbaikinya!

Lalu, jangan berhenti mencoba untuk mengirimkan naskahmu ke penerbit lain.



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment