19 Jun 2020

KETIKA POLIGAMI DIJADIKAN BISNIS, TIDAK ETIS!



SAYA kadang suka bertanya-tanya di pojok ruangan, apa sih motivasi mereka mengadakan seminar poligami? Apakah dengan seminar tersebut mereka mengajak para lelaki untuk mengamalkan poligami karena poligami adalah sunnah Nabi?

Tapi, tunggu dulu, tanda tanya di kepala saya semakin membuncah ketika saya melihat nominal harga seminar yang harus dibayar. What? Hampir 4 juta! Bukan, bukan berarti saya kecewa karena nggak punya uang buat ikut seminar. Saya hanya kepikiran, lebih baik uang itu disumbangkan untuk para jomblo yang bokek dan kebelet nikah. Eheheh.

Sebelum timbul prasangka yang bukan-bukan kepada saya, saya ingin tegaskan bahwa saya tidak anti poligami. Jika kamu nggak percaya, maka saya akan jujur mengatakan bahwa aku sering kok nulis cerpen-cerpen tema poligami dengan alur yang romantic. Bahkan saya suka cerita poligami fachri di novel Ayat-Ayat cinta. Bahkan saya paling murka kalau ada orang nyinyirin poligami dengan memberikan label yang buruk kepada para pelakunya. Seakan-akan, lelaki yang berpoligami itu mata keranjang, tidak bertanggung jawab, tidak berperasaan dan tuduhan-tuduhan lainnya.

Padahal, bapak saya yang punya dua istri aman-aman saja. Ibu saya dan istri pertama bapak adem ayem saja. Kami hidup bahagia. Dan hal ini juga menjadi sebuah pemahaman bersama di keluarga kami. Kakak perempuan saya dari beda ibu pernah menawari suaminya untuk menikah lagi, hanya saja kakak ipar saya nggak minat poligami.

Tapi…poligami diseminarkan? ITU TERKESAN LEBAY DAN BERLEBIH-LEBIHAN

Seakan-akan urusan poligami ini memiliki kedudukan paling tinggi dibanding amalan-amalan lainnya. Kalo seminar bagaimana cara bisa shalat tahajud secara continue, bagaimana supaya bisa sedekah tiap hari, misalnya, itu baru luar biasa. Tapi seminar biar para lelaki termotivasi buat poligami dengan iming-iming yang bombastis, plus registrasi jutaan rupiah? Wow, itu sih menjadikan syariat poligami sebagai ajang bisnis buat mengeruk pundi-pundi uang. Semoga saja ini hanya kecurigaan saya.

Kita harus sadar bahwa pernikahan dalam Islam merupakan ikatan yang sakral dan sarat dengan tujuan mulia, bukan sekadar pemenuhan kebutuhan biologis. Pernikahan merupakan media untuk membangun ikatan suci antara dua orang berlawanan jenis dengan tujuan hidup bahagia dan diridhoi Allah. Pernikahan ini harusnya dilandasi nilai-nilai ibadah. Kesiapan mental dan kematangan emosional diperlukan oleh kedua pihak.

Khawatirnya, setelah ikut seminar, mereka kemudian terburu-buru untuk mengamalkan poligami tanpa pernah bisa berpikir matang-matang. Apalagi jika hanya untuk coba-coba untuk menguji teori di seminar. Wah!
Islam memang tidak melarang poligami. Namun, promosi yang dilakukan berpotensi membuat masyarakat menilai Islam secara keliru.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment