SAYA kadang suka bertanya-tanya di
pojok ruangan, apa sih motivasi mereka mengadakan seminar poligami? Apakah
dengan seminar tersebut mereka mengajak para lelaki untuk mengamalkan poligami
karena poligami adalah sunnah Nabi?
Tapi, tunggu dulu, tanda tanya di
kepala saya semakin membuncah ketika saya melihat nominal harga seminar yang
harus dibayar. What? Hampir 4 juta! Bukan, bukan berarti saya kecewa karena
nggak punya uang buat ikut seminar. Saya hanya kepikiran, lebih baik uang itu
disumbangkan untuk para jomblo yang bokek dan kebelet nikah. Eheheh.
Sebelum timbul prasangka yang
bukan-bukan kepada saya, saya ingin tegaskan bahwa saya tidak anti poligami.
Jika kamu nggak percaya, maka saya akan jujur mengatakan bahwa aku sering kok
nulis cerpen-cerpen tema poligami dengan alur yang romantic. Bahkan saya suka
cerita poligami fachri di novel Ayat-Ayat cinta. Bahkan saya paling murka kalau
ada orang nyinyirin poligami dengan memberikan label yang buruk kepada para
pelakunya. Seakan-akan, lelaki yang berpoligami itu mata keranjang, tidak
bertanggung jawab, tidak berperasaan dan tuduhan-tuduhan lainnya.
Padahal, bapak saya yang punya dua
istri aman-aman saja. Ibu saya dan istri pertama bapak adem ayem saja. Kami
hidup bahagia. Dan hal ini juga menjadi sebuah pemahaman bersama di keluarga
kami. Kakak perempuan saya dari beda ibu pernah menawari suaminya untuk menikah
lagi, hanya saja kakak ipar saya nggak minat poligami.
Tapi…poligami diseminarkan? ITU
TERKESAN LEBAY DAN BERLEBIH-LEBIHAN
Seakan-akan urusan poligami ini
memiliki kedudukan paling tinggi dibanding amalan-amalan lainnya. Kalo seminar
bagaimana cara bisa shalat tahajud secara continue, bagaimana supaya bisa
sedekah tiap hari, misalnya, itu baru luar biasa. Tapi seminar biar para lelaki
termotivasi buat poligami dengan iming-iming yang bombastis, plus registrasi
jutaan rupiah? Wow, itu sih menjadikan syariat poligami sebagai ajang bisnis
buat mengeruk pundi-pundi uang. Semoga saja ini hanya kecurigaan saya.
Kita harus sadar bahwa pernikahan
dalam Islam merupakan ikatan yang sakral dan sarat dengan tujuan mulia, bukan
sekadar pemenuhan kebutuhan biologis. Pernikahan merupakan media untuk
membangun ikatan suci antara dua orang berlawanan jenis dengan tujuan hidup
bahagia dan diridhoi Allah. Pernikahan ini harusnya dilandasi nilai-nilai
ibadah. Kesiapan mental dan kematangan emosional diperlukan oleh kedua pihak.
Khawatirnya, setelah ikut seminar,
mereka kemudian terburu-buru untuk mengamalkan poligami tanpa pernah bisa
berpikir matang-matang. Apalagi jika hanya untuk coba-coba untuk menguji teori
di seminar. Wah!
Islam memang tidak melarang poligami.
Namun, promosi yang dilakukan berpotensi membuat masyarakat menilai Islam
secara keliru.
No comments:
Post a Comment