19 Jun 2020

CyberLove: Jangan Percaya Sama Lelaki Pakistan

Jadi, ceritanya ada seorang akhwat yang minta sama saya buat nyomblangin dia dengan lelaki Pakistan kenalannya yang konon katanya sering nelpon dan message dia, sementara dia terkendala bahasa. Ya sudah, karena saya orangnya baik (ehm)  saya pun menyanggupi. Si akhwat memberikan nomor kontak si lelaki dan mereka katanya siap buat taaruf. Kami bikin grup taaruf, yang isinya hanya kami bertiga untuk bertukar biodata si calon dan bertanya seputar identitas masing-masing.
Saya juga melarang mereka berkomunikasi secara pribadi kecuali di grup yang telah saya buat untuk kami bertiga.
Awal-awalnya si doski melambungkan harapan sama si akhwat. Janji mau datang ke Indonesia dan nikahin si akhwat. Eh, tapi day by day, dia tiba-tiba kayak ogah-ogahan dan melempem ketika ditanya kapan tanggal kepastiannya dia akan datang ke Indonesia. Bahkan semakin hari, si doski makin tak berminat untuk berbicara di grup. Alih-alih dia justru menelpon si akhwat secara pribadi. Karena merasa cape, si akhwat pun memutuskan untuk menyudahi proses dan saya pun hanya bilang, ‘wasallam’ semoga mendapat calon yang lebih baik dari dia.
“Cari aja yang lokal, biar nggak ribet.” Begitu pesan terakhir saya. Jika pun ada yang serius, juga harus dipikir matang-matang.
Memang ribet sih kalo berjodoh dengan orang beda negara gaess. Kamu harus urus ini itu dan segala tetek bengeknya dari mulai visa dan passport dan surat nikah. Lagian yakin mau ikut suami? Yakin nggak ada culture shock?
Pun di kesempatan yang lain ada satu dua teman Pakistani yang minta sama saya untuk mencarikan perempuan Indonesia buat mereka. Tapi ketika saya cecar, mereka cuman ngoceh kayak beo, “sure, I will come to Indonesia” sambil mesem. Kentara hanya untuk main-main.
Saya juga pernah denger curhatan seorang perempuan indo di blog, tentang pengalamannya menjadi korban cyberlove dengan lelaki Pakistani. Si lelaki bilang hari itu mau datang ke Indonesia dan suruh jemput di bandara Soekarno-Hatta. Si gadis yang asal malang ini, bela-belain datang ke Jkt buat jemput pujaan hatinya. Tapi ketika sudah tiba di lokasi, berkali-kali dia chat dan telpon, kontak si doski tak lagi aktif. Menunggu berjam-jam hingga bokong berakar sambil melototin hape moga-moga di pujaan menelpon atau paling dramatis datang tiba-tiba sebagai surprise. Nggak ada! Ngenes kan.
Pesan moralnya, Jangan pernah percaya pada lelaki yang mengumbar gombalan di media sosial dan melambungkanmu setinggi-tingginya dengan segudang janji. Rata-rata lelaki yang berkeliaran di media sosial itu hanyalah lelaki buaya yang mencari mangsa.  Lebih parah lagi jika kamu ngeladenin mereka dan melakukan hal-hal yang tabu.
Btw, postingan ini juga bukan bermaksud menjudge bahwa lelaki Pakistan kurang ajar semua ya. Orang baik dan buruk itu dimana-mana ada. Termasuk di negeri +62.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment