Masih banyak
diantara kita yang menganggap bahwa kesalehan bisa menghilangkan rasa sedih dan
rasa sakit. Yang benar adalah kesalihan dan ketakwaan bisa mengobati hati yang
pedih dan menenangkan jiwa yang merana.
Karena kesalahpahaman
itulah betapa banyak orang yang kecewa. Saya merasa sudah cukup shalih. Shalat wajib
tidak pernah terlewat. Bahkan ditambah dengan shalat nafilah lainnya. tapi
kenapa ujian itu tidak pernah hilang?
Apakah kamu
pikir Rasulullah saw kurang bertakwa? Sementara beliau mengalami ujian yang
bertubi-tubi dalam hidupnya. Diusir, dilempar kerikil dan kotoran unta, dicaci
maki dan semacamnya.
Hanya saja,
dengan ketakwaan, semua ujian itu akan terasa ringan. Bukan ujiannya yang
hilang, tapi imunitas jiwa kita yang siap menghadapi ujian dengan ketakwaan.
Kemudian yang
lainya berkata, “Kenapa saya masih tetap miskin. Padahal saya sudah sedekah
jor-joran. See, niat sedekahnya karena ingin kaya raya. Memang, ada hadits yang
mengatakan bahwa sedekah bisa mendatangkan rezeki dan tidak akan membuatmu
miskin. Tapi ingat, bahwa bukan berarti sedekah yang kamu ‘niatkan’ untuk
memancing kekayaan bisa membuatmu puas dengan dunia. Rasulullah saw gemar
bersedekah, tapi beliau tetap hidup sederhana.
Pahamilah bahwa
ketika kau menderita dan sakit karena ujian yang datang, bukan berarti kamu
kurang iman dan kurang bersyukur. Ujian itu akan selalu ada. Yang harus kamu
lakukan adalah tidak berhenti beramal dan bertawakal.
Ujian itu
datang bukan berarti kamu kurang religius. Bukan pula karena Allah murka
kepadamu. Karena justru semakin Allah semakin cinta kepadamu, maka Dia akan
mengirimkan banyak ujian untuk membuktikan kemurnian cinta-Mu.
Rasulullah
saw bersabda bahwa ketika Alah menghendaki kebaikan kepada kita, maka Dia akan
memberikan cobaan/ujian.
Hal inilah
yang terjadi pada Ibrahim. Allah ingin menyucikan hati Ibrahim dari cinta semu
yang melenakan. Allah tahu bahwa ada cinta yang besar kepada Ismail di hati
Ibrahim. Untuk menguji kemurnian cinta Ibrahim, Allah meminta Ibrahim untuk
mengorbankan putranya. Dan pada akhirnya Ibrahim lulus dari ujian tersebut. Dan
lebih dari itu, Ibrahim telah membuktikan sekaligus mengajarkan kepada kita
bahwa cinta sejati kita hanyalah untuk Allah. Dia tidak membunuh ismail, tapi
dia membunuh rasa keterikatan hatinya dengan sang putra. Ibrahim berhasil
menghilangkan cinta-cinta lain yang akan menyaingi cintanya kepada Allah.
Pahamilah bahwa
emas pun harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menyertainya. Pahamilah bahwa
mutiara harus dibersihkan dari pasir-pasir dengan hawa panas. Pahamilah bahwa
tembikar yang berkualitas harus dibakar hingga terbentuk sempurna. Begitupun iman
kita. Iman akan terbentuk sempurna dengan tungku ujian yang panas dan
menyakitkan.
Pahamilah bahwa
setiap orang memiliki ujian yang berbeda satu sama lain. Dan pahamilah bahwa
setiap ujian akan terasa ringan dan mudah selama kita menggantungkan hidup kita
hanya kepada Allah semata.
No comments:
Post a Comment