31 May 2020

HONOUR KILLING, TRADISI PATRIARKI YANG MENDZALIMI PEREMPUAN



Baru-baru ini dunia digegerkan dengan berita pembunuhan seorang gadis 14 tahun yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Gadis bernama Romina ashrafi itu dibunuh oleh sang ayah karena si gadis lari bersama kekasihnya yang berusia 34 tahun. Sang ayah menyerahkan diri ke polisi setelah menggorok leher anaknya hingga tewas ketika tidur. Sang ayah sendiri hanya dihukum 10 tahun penjara.
Di Palestina, setahun yang lalu, terjadi pembunuhan terhadap seorang gadis 24 tahun hanya karena si gadis mengupload foto dirinya bersama sang tunangan di instagram. Pembunuhnya sendiri adalah paman dan kakak lelakinya.
Di Pakistan, seorang gadis berusia 26 tahun dibunuh karena tidak mau menikah dengan lelaki pilihan keluarganya yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Gadis itu kawin lari dengan lelaki pilihannya. Beberapa bulan kemudian keluarga membujuk si gadis untuk kembali dan meyakinkannya bahwa mereka akan menerimanya kembali. Tapi naas, di perjalanan, si gadis yang tengah mengandung itu dibunuh dengan cara keji di ladang gandum oleh ayah, kakak dan sepupu yang dia tolak cintanya.
Setidaknya ada 700 perempuan yang terbunuh atas nama honor killing (pembunuhan atas nama kehormatan) di tahun 2017. Itu baru di Pakistan. (DW.com)
Lalu apa itu honor killing?
Pembunuhan demi kehormatan, paling sering, pembunuhan seorang wanita atau gadis oleh anggota keluarga pria. Para pembunuh membenarkan tindakan mereka dengan mengklaim bahwa korban telah membawa aib atas nama keluarga, suku atau prestise.
Para korban pembunuhan demi kehormatan biasanya dituduh terlibat dalam tindakan “tidak bermoral”, mulai dari bercakap-cakap secara terbuka dengan laki-laki hingga berhubungan seks di luar pernikahan (bahkan meskipun mereka adalah korban perkosaan atau kekerasan seksual). Namun, seorang wanita dapat menjadi sasaran pembunuhan karena berbagai alasan lain, termasuk menolak untuk melakukan pernikahan yang diatur atau menggugat cerai kepada suaminya yang dinilai kejam.
PBB memperkirakan bahwa sebanyak 5.000 wanita terbunuh setiap tahun karena alasan kehormatan. Kejahatan ini terjadi di seluruh dunia dan tidak terbatas pada satu agama atau keyakinan tertentu. Namun, secara signifikan dan konsisten terjadi di berbagai bagian Timur Tengah dan Asia Selatan, dengan hampir setengah dari semua pembunuhan demi kehormatan terjadi di India dan Pakistan.
Saya berpikir bahwa memang kesalahan besar jika wanita melakukan tindakan amoral. Akan tetapi lebih amoral lagi bagi pelaku pembunuhan itu sendiri. Apalagi jika hal tersebut terjadi hanya dari sudut pandang lelaki dan tuduhan tanpa berdasar. Lebih-lebih yang menjadi korban selalu perempuan, sementara si lelaki bebas lenggang kangkung.
Jika ada yang mengatakan bahwa honor killing adalah norma islam, maka dia SALAH BESAR. Islam membebaskan para wanita untuk memilih pasangan hidupnya, dan para orang tua tidak bisa memaksakan kehendaknya. Tapi nyatanya ada perempuan yang dibunuh karena menolak dinikahkan dengan lelaki yang dipilih keluarganya. Islam memberi kebebasan gugat cerai jika wanita merasa suaminya bertindak kejam, tapi nyatanya ada wanita yang dibunuh karena meminta cerai. Islam mengharuskan hukuman cambuk bagi pezina ghair muhsan, tapi nyatanya ada wanita yang dibunuh secara keji karena berzina, meski hanya baru tuduhan. Sementara pezina lelaki bebas berkeliaran. Lebih miris lagi, pelaku pembunuhan adalah keluarganya sendiri.



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment