Baru-baru ini dunia digegerkan dengan berita pembunuhan seorang
gadis 14 tahun yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Gadis bernama Romina
ashrafi itu dibunuh oleh sang ayah karena si gadis lari bersama kekasihnya yang
berusia 34 tahun. Sang ayah menyerahkan diri ke polisi setelah menggorok leher
anaknya hingga tewas ketika tidur. Sang ayah sendiri hanya dihukum 10 tahun
penjara.
Di Palestina, setahun yang lalu, terjadi pembunuhan terhadap
seorang gadis 24 tahun hanya karena si gadis mengupload foto dirinya bersama
sang tunangan di instagram. Pembunuhnya sendiri adalah paman dan kakak
lelakinya.
Di Pakistan, seorang gadis berusia 26 tahun dibunuh karena
tidak mau menikah dengan lelaki pilihan keluarganya yang tak lain adalah
sepupunya sendiri. Gadis itu kawin lari dengan lelaki pilihannya. Beberapa bulan
kemudian keluarga membujuk si gadis untuk kembali dan meyakinkannya bahwa
mereka akan menerimanya kembali. Tapi naas, di perjalanan, si gadis yang tengah
mengandung itu dibunuh dengan cara keji di ladang gandum oleh ayah, kakak dan
sepupu yang dia tolak cintanya.
Setidaknya ada 700 perempuan yang terbunuh atas nama honor
killing (pembunuhan atas nama kehormatan) di tahun 2017. Itu baru di Pakistan.
(DW.com)
Lalu apa itu honor killing?
Pembunuhan demi kehormatan, paling sering, pembunuhan
seorang wanita atau gadis oleh anggota keluarga pria. Para pembunuh membenarkan
tindakan mereka dengan mengklaim bahwa korban telah membawa aib atas nama
keluarga, suku atau prestise.
Para korban pembunuhan demi kehormatan biasanya dituduh
terlibat dalam tindakan “tidak bermoral”, mulai dari bercakap-cakap secara
terbuka dengan laki-laki hingga berhubungan seks di luar pernikahan (bahkan
meskipun mereka adalah korban perkosaan atau kekerasan seksual). Namun, seorang
wanita dapat menjadi sasaran pembunuhan karena berbagai alasan lain, termasuk
menolak untuk melakukan pernikahan yang diatur atau menggugat cerai kepada
suaminya yang dinilai kejam.
PBB memperkirakan bahwa sebanyak 5.000 wanita terbunuh
setiap tahun karena alasan kehormatan. Kejahatan ini terjadi di seluruh dunia
dan tidak terbatas pada satu agama atau keyakinan tertentu. Namun, secara signifikan
dan konsisten terjadi di berbagai bagian Timur Tengah dan Asia Selatan, dengan
hampir setengah dari semua pembunuhan demi kehormatan terjadi di India dan
Pakistan.
Saya berpikir bahwa memang kesalahan besar jika wanita
melakukan tindakan amoral. Akan tetapi lebih amoral lagi bagi pelaku pembunuhan
itu sendiri. Apalagi jika hal tersebut terjadi hanya dari sudut pandang lelaki
dan tuduhan tanpa berdasar. Lebih-lebih yang menjadi korban selalu perempuan,
sementara si lelaki bebas lenggang kangkung.
Jika ada yang mengatakan bahwa honor killing adalah norma
islam, maka dia SALAH BESAR. Islam membebaskan para wanita untuk memilih
pasangan hidupnya, dan para orang tua tidak bisa memaksakan kehendaknya. Tapi nyatanya
ada perempuan yang dibunuh karena menolak dinikahkan dengan lelaki yang dipilih
keluarganya. Islam memberi kebebasan gugat cerai jika wanita merasa suaminya
bertindak kejam, tapi nyatanya ada wanita yang dibunuh karena meminta cerai. Islam
mengharuskan hukuman cambuk bagi pezina ghair muhsan, tapi nyatanya ada wanita
yang dibunuh secara keji karena berzina, meski hanya baru tuduhan. Sementara pezina
lelaki bebas berkeliaran. Lebih miris lagi, pelaku pembunuhan adalah
keluarganya sendiri.
No comments:
Post a Comment