Tentunya
kita sudah sering membaca ayat ini,
…Mereka
(para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami), dan kalian adalah pakaian
bagi mereka…(Q.S al-Baqoroh ayat 187)
Ada beberapa
makna tersirat dari kiasan ‘pakaian’ yang dilekatkan kepada suami/istri;
Pertama,
pakaian itu menutupi. Maka pasanganmu adalah partner yang memiliki pengetahuan
tentang kelebihan serta aib dan kekurangan yang ada padamu. Maka dia akan
selalu menutupi aib-aibmu dan tidak pernah mengumbarnya kepada orang lain.
Kedua,
pakaian membuatmu indah. Maka pasanganmu membuat kamu terlihat indah. Dia akan
selalu memujimu dan selalu mengoreksi kesalahan-kesalahanmu. Pasanganmu tidak
akan rela kamu berbuat salah sehingga tidak pernah absen dalam mengingatkan.
Ketiga,
pakaian membuatmu hangat dan terlindungi dari hawa dingin. Pasangan membuatmu
nyaman dan tentram. Hatimu condong kepadanya dan mata dan kemaluanmu terjaga
dari hal-hal yang haram.
Keempat, terkadang
ada pakaian yang kurang pas di badan. Mungkin sedikit kedodoran atau
kesempitan. Pasangan memiliki kekurangan dan kelebihan. Disanalah kita dituntut
untuk selalu sabar dan qonaah dengan kekurangan yang ada pada pasangan kita.
====
ANTARA ISTRI
DAN IBU
SATU rahasia
besar yang harus diketahui oleh para istri adalah bahwa para suami terkadang
membandingkan istrinya dengan ibu mereka. Well, mungkin nggak semuanya begitu. Tapi
kalau mau jujur, saya sendiri kadang begitu.
Wanita yang
menjadi cinta pertama saya adalah ibu. Ibulah yang selalu perhatian dan
menanyakan kabar ketika jauh dari sang anak. Ibulah yang selalu khawatir dengan
anaknya, tanpa pernah mengenal umur.
Karena sudah
terbiasa mendapatkan perhatian dari sang ibu, ketika menikah, seorang suami
akan mengharapkan perhatian yang sama dari istrinya.
Ketika menikah,
seorang istri akan mengambil peran ibu dari para suami. Saat istri menggantikan
peran ibu, saat itu juga lelaki benar-benar akan merasa nyaman dengan
pernikahannya. Mungkin, ini tersebab karena lelaki diam-diam senang dimanja
oleh ibunya.
Sama sebagaimana
sikap kita kepada ibu, hendaknya sikap yang sama kita tunjukan kepada istri.
pernahkah kita berani membentak ibu kita? Pernahkah kita berani menyakiti ibu
kita?
No comments:
Post a Comment