SELAMA ini ada pandangan miring yang muncul bahwa
seakan-akan lelaki yang beristri lebih dari satu adalah lelaki yang menjijikan,
mata keranjang, tidak bertanggung jawab dan tidak berperasaan. Hati kecil saya
jelas merasa risih ketika mendengar atau membaca tuduhan tersebut. Apalagi jika
tuduhan tersebut datang hanya karena perasaan emosional seorang wanita yang
pada dasarnya tidak suka dipoligami. Lebih-lebih tuduhan menghakimi itu muncul
karena ulah beberapa oknum lelaki yang kebetulan poligami dan punya laku kurang
ajar.
Saya bukan seorang lelaki yang pro-poligami. Andai saya pro
poligami, tentu saya akan menyarankan orang-orang untuk beristri banyak. Jika saya
pro-poligami, tentu saya punya niat nambah istri. Tidak, saya tidak punya
pikiran kesana. Lha iya, istri satu aja belum pernah abis nih. Bahkan saya
merasa tidak suka dan jijik sama mereka yang dengan pedenya gembar-gembor bahwa
lelaki yang paling baik itu adalah lelaki yang poligami. Bahkan sampai ada
seminar poligami dengan biaya register jutaan. Yaelah, daripada duit terbuang
buat ikut seminar poligami, mending duitnya dibagikan ke fakir miskin. Akan tetapi kegusaran saya bukan terletak pada
poligaminya, tapi pada imbauan yang menarasikan bahwa poligami jadi
satu-satunya solusi untuk jadi seorang muslim yang sempurna.
Saya hanya merasa kita perlu menempatkan sesuatu secara
seimbang, adil dan tidak berpikir dengan terburu-buru, apalagi emosional. Termasuk
dalam urusan poligami ini. Saya hanya tidak suka sama mereka yang memukul rata
bahwa semua pelaku poligami itu jahat dan buruk. Kenapa saya berpikir seperti
ini? Karena saya melihat fakta di lapangan tidak ada konotasi antara poligami
dan lelaki kurang ajar. Ayah saya sebagai buktinya. Beliau memiliki dua istri,
rumah istri pertama dan kedua (ibu saya) berdekatan. kami hidup rukun dan adem
ayem. Sementara orang-orang di luar sana (yang tidak tahu kehidupan kami)
begitu sibuk mengurusi rumah tangga keluarga kami.
Bahkan saya berani mengatakan bahwa untuk beberapa kasus,
praktik poligami ini diperlukan. Misal, jika istri tidak bisa punya anak alias
mandul, apa salahnya si suami menikah lagi karena harapan ingin punya keturunan
(anak kandung). Atau, istri sudah menopause sementara hasrat seksual suami
masih menggebu, apa salahnya dia menikah lagi demi menjaga kehormatannya.
“Lho, kalau gitu dia nikah buat seks dong.”
Lha, iya emang itu salah satu tujuan dari menikah, nona. Hehe.
Asalkan si istri tidak dilentarkan dan diberi nafkah lahir batin.
Anehnya, kenapa selalu pelaku poligami dari kalangan
ustadz-ustadz yang selalu disorot. Sementara mereka tidak pernah
mempermasalahkan soekarno yang juga konon berpoligami dan memiliki istri lebih
dari dua. Lagian, kenapa pula kau tidak ribut-ribut soal lelaki mata keranjang
yang ketahuan doyan jajan. Kenapa pula kalian tidak sinis terhadap
perempuan-perempuan pengkhianat suami yang selingkuh dengan pria lain?
Kalau poligami itu syariat islam, apakah tidak suka dengan
poligami dihukumi kafir?
Nah, disini kebanyakan dari kita masih kurang paham
Di sini kita harus membedakan antara "benci syariat
poligami" dengan "benci poligami."
Benci syariat poligami yaitu benci terhadap syariat ini dan
menganggap bahwa poligami tidak sesuai dengan kemaslahatan manusia serta
mendatangkan kerusakan. Benci ini HARAM dan bisa mengantarkan pada kekufuran.
Sementara 'benci poligami' yaitu benci yang merupakan naluri
wanita karena cemburu. Bahkan ada istri Rasulullah saw yang cemburu terhadap
istri lainnya. Poligami terkadang
menimbulkan rasa berat bagi wanita, maka ini suatu hal yang wajar. Hanya saja
jangan sampai benci naluri ini mengarahkan pada benci syariat poligami.
Selain itu, meskipun poligami ini diperbolehkan, harus
diperhatikan syarat-syaratnya. Diantaranya mampu berbuat adil, mampu meberi
nafkah lahir dan batin, tidak memalingkannya dari jalan Allah dan mampu menjaga
para istrinya dengan baik.
Akhirul kalam, saya mewanit-wanti buat para mbak-mbak, emak-emak,
dan ukhti-ukhti yang suka nyinyirin poligami dan keluarga orang lain yang
mengamalkan poligami secara membabi buta. Padahal kamu tidak tahu sama sekali
tentang kehidupan orang lain.
Jangan-jangan anda
telah jatuh ke dalam perangkap setan.
No comments:
Post a Comment