“Dek, jika kamu menemukan keburukan ada
pada diri abang, maka jangan pernah sungkan untuk meluruskannya. Jika ada
perkataan atau perbuatan yang membuatmu tidak nyaman, bilang saja.” Begitu
pesan saya kepada istri saya. Pun istriku seringkali mengatakan hal serupa.
Bagi saya, istri adalah cermin tempat dimana saya bisa bercermin dari segala
kekurangan, cacat dan aib yang melekat di jiwa saya.
Saya sadar sesadar-sadarnya bahwa saya
bukan lelaki sempurna yang lepas dari kesalahan dan sifat alfa. Oleh karena
itu, saya membutuhkan orang lain untuk mengoreksi dan meluruskan. Terkadang,
diri sendiri tidak menyadari kesalahan yang dilakukan. Pada gilirannya, orang
lain yang mudah melihat dan menyaksikan kekurangan kita. Ini normal dan wajar.
Meski ada pepatah bilang, “semut di seberang lautan kelihatan, gajah di pelupuk
mata tidak kelihatan.” Tapi ada saatnya kita meminta orang lain untuk melihat
dan mengoreksi kesalahan kita. Disamping kita tidak selayaknya abai terhadap
segala kekurangan yang melekat di jiwa kita.
Bagi saya, pasangan hidup adalah cermin
tempat dimana aku bisa melihat ketidakrapihan hati, kekotoran jiwa dan
kesemrawutan penampilan spiritual sehingga menuntut jiwa untuk segera
memperbaikinya. Layaknya cermin, dia akan mengungkapkan kekurangan dan aib yang
melekat di jiwamu sehingga kamu sadar akan kekurangan dirimu.
Jika kau menemukan kecacatan atau
ketidakrapihan di dalam tampilanmu, tentu saja tidak perlu marah kepada cermin
dan memukulnya hingga pecah berkeping. Hanya orang-orang dungu yang menyalahkan
cermin ketika dia melihat kejelekannya di depan cermin. Pun pasangan kita,
ketika mereka menunjukan kepada kita kekurangan kita, maka terimalah dengan
lapang dada dan kesyukuran. Bukan sumpah serapah atas nama egoisme yang
dihembuskan setan.
Sejatinya, setiap muslim hendaknya
menjadi cermin bagi muslim yang lainnya.
Dari Abu Hurairah berkata, “Rasulullah saw
bersabda,
“Seorang mukmin adalah cermin bagi
saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia
memperbaikinya.” (Hasan secara sanad)

No comments:
Post a Comment