8 Feb 2020

Bahasa Inggris Santri Baru


Tahun 2010 saya disarankan ortu untuk masuk pesantren. Maka jadilah Ponpes asy-Syifa Padaherang menjadi pilihan. Singkat cerita, resmilah saya menjadi santri. Sebagaimana pondok modern lainnya, di pesantren kami dituntut untuk berkomunikasi menggunakan dua bahasa resmi pesantren; Arab dan Inggris. Kami hanya diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah hanya di hari Ahad saja.

Untuk proses adaptasi, kami diberi waktu 3 bulan untuk menghafal kosakata bahasa Arab dan Inggris, sementara bebas menggunakan bahasa Indonesia.

Nah, selepas 3 bulan lamanya kami pun mulai babak baru dengan menggunakan bahasa resmi yang telah disepakati. Siapa yang melanggar, siap-siap mendapat hukuman. Hanya saja, karena keterbatasan kosakata yang kami kuasai, terkadang kami seenak udel menggunakan istilah sendiri untuk ungkapan-ungkapan tertentu. Kasus yang lebih sering adalah menerjemahkan kata perkata, Misal

Jalan-jalan (Walking-Walking)
Hati-hati di jalan (Heart Heart on The Way)
Jangan berpikir yang bukan-bukan (Don’t think that not-not)
Saya nggak enak ngomongnya (I not delicious to speak)
Nggak kenapa-napa (not why-why)
Pisang (karena belum tahu apa bahasa inggrisnya pisang maka pake istilah monkey fruit)
Keramas (golden monkey)
Bisa aja kamu (can just you)
Terkadang jadi bahan ngejoke juga. Misal kau (cow) sapi, bapak loe (buffalo) kebo.
Tahu-tahu dia datang (know-know he come)
Perempuan gatal (itchy girl)
Dan masih banyak bahasa-bahasa ngaco lainnya yang bikin ngakak.
Nah, kamu pernah ngalamin kayak gitu, atau punya bahasa paling ngaco yang pernah jadi andalan kamu?
Tulis di kolom komentar ya.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment