Lain ladang lain belalang, lain
lubuk lain ikannya. Setiap negara memiliki budaya yang berbeda satu sama lain
dan memiliki keunikan masing-masing yang tidak dimiliki oleh negara lainnya. Selama
ini, saya merasa takjub dengan kultur orang Pakistan yang begitu teguh memegang
nilai-nilai agama mereka. terutama dalam kehidupan sosial.
Selama saya berteman dengan
orang-orang Pakistan (meski hanya lewat media sosial) saya banyak menangkap
perbedaan antara kultur muslim Indonesia dengan kultur muslim Pakistan.
Salahsatunya adalah masalah wanita. Lelaki Pakistan tidak akan pernah membiarkan
kaum wanitanya keluar rumah tanpa mahram, baik itu istri, kakak perempuan atau
anak perempuan mereka. Maka tak heran jika Agus Wibowo, seorang traveler
penulis asal Indonesia, mengatakan jika kita jalan-jalan di jalanan Peshawar
atau Islamabad, kita tidak akan pernah menemukan seorang wanita berjalan di
jalanan kota, kecuali bersama lelaki di sampingnya. Itu pun dengan pakaian yang
tertutup. Bahkan boleh dibilang hanya ada lelaki, dimana-mana mata memandang
hanya lelaki. tak ada wanita hang out di café dan bercanda ria bareng
teman-temannya. Tak ada wanita pergi ke pasar sendirian.
Ternyata bukan hanya di
kehidupan nyata, orang pakistan juga
merasa tabu mengupload foto-foto kaum wanita mereka, baik itu istri, kakak
perempuan atau anak perempuannya. Selama pertemanan saya dengan orang pakistan
via Facebook, saya belum pernah melihat satu pun diantara mereka upload
foto-foto istri, anak perempuan atau kakak perempuan mereka. meskipun dalam
aktifitas yang dilakukan bersama-sama. Yang ada, foto-foto mereka dipenuhi oleh
selfie mereka sendiri, kongkow-kongkow bareng teman lelaki dan beragam
aktifitas harian mereka. padahal mereka sudah menikah lho. Kehidupannya masih
kayak bujang. :D
Berbeda dengan kita. Semasa
bujang mungkin upload foto-foto sendiri atau bareng teman. Sesekali mamerin
adik atau kakak perempuan, berharap siapa tau ada yang mau nikahin. Udah menikah,
yang diupload kemesraan bareng istri. Yah, nggak ada salahnya sih selama nggak
dilakukan berlebihan. Apa salahnya berbagi foto bareng keluarga di media
sosial? Hanya saja tentu harus dengan porsi yang wajar.
Kemarin saya tanya teman
Pakistani saya, Mehtab Qasim, “Kenapa kamu nggak pernah memperlihatkan
keluargamu, atau istrimu? Aku lihat kamu seringnya upload foto selfie kamu sama
kegiatanmu dengan teman-teman.”
“Untuk apa?”
“Mungkin saja orang lain ingin
mengetahui keluargamu.”
“Itu tidak penting. Tempat
perempuan itu di dalam rumah. Kita tidak akan pernah mempublikasikan
istri-istri kami untuk orang lain.”
Saya tidak mengatakan kultur
muslim Indonesia lebih jelek dari orang Pakistan. Nggak. Justru dalam beberapa
segi muslim Indonesia lebih unggul dari orang Pakistan. Hanya masalah
proporsional saja. Rigid terkadang tidak membuat kita nyaman. Terlalu terbuka
juga tentunya berbuah bahaya. Bagaimana pendapatmu.
No comments:
Post a Comment