11 Sept 2019

Lebih Hina dari Binatang


Pepatah mengatakan, ‘gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.’ Pepatah ini harusnya menjadi pengingat untuk kita bahwa betapa penting kita membangung image di mata orang lain tentang siapa kita, apa kontribusi kita untuk mereka dan apa yang akan kita lakukan dalam kehidupan kita untuk kehidupan sesama.

Faktanya, setiap orang memang meninggal dengan meninggalkan nama. Hanya saja, nama yang seperti apa yang ingin dia tinggalkan? Apakah nama yang disanjung karena karya dan jasa yang dia torehkan? Atau nama yang dicerca dan dikutuki banyak orang karena kedzaliman dan keonaran yang dia lakukan selama hidupnya.

Cobalah sejenak kita merenung sejenak. Bayangkanlah bahwa diri kita tengah terbujur kaku, sementara orang-orang berada di sekeliling kita. Keluarga kita, sahabat kita, rekan kerja kita dan siapa pun mereka yang mengenal kita. Kemudian bayangkan, apa yang tengah mereka lakukan? Apakah mereka menangisi kepergian kita, atau mereka tersenyum lega dengan ketiadaan kita? Kondisi apa yang kita harapkan di akhir hayat kita? Oleh karena itu, mulailah dari sekarang untuk melakukan aksi nyata demi kebaikan akhir hayat kita.

Mungkin pembaca bertanya-tanya, apa hubungannya renungan kematian ini dengan produktifitas yang sedang kita bahas di buku ini? Jelas sekali ada hubungannya. Karena seorang yang produktif dalam pandangan seorang muslim, mustahil meninggalkan nama yang jelek di tengah masyarakat. Seorang produktif selalu menebar kebaikan, berkarya dan berkontribusi untuk umat sehingga dia selalu dikenang. Hadirnya membawa kebahagiaan, tiadanya dirindukan, dan kepergiannya ditangisi.

Ketika kita tidak mau berkarya, berkontribusi dan melakukan amal kebaikan yang bermanfaat untuk diri sendiri, maka itu artinya kita telah mati. Sejatinya kita adalah mayat yang berjalan. Jasad kita hidup, tapi jiwa kita telah mati. Keberadaannya tidak diperhitungkan, ada dan tidak adanya kita di dunia ini tidak memiliki pengaruh apa-apa untuk kemaslahatan. Bahkan mungkin ketiadaannya di dunia sebagai kemaslahatan sehingga kematiannya membuat banyak orang lega. Naudzubillah...

Setidaknya, ayam mati meninggalkan berbagai macam olahan lezat dari dagingnya yang dimasak. Lalu apa yang diharapkan manusia tanpa karya dengan hidup hura-hura, bahkan penuh kedzaliman? Maka benar pepatah orang tua saya dulu, ‘Daging manusia itu nggak bisa dimakan, maka yang diharapkan dari kamu otak sama tenagamu. Jangan malas-malasan. Jadinya nggak sia-sia ngasih makan kamu.’ Terkesan frontal, kasar, tapi sungguh mengena.

Bagaimana mungkin kita menyebut diri kita sebagai orang yang hidup sementara kita tidak mengisi kehidupan kita dengan produktifitas? Apa yang kita banggakan? Apa yang kita harapkan?

Benarlah apa yang telah Allah Subhanahu wata'ala firmankan,

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai.” [QS: Al A’raf: 179]

Allah menyebutkan mereka dengan sebutan binatang ternak, bahkan lebih hina dari binatang ternak? Kenapa bisa demikian?

Mungkin diantara kita pernah memelihara hewan. Ayam misalnya. Jika setiap pagi kita memberi makan ayam tersebut dengan siulan khas, maka selama beberapa bulan kemudian ayam tersebut sudah terbiasa dengan siulan kita. Ketika kita bersiul, ayam tersebut akan menghampiri kita karena ayam itu tahu arti siulan itu adalah tandanya kita akan memberi makan. Perilaku seperti ini berlaku hampir di semua binatang, baik itu anjing, kucing, kuda, kerbau dan sebagainya.

Sekarang mari kita lihat diri kita sendiri. Allah bukan hanya memberikan kita makan, tapi Allah telah memberikan ribuan nikmat yang tidak bisa kita hitung. Karunia-Nya seluas langit dan bumi. Tapi apa yang kita lakukan ketika Dia memanggil kita untuk sujud di hadapan-Nya?

Ketika ada panggilan, “Hayya ‘alash sholaaah… Hayya ‘alash sholaaah.” Kita masih sibuk dengan pekerjaan kita. Kita masih asyik dengan permainan kita. Kita masih mansyuk dengan kenikmatan duniawi kita.

Benarlah apa yang disindirkan di dalam al-Quran, bahwa selama ini kita jauh lebih sesat dari binatang. Lha, binatang aja segera berlari mendekat ketika tuannya memanggil. Sementara kita manusia betapa sering mengabaikan panggilan-Nya. Naudzubillah.

Teman saya sesama penyiar di radio Fajri fm, Diki Syarifudin pernah bilang begini, “Kita mungkin kecewa ketika panggilan kita diabaikan oleh teman kita. Kita juga kecewa ketika pesan whatsapp kita sudah centang biru, tapi nggak pernah dibalas oleh si penerima pesan. Sakit banget. Tapi bagaimana jika panggilan Allah kita abaikan? Berani-beraninya kita mengabaikan panggilan-Nya. Padahal kita butuh kepada-Nya.

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa hubungannya panggilan shalat dengan produktifitas? Ada. Karena seorang muslim yang produktif adalah muslim yang disiplin dalam memanage waktunya. Sementara dia tidak akan pernah bisa memanage waktunya jika waktu shalat saja dia tidak bisa mengaturnya dengan baik.

Muslim yang produktif adalah muslim yang tahu diri, mana waktu untuk Rabb-nya, mana waktu untuk duniawinya. Bahkan waktu yang dia sisihkan untuk duniawi pun bisa bernilai pahala jika niatnya benar. Sehingga tabungan pahalanya selalu membengkak. Inilah produktif ukhrawi yang hakiki. Muslim produktif juga tidak akan menjadikan ibadah sebagai kegiatan sisa, tapi menjadi kegiatan yang paling utama. Sehingga dia tidak akan meninggalkan shalat berjamaah, menghadiri kajian, menambah ilmu dan amal.

Yuk, segera upgrade produktifitas kita. Jangan mau jadi makhluk yang lebih hina dari binatang. Jangan mau jadi mayat hidup yang bergentayangan. Hidupnya tak punya amal, matinya tak diperhitungkan. Naudzubillah...



Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

1 comment:

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete