Mungkin kamu pernah duduk di suatu tempat dan tiba-tiba
merenung tentang kehidupanmu di masa sekarang. Lebih tepatnya, kamu menyesali
kehidupan yang sedang kamu jalani sembari berkata, “Kenapa aku begini-begini
saja? Kenapa aku tidak mencapai lebih dari yang selama ini aku harapkan?”
Kemudian kamu berpikir bahwa sudah seharusnya kamu memiliki
bisnis yang membuatmu merdeka secara finansial dan tidak menggantungkan diri
pada gaji tetap yang selalu terasa kurang. Atau mungkin kamu berpikir kamu
adalah public figure yang dikenal dan dihormati oleh banyak orang. Mungkin kamu
juga berpikir selayaknya kamu sudah memiliki rumah sehingga tidak perlu repot membayar
uang sewa rumah.
Tapi nyatanya semua itu hanya angan-angan yang tak
kesampaian.
Awalnya kita tidak mengeluh, dan keluhan-keluhan ini tidak
pernah terpikirkan di benak kita. sampai semua ini muncul ketika kita melihat
orang-orang lain di sekitar kita yang mencapai apa yang mereka harapkan. Mereka
mungkin teman kita dan usianya sama dengan kita, atau bahkan lebih senior dari
kita tapi memiliki prestasi yang jauh melesat dibanding diri kita. kita sih
tidak bisa dikatakan bangkrut atau terpuruk. Hanya saja berjalan di situ-situ
saja. stagnan dan tanpa gairah.
Kita mulai panic ketika melihat mereka dan membandingkan
jalur yang mereka tempuh dengan jalur kita sendiri.
“si A adalah seorang jutawan pada usia 30.”
“Dia sudah memiliki buku best seller di usianya yang baru 26
tahun.”
"Dia menjadi CEO pada usia 40."
Siapa yang peduli? Mereka bukan kamu. Kamu menggeleng dan
balik bertanya, “Itulah pertanyaannya, kenapa bukan aku? Kenapa aku tidak bisa
sesukses mereka?”
Jika kamu terus memikirkan hal ini, maka semangatmu mengendur
dan kamu khawatir menatap masa depanmu. Kamu berpikir hidupmu berjalan tidak
sesuai rencana. Ya, hidupmu berjalan tidak sesuai dengan rencanamu, tapi dia
sesuai dengan rencana Tuhan.
Istirahatkan jiwamu dan mengkhawatirkan masa depan dan sibuk
melihat kesuksesan orang lain sembari merutuki diri sendiri.
Ada dua jalan yang bisa kamu ambil.
Pertama, kamu menjadikan setiap kesuksesan yang dimiliki
orang lain sebagai inspirasi supaya kamu bisa mendapatkan hal yang sama. Kemudian
mulai intropeksi diri.
Sadarilah bahwa orang-orang itu bisa sukses karena mereka
telah berkorban disaat kita malas untuk berkorban. Mungkin mereka mengorbankan
waktu istirahat mereka, sementara kita terlalu banyak tidur. Mungkin mereka
mengorbankan keinginan mereka untuk terus melihat media sosial, sementara kita
selalu memanjakan diri dengan membuka semua media sosial dan menghabiskan waktu
di depan televisi. Yah, sekarang waktu telah mengkhianatimu. Kamu sendiri yang
menjadi penyebab semua kegagalan ini.
Kedua, kamu mengasihani diri sendiri dan mencoba menghibur
diri sendiri bahwa kamu tidak bisa seperti mereka dengan banyak alasan. Aku sudah
terlambat mencapai semua yang telah mereka capai. Mereka memiliki banyak
faktor. Aku tidak memiliki sarana untuk mendapatkan itu semua.
Tapi tidak ada yang terlambat. Kamu bisa memulainya sekarang.
Tetapkan target, pasang deadline dan nikmati hidupnya yang lebih disiplin dan
berenergi. Jangan lupa untuk menikmati hidup yang sedang kau jalani.
Jangan pikirkan tentang gelar yang belum didapat. Jangan pusingkan
tentang buku yang belum best seller. Jangan khawatirkan tentang gaji yang masih
kecil. Jangan pedulikan tentang semua tekanan yang membuat kita semakin tidak
menghargai diri kita sendiri dan selalu mengutuk nasib. Jalani saja prosesnya
dan tetaplah untuk berjalan di jalur yang sesuai.
Kamu perlu menyadari bahwa apa pun yang kamu lakukan SEKARANG
penting. Kamu harus bertindak seperti itu. Dan Kamu perlu berhenti mendengarkan
orang-orang yang berkomentar dalam kehidupanmu. Kamu juga harus berhenti
membandingkan dirimu dengan orang lain.
Palingkan wajahmu ketika matamu melihat sesuatu yang
menakjubkan sembari berbisik, ‘Lihat, si anu sudah menikah, kamu kapan? Lihat,
si anu sudah memiliki rumah, kamu belum punya rumah. Lihat, dia sudah naik
jabatan, kamu selalu diam di tempat.’
Khianati saja pandangan matamu yang selalu memprovokasimu
untuk selalu membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain.
Setiap orang memiliki kisah dan cerita yang berbeda-beda. Itu
artinya setiap orang memiliki nasib yang berbeda. Hanya saja, bagaimana kita
menyikapi nasib kita. percaya pada diri sendiri dan percaya pada Allah subhanahu
wata'ala yang memiliki hidupmu. Selama kamu berusaha, maka kamu akan menulai
hasilnya. Ingat, keringat tidak akan pernah mengkhianati setiap usaha dan
perjuangan yang telah kamu lakukan dalam hidupmu.
Terinspirasi dari artikel yang dimuat di medium
No comments:
Post a Comment