24 Jul 2019

Diet Membaca



APA yang pertama kali kamu pikirkan ketika kamu mendengar kata ‘diet’? mungkin benakmu akan langsung mengasosiasikan dengan program penurunan badan atau pembentukan tubuh yang ideal dan proporsional. Yup, selama ini kita hanya mengenal istilah diet dalam makanan.

Memang pada umumnya diet itu berhubungan dengan berat badan. Misalkan, kamu merasa kelebihan berat badan, lalu kamu pun memutuskan untuk diet karbohidrat. Atau tubuh kamu terindikasi diabetes, maka kamu memutuskan untuk diet gula.

Nah, pernah mendengar tentang diet membaca? Atau baru mendengar atau membacanya di artikel ini?

Lalu bagaimana diet membaca itu?

Mari kita simak sebuah kisah menarik yang saya sadur dari buku ‘Positive Parenting’ karya ustadz Muhammad Faudzil Adzim.’

Namanya Jennifer. Lahir pada September 1984 dari rahim seorang ibu bernama Marcia Thomas. Ketika para ibu umumnya menyambut bayinya dengan penug rasa bahagia dan suka cita (kecuali yang hamil "secara tidak sengaja"), Marcia Thomas justru sebaliknya. Ada kecemasan ketika memandangi anaknya. Jennifer tidak menampakkan tanda-tanda kehidupan yang wajar seperti lazimnya para bayi. Responsponnya lambat dan ekspresinya tampak lain.

Kelak kekhawatiran Marcia Thomas terjawab. Berdasarkan hasil pemeriksaan para ahli, Jennifer dinyatakan positif menderita down-syndrome--suatu jenis keterbelakangan mental yang ditandai oleh rendahnya IQ sehingga tidak memungkinkan seseorang hidup secara wajar. Tidak itu saya, pada usia dua bulan Jennifer hampir-hampir mengalami kebutaan, tuli dan keterbelakangan mental yang parah. Di usia yanga masih sangat belia pula, Jennifer harus menjalani bedah korektif karena mengalami gangguan jantung.

Sebuah musibah yang lengkap!

Tetapi apa yang dilakukan oleh Marcia Thomas? Terapi. Marcia memberikan terapi kepada anaknya agar otaknya memperoleh rangsangan yang sangat kaya, sehingga kecerdasan meningkat dan fungsi-fungsi indranya bekerja lebih aktif. Marcia berusaha menjalankan proses terapi itu dengan sungguh-sungguh agar anaknya tidak mengalami keterbelakangan mental.

Caranya? DIET MEMBACA! Marcia membacakan sebelas buku setiap hari kepada buah hatinya yang masih bayi. Hasilnya? IQ Jennifer melonjak tajam ketika dites pada usia 4 tahun. IQ nya seratus sebelas. Ya, 111! Salah satu penjelasan mengapa mengajarkan membaca pada bayi dapat melejitkan IQ adalah karena membaca merupakan kegiatan yang memberi rangsangan paling kompleks bagi otak dibandingkan beberapa kegiatan lainnya, melihat televisi misalnya. 

Ada delapan aspek yang bekerja saat kita membaca, begitu Paul C. Burn, Betty D. Roe& Elinor P. Ross menulis dalam Teacing Reading in Today's Elemantary Schools. Kedelapan aspek itu meliputi sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi. Semuanya bekerja secara berbarengan saat kita membaca. Apabila ini terjadi pada bayi, otaknya akan berkembang secara lebih pesat karena memperoleh rangsangan yang kaya. Maka, sangat beralasan jika Amerika menjadikan pembelajaran membaca sejak dini sebagai strategi membangun sumber daya insani berkualitas tinggi sejak bayi. Ketika mencanangkan kebijakan "No Child Left Behind" (Tak Ada Satu Anak Pun yang Tertinggal Prestasinya di Belakang). Pemerintah Amerika menyodorkan pembelajaran membaca sejak bayi sebagai program utama!

Kisah Jennifer ini menunjukkan bahwa membaca, tepatnya membacakan buku (reading aloud) kepada bayi, tidak saja dapat menumbuhkan minat baca yang tinggi. Lebih dari itu, membacakan buku bisa meningkatkan kecerdasan anak dan bahkan dapat dipakai sebagai terapi untuk balita bermasalah.

Alhasil kalau ingin anak kita lebih cerdas, berilah rangsang komunikasi yang aktif sejak dini, khususnya dengan memberi "diet membaca" sebagaimana dilakukan oleh Marcia Thomas kepada Jennifer, anaknya yang menderita Down Syndrome saat lahir. "Diet membaca" juga bisa Anda berikan sebagai rangsangan agar anak memiliki keterampilan berpikir, kemampuan komunikasi, serta kecakapan mental yang baik.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment