Cerita ini saya dapatkan dari broadcast grup kajian whatsapp
yang saya ikuti. Cerita aslinya berbahasa arab dan entah siapa yang pertama
kali menuliskannya. Karena pesannya yang kuat, maka saya akan membagikan
ceritanya untuk anda.
Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki datang ke sebuah Toko
buah untuk membeli buah-buahan. Kemudian dia bertanya kepada si penjual, “Berapa
harga pisang ini?”
“Pisang ini satu kilogram harganya 600.”
“Kalau apel?”
“Apel satu kilogram 500.” Timpal si penjual.
Lelaki itu pun memesan masing-masing satu kilogram dan si
penjual melayaninya.
Dan tak lama kemudian, seorang perempuan yang sudah kenal
dengan si penjual masuk ke dalam toko dan menanyakan harga buah yang sama.
Si penjual menjawab, “pisang 200 apelnya 50.”
“Alhamdulillah,” timpal si wanita itu dengan senyum lebar, “Kalau
begitu saya ambil satu kilogram pisang dan satu kilogram apel.”
Tentu saja si lelaki merasa dicurangi karena mendengar
betapa si penjual menyebutkan harga yang berbeda untuk si wanita tersebut. Lelaki
itu segera menghampiri si penjual buah dengan mata yang penuh dengan amarah.
“Kau mau mencurangiku? Kau menjual buah itu kepadaku dengan
harga mahal, sementara kau memberi harga yang murah kepada wanita ini?”
Si wanita tampak tidak enak hati. Sementara si penjual buah
memberi isyarat kepada si lelaki untuk menunggu sebentar. Dia segera melayani
si wanita tadi, mengemasi buah yang dia pesan dan memberikannya. Si wanita
pergi dengan perasaan gembira dan memuji Allah subhanahu wata'ala. "Alhamdulillah
terimakasih Ya Allah anak-anakku akan makan buah."
Setelah wanita tersebut pergi, si penjual meminta maaf pada pembeli
lelaki tadi dan berkata, "Demi Allah, aku tidak mencurangimu.Tetapi wanita
itu mempunyai empat anak yatim dan selalu menolak bantuan apapun dari orang
lain, setiapkali aku ingin membantu pasti dia menolak.
Saya berpikir keras bagaimana caranya bisa menolong tanpa
membuat dia malu, dan saya tidak menemukan cara selain ini, yaitu dengan
mengurangi harga untuknya.
Aku ingin dia tetap merasa tidak membutuhkan bantuan
siapapun dan aku juga ingin berniaga dengan Allah dan menyenangkan hati mereka
yang membutuhkan.
Wanita ini datang kemari seminggu sekali. Demi Allah yang
tiada Tuhan selain-Nya, setiap kali wanita itu membeli buah dariku, hari itu
aku selalu mendapatkan untung berlipat-lipat dan mendapatkan Rizqi dari jalan
yg tak kusangka!"
Seketika itu lelaki pembeli tadi meneteskan air mata dan
segera mencium kepala si penjual.
"Sungguh dalam menolong kebutuhan orang lain, ada
kelezatan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang pernah melakukannya. Pancinglah
turunnya Rizqi dengan cara bersedekah.”
No comments:
Post a Comment