Terkadang Allah subhanahu wata'ala menguji
kita dengan kematian orang-orang yang kita cintai. Kita mungkin kehilangan
orang tua, saudara, anak kesayangan, suami/istri atau sahabat yang selalu
mengisi hari-hari kita. Kita begitu tersentak dan tidak percaya mereka telah
meninggalkan kita. Kemarin kita masih tertawa dan berbagi cerita bersama
mereka. Tiba-tiba semuanya berubah dan hanya meninggalkan kenangan yang begitu
pedih untuk diingat. Kita bisa menyentuh mereka dan mengingat senyum mereka,
tapi kini semua hanya tersisa di dalam benak kita adan kita tak akan lagi
menemukannya di kehidupan nyata.
Terkadang Allah subhanahu wata'ala menguji
kita dengan kesepian yang begitu menyiksa. Kita melihat orang lain yang begitu
gembira dan bisa berbagi asa dengan orang-orang yang mereka cintai. Kemudian
kita melirik bahwa diri kita tidak memiliki siapa pun yang kita harapkan cinta
dan kasih sayangnya. Kita tidak menaruh harapan dari orang-orang yang selama
ini dekat dengan kita.
Terkadang Allah subhanahu wata'ala menguji
kita dengan penantian menunggu sang belahan hati datang dan melengkapi
kehidupan kita yang kita anggap tak sempurna. Kita melihat teman-teman kita
sudah bergandengan tangan. Waktu demi waktu kita menerima undangan pernikahan
dan walimahan dari orang-orang yang kita kenal. Orang demi orang bertanya
tentang kapan kita akan menyusul mereka yang telah bertahta di pelaminan.
Kemudian kita memberikan senyuman palsu dan jawaban ala kadarnya. Tapi senyuman
yang kita lontarkan adalah senyuman pedih nan pahit. Kemudian kita mulai
bertanya ke dalam hati kita, ‘Kapan aku akan mendapatkan jodoh?’ kita begitu
kesepian dan merana karena hal ini.
Ketika semua rasa itu menenggelamkan kita maka
kita harus kembali kepada-Nya. Kita merana karena kehilangan orang tercinta,
menderita karena terisolasi dalam kehidupan sosial dan sedih karena tak kunjung
mendapatkan tambatan hati. Disanalah kita dituntut untuk kembali kepada Sang
Pemilik hati. Adukan semua kekhawatiran kita kepada-Nya. Jika kita merasa
kehilangan karena kematian, mintalah ketabahan dan kesabaran serta yakin bahwa
kita akan kembali berjumpa dengan mereka di surga-Nya selama kita taat
kepada-Nya. Jika kita merana karena terisolasi dalam kehidupan, mintalah kepada
Allah subhanahu wata'ala untuk mengirimkan kepada kita orang-orang yang
menerima kita apa adanya. Tidak semua orang akan senang kepada kita, tapi bukan
berarti semua orang benci kepada kita. Rasulullah shallallahu Alaihi wassalam
dibenci oleh sukunya sendiri karena mendakwahkan islam. Tapi Allah subhanahu
wata'ala mengirimkan orang-orang pilihan semacam Abu Bakar, Khadijah dan Umar
yang membuat bebannya ringan.
Ketika kau merasa kesepian dan sendiri karena
tak kunjung mendapatkan tambatan hati, maka ingatlah Allah sudah menentukan
dengan siapa kita akan bersanding. Jikapun kita tidak bersanding dengan
seseorang, maka Allah akan menyandingkan kita dengan bidadari surga yang suci
selama kita taat kepada-Nya. Mungkin kita kandas dalam menjalin hubungan karena
cinta yang bertepuk sebelah tangan. Maka berusahalah untuk berpikir positif
bahwa Allah subhanahu wata'ala sedang menyiapkan seseorang yang lebih baik dari
dia yang menolak kita. Ketika Allah menutup satu pintu, maka akan ada pintu
lain yang terbuka dengan kehendak-Nya.
Kehilangan itu bisa berarti kita kehilangan
orang yang kita cintai, atau Allah subhanahu wata'ala mengambil kita dari
kehidupan mereka. Kita diharuskan menjauh dari mereka karena sebab-sebab
tertentu. Misalkan kamu hijrah dari kehidupan kelam yang penuh dengan noda
dosa. Kemudian kamu harus meninggalkan teman-teman lamamu yang selalu
mengajakmu ke dalam lembah yang penuh dengan kenistaan. Mungkin kamu merasa
sedih dan sakit karena harus berpisah dengan mereka. Tapi disinilah imanmu
diuji. Dan lambat tapi pasti Allah subhanahu wata'ala akan menggantinya dengan
teman yang lebih baik dari mereka. Yang selalu mengajakmu kepada kebaikan dan
mengingatkanmu kepada Allah subhanahu wata'ala. Mungkin juga kamu harus
berpisah dengan kekasih hati karena tahu bahwa tidak selayaknya seorang muslim
yang beriman menjalin cinta terlarang diluar pernikahan. Kita merasa sedih dan
merana karena perpisahan itu. Tapi kita yakin bahwa Allah subhanahu wata'ala akan
mengganjar pengorbanan kita dengan memberikan pasangan hidup yang lebih baik
dari dia yang kita lepaskan.
No comments:
Post a Comment