Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain. Tidak ada perbandingan antara matahari dan bulan, mereka bersinar dengan waktunya masing-masing.Don't compare yourself to others. There is no comparison between the sun and the moon, they shine with it's their time.
Kepribadian seseorang terbentuk ketika dia berhenti
membandingkan dirinya dengan orang lain. Sehingga dia menjadi pribadi yang unik
dan memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan. Sehingga dia tidak lagi merasa
dirinya kecil dan dia menyadari bahwa dirinya amat berharga. Pada akhirnya dia
akan bangga terhadap apa yang ada pada dirinya dan bersyukur dengan segala
keadaan yang dia hadapi dalam kehidupan.
Tapi pada kenyataannya, kita tahu bahwa kita tidak
seharusnya membandingkan diri kita dengan orang lain. Namun, pada kenyataannya,
apa yang kita yakini seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan.
Betapa banyak item-item perbandingan yang seringkali membuat
kita merasa seolah-olah dunia ini sebagai ajang kompetisi satu sama lain dan
tidak meninggalkan ruang sedikitpun untuk berusaha bersyukur dengan anugerah
yang kita miliki. Memang kita dituntut untuk selalu memiliki sikap optimis,
nilai juang dan tidak patah semangat dalam menggapai kesuksesan. Tapi seringkali
diantara kita ada yang tersesat lebih jauh. Dia tidak hanya mengukur kesuksesan
dari pencapaian dan kerja keras serta strategi. Tapi dia menilai kesuksesan
dengan seberapa besar sesuatu yang dia dapatkan dengan membandingkan apa yang
didapatkan orang lain. Dia membandingkan pekerjaan, penghasilan, status sosial,
tempat tinggal, dan bahkan jumlah like di
facebook dan instagram.
Banyak kategori yang menjadi bahan perbandingan,
serta ditambah dengan banyaknya orang yang menjadi bahan perbandingan kita
dengan mereka. Maka disana kita semakin sibuk menilai diri kita. dan kita
menderita dengan semua kekurangan yang terbayang di hadapan.
Suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain
adalah jalan utama dari perasaan tidak bahagia. Suka membanding-bandingkan diri
sendiri dengan orang lain adalah resep kesengsaraan, karena kita fokus pada apa
yang tidak kita sukai, tidak kita punya, dan kecacatan yang ada pada diri kita.
alih-alih mencoba menemukan sisi kelebihan dan banyaknya anugerah yang ada
dalam kehidupan kita.
Pakailah Filosofi Kacamata Kuda
Selama ini saya biasa menggunakan filosofi kacamata kuda
untuk mengajarkan arti fokus dalam mengerjakan sesuatu. Sebagaimana kita tahu,
kacamata kuda digunakan supaya si kuda fokus pada jalur dan tidak terganggu
oleh penglihatannya di kiri dan kanan. Maka saya membayangkan diri saya adalah
seekor kuda dengan kacamatanya, karena saya tahu bahwa terlalu banyak melihat
ke kiri dan kanan membuat saya tidak lagi ajek dan membuat saya gelisah. Jangan
melihat orang-orang yang berada di kiri kananmu dan mencoba menilai dirimu
dengan penampilan dan apa yang mereka miliki. Karena jika itu terjadi, maka
kesibukan kita hanyalah mencoba untuk melampui mereka, menguras energy dan
pikiran untuk menggapai apa yang membuat kita iri dari kehidupan mereka dan
melupakan tujuan kita yang sesungguhnya.
Jika kita selalu tersibukan untuk menatap dan melihat
kehidupan orang lain, maka kita akan ‘ketinggalan’ dalam rute kehidupan kita
sendiri. kita terus diam di tempat dan mencela serta merutuk takdir kita,
sementara orang lain terus berlari dengan pencapaian yang mereka miliki.
Bagaimana saya Bisa Berhenti Membandingkan diri saya dengan
Orang Lain?
Sirami rumput sendiri
Pepatah bilang ‘rumput tetangga lebih hijau.’ Bukannya kita
sibuk menyiram dan memupuk rumput kita sendiri, kita malah menghabiskan waktu
hanya untuk menatap kehijauan kebun dan rumput orang lain, sementara rumput
kita sendiri semakin layu bahkan mati. Jadi alih-alih membandingkan kehidupan diri
sediri dengan kehidupan orang lain, maka habiskan hari-hari kita dengan
berinvestasi untuk kehidupan di masa depan. Investasi itu berupa ilmu dan
keterampilan baru yang harus kita pelajari, pengalaman yang harus kita cari dan
karya yang harus segera kita selesaikan dengan apa yang bisa kita lakukan.
Rawatlah tanamanmu, dan jangan pedulikan seberapa hijau
tanaman orang lain.
Terima dirimu apa Adanya
Terimalah dirimu sendiri dengan apa adanya. cintailah dirimu
dengan apa yang ada pada dirimu. Mungkin kamu merasa benci terhadap dirimu
sendiri karena ada beberapa hal yang kamu anggap kurang. Tapi kamu harus
percaya bahwa di tengah kekurangan itu, Allah subhanahu wata'ala telah
memberikan banyak kelebihan yang ada pada diri kita. mungkin kamu tidak pandai
berorasi dan memukau orang dengan pidatomu, tapi kamu bisa menghasilkan tulisan
yang menyentuh hati pembacanya. Mungkin kamu bukan seorang yang pandai dalam
hitung-hitungan dan pelajaran eksakta, tapi ternyata kamu memiliki kelebihan
dalam bidang sastra dan seni. Mungkin suaramu jelek dan kamu tidak bisa
menyanyi dengan begitu baik, tapi kamu pintar dalam mengotak-atik mesin dan computer.
Mungkin wajahmu tidak terlalu menarik, tapi kamu memiliki daya tarik dengan
budi pekertimu.
Mencintai Masa Lalu
Setiap orang memiliki kenangan buruk di masa lalu. Hidup ini
terkadang bergelombang dan berantakan. Terkadang dia diwarnai oleh kesalahan,
kecemasan dan ketakutan demi ketakutan. Tapi semua yang kita rasakan tidak
menyenangkan adalah takalis untuk membantu kita menjadi pribadi dengan versi
yang lebih baik, bijaksana dan berani. Setiap masalah yang telah kita lalui
menempa kita menjadi pribadi yang luar biasa. Semakin banyak masalah yang telah
kita lalui, maka semakin baguslah kualitas diri kita. kita persis seperti
permata yang diasah dari bongkahan batu campuran. Semakin lama permata itu
diasah, maka semakin berkilaulah dia.
Lakukan Detoks Sosial Media
Selama ini kita terus menerus dicekoki oleh glamour,
kebahagiaan, dan kemewahan yang ditampakan oleh teman-teman kita di instagram,
twitter dan facebook. Terkadang, atau bahkan mungkin sering sekali kita
membandingkan moment buruk kita dengan mereka yang memamerkan kesuksesan,
kebahagiaan dan kemewahan mereka di media sosial. Sehingga kita bertanya pada
diri kita sendiri, ‘Kapan aku bisa pamer seperti mereka?’
Kita melihat tempat wisata yang mereka kunjungi, baju yang mereka pakai dan canda
tawa mereka di media sosial dan mulai membandingkannya dengan kehidupan kita.
padahal, tidak ada orang yang menampakan kekurangan dan kecacatannya di media
sosial. Setiap penggunanya ingin mendapatkan like dan komentar sehingga mereka
akan menampakan ‘kelebihan’ yang mereka miliki.
Memang, media sosial bisa menjadi sumber inspirasi. Tetapi jika
sosial media bisa memicu rasa tidak cukup, ragu terhadap diri sendiri dan rasa
frustasi, maka pilihan yang tepat adalah mulai mengurangi interaksi dengan
media sosial. Pastikan kita untuk mengontrol media sosial, bukan malah
sebaliknya, dikontrol oleh sosial media.
Bersyukur atas Apa yang Kita Miliki Saat Ini
Bersyukurlah atas apa yang sekarang kita miliki, maka kita
akan memiliki lebih banyak dan merasa cukup dengan apa yang ada pada diri kita.
tapi jika kita hanya berkonsentrasi pada apa yang tidak kita miliki, maka kita
tidak akan pernah merasa cukup. Walau sebanyak apa pun harta yang kita miliki,
rasa tidak cukup itu akan selalu ada dan datang bersemayam di hati kita.
Ubahlah fokus dari apa yang tidak kita miliki menuju pada
apa yang sedang kita miliki. Kita masih memiliki kelurga, teman-teman yang luar
biasa dan tempat tinggal serta Negara yang aman.
Dalam urusan dunia, hendaknya kita melihat mereka yang
berada di bawah kita, bukan melihat mereka yang diatas kita. Jangan melihat
pada merk smartphone kamu yang tidak update dan kamu tidak memiliki uang untuk
membeli tipe terbaru, berpikirlah bahwa ada orang yang tidak memiliki
smartphone sama sekali.
Tidak ada yang Sempurna Selain Allah
Yakinilah bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Sang Pemilik
Kesempurnaan, Allah subhanahu wata'ala. Akan selalu ada orang yang lebih kaya,
lebih pintar, dan lebih menarik dibanding kamu. Ada langit di atas langit,
begitulah pepatah bilang.
Berusaha untuk menjadi sempurna bukanlah solusi. Jadi,
alih-alih menyalahkan diri sendiri karena kekurangan dan ketidaksempurnaan
kita, maka terimalah kekurangan tersebut. Ubahlah apa yang bisa kita ubah dan
jangan memaksakan diri untuk mengubahnya jika memang itu benar-benar tidak bisa
kamu ubah. Bebaskan pikiran kita dari memikirkan kekurangan demi kekurangan
yang menjadi sifat alamiah kita.
No comments:
Post a Comment