5 May 2019

Jangan Bandingkan Dirimu dengan Orang Lain


Jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain. Tidak ada perbandingan antara matahari dan bulan, mereka bersinar dengan waktunya masing-masing.Don't compare yourself to others. There is no comparison between the sun and the moon, they shine with it's their time.

Kepribadian seseorang terbentuk ketika dia berhenti membandingkan dirinya dengan orang lain. Sehingga dia menjadi pribadi yang unik dan memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan. Sehingga dia tidak lagi merasa dirinya kecil dan dia menyadari bahwa dirinya amat berharga. Pada akhirnya dia akan bangga terhadap apa yang ada pada dirinya dan bersyukur dengan segala keadaan yang dia hadapi dalam kehidupan.

Tapi pada kenyataannya, kita tahu bahwa kita tidak seharusnya membandingkan diri kita dengan orang lain. Namun, pada kenyataannya, apa yang kita yakini seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan.


Betapa banyak item-item perbandingan yang seringkali membuat kita merasa seolah-olah dunia ini sebagai ajang kompetisi satu sama lain dan tidak meninggalkan ruang sedikitpun untuk berusaha bersyukur dengan anugerah yang kita miliki. Memang kita dituntut untuk selalu memiliki sikap optimis, nilai juang dan tidak patah semangat dalam menggapai kesuksesan. Tapi seringkali diantara kita ada yang tersesat lebih jauh. Dia tidak hanya mengukur kesuksesan dari pencapaian dan kerja keras serta strategi. Tapi dia menilai kesuksesan dengan seberapa besar sesuatu yang dia dapatkan dengan membandingkan apa yang didapatkan orang lain. Dia membandingkan pekerjaan, penghasilan, status sosial, tempat tinggal, dan bahkan jumlah like di  facebook dan instagram. 

Banyak kategori yang menjadi bahan perbandingan, serta ditambah dengan banyaknya orang yang menjadi bahan perbandingan kita dengan mereka. Maka disana kita semakin sibuk menilai diri kita. dan kita menderita dengan semua kekurangan yang terbayang di hadapan.

Suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah jalan utama dari perasaan tidak bahagia. Suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah resep kesengsaraan, karena kita fokus pada apa yang tidak kita sukai, tidak kita punya, dan kecacatan yang ada pada diri kita. alih-alih mencoba menemukan sisi kelebihan dan banyaknya anugerah yang ada dalam kehidupan kita.

Pakailah Filosofi Kacamata Kuda

Selama ini saya biasa menggunakan filosofi kacamata kuda untuk mengajarkan arti fokus dalam mengerjakan sesuatu. Sebagaimana kita tahu, kacamata kuda digunakan supaya si kuda fokus pada jalur dan tidak terganggu oleh penglihatannya di kiri dan kanan. Maka saya membayangkan diri saya adalah seekor kuda dengan kacamatanya, karena saya tahu bahwa terlalu banyak melihat ke kiri dan kanan membuat saya tidak lagi ajek dan membuat saya gelisah. Jangan melihat orang-orang yang berada di kiri kananmu dan mencoba menilai dirimu dengan penampilan dan apa yang mereka miliki. Karena jika itu terjadi, maka kesibukan kita hanyalah mencoba untuk melampui mereka, menguras energy dan pikiran untuk menggapai apa yang membuat kita iri dari kehidupan mereka dan melupakan tujuan kita yang sesungguhnya.

Jika kita selalu tersibukan untuk menatap dan melihat kehidupan orang lain, maka kita akan ‘ketinggalan’ dalam rute kehidupan kita sendiri. kita terus diam di tempat dan mencela serta merutuk takdir kita, sementara orang lain terus berlari dengan pencapaian yang mereka miliki.

Bagaimana saya Bisa Berhenti Membandingkan diri saya dengan Orang Lain?

Sirami rumput sendiri

Pepatah bilang ‘rumput tetangga lebih hijau.’ Bukannya kita sibuk menyiram dan memupuk rumput kita sendiri, kita malah menghabiskan waktu hanya untuk menatap kehijauan kebun dan rumput orang lain, sementara rumput kita sendiri semakin layu bahkan mati. Jadi alih-alih membandingkan kehidupan diri sediri dengan kehidupan orang lain, maka habiskan hari-hari kita dengan berinvestasi untuk kehidupan di masa depan. Investasi itu berupa ilmu dan keterampilan baru yang harus kita pelajari, pengalaman yang harus kita cari dan karya yang harus segera kita selesaikan dengan apa yang bisa kita lakukan.

Rawatlah tanamanmu, dan jangan pedulikan seberapa hijau tanaman orang lain.

Terima dirimu apa Adanya

Terimalah dirimu sendiri dengan apa adanya. cintailah dirimu dengan apa yang ada pada dirimu. Mungkin kamu merasa benci terhadap dirimu sendiri karena ada beberapa hal yang kamu anggap kurang. Tapi kamu harus percaya bahwa di tengah kekurangan itu, Allah subhanahu wata'ala telah memberikan banyak kelebihan yang ada pada diri kita. mungkin kamu tidak pandai berorasi dan memukau orang dengan pidatomu, tapi kamu bisa menghasilkan tulisan yang menyentuh hati pembacanya. Mungkin kamu bukan seorang yang pandai dalam hitung-hitungan dan pelajaran eksakta, tapi ternyata kamu memiliki kelebihan dalam bidang sastra dan seni. Mungkin suaramu jelek dan kamu tidak bisa menyanyi dengan begitu baik, tapi kamu pintar dalam mengotak-atik mesin dan computer. Mungkin wajahmu tidak terlalu menarik, tapi kamu memiliki daya tarik dengan budi pekertimu.

Mencintai Masa Lalu

Setiap orang memiliki kenangan buruk di masa lalu. Hidup ini terkadang bergelombang dan berantakan. Terkadang dia diwarnai oleh kesalahan, kecemasan dan ketakutan demi ketakutan. Tapi semua yang kita rasakan tidak menyenangkan adalah takalis untuk membantu kita menjadi pribadi dengan versi yang lebih baik, bijaksana dan berani. Setiap masalah yang telah kita lalui menempa kita menjadi pribadi yang luar biasa. Semakin banyak masalah yang telah kita lalui, maka semakin baguslah kualitas diri kita. kita persis seperti permata yang diasah dari bongkahan batu campuran. Semakin lama permata itu diasah, maka semakin berkilaulah dia.

Lakukan Detoks Sosial Media

Selama ini kita terus menerus dicekoki oleh glamour, kebahagiaan, dan kemewahan yang ditampakan oleh teman-teman kita di instagram, twitter dan facebook. Terkadang, atau bahkan mungkin sering sekali kita membandingkan moment buruk kita dengan mereka yang memamerkan kesuksesan, kebahagiaan dan kemewahan mereka di media sosial. Sehingga kita bertanya pada diri kita sendiri, ‘Kapan aku bisa pamer seperti mereka?’

Kita melihat tempat wisata yang mereka  kunjungi, baju yang mereka pakai dan canda tawa mereka di media sosial dan mulai membandingkannya dengan kehidupan kita. padahal, tidak ada orang yang menampakan kekurangan dan kecacatannya di media sosial. Setiap penggunanya ingin mendapatkan like dan komentar sehingga mereka akan menampakan ‘kelebihan’ yang mereka miliki.

Memang, media sosial bisa menjadi sumber inspirasi. Tetapi jika sosial media bisa memicu rasa tidak cukup, ragu terhadap diri sendiri dan rasa frustasi, maka pilihan yang tepat adalah mulai mengurangi interaksi dengan media sosial. Pastikan kita untuk mengontrol media sosial, bukan malah sebaliknya, dikontrol oleh sosial media.

Bersyukur atas Apa yang Kita Miliki Saat Ini

Bersyukurlah atas apa yang sekarang kita miliki, maka kita akan memiliki lebih banyak dan merasa cukup dengan apa yang ada pada diri kita. tapi jika kita hanya berkonsentrasi pada apa yang tidak kita miliki, maka kita tidak akan pernah merasa cukup. Walau sebanyak apa pun harta yang kita miliki, rasa tidak cukup itu akan selalu ada dan datang bersemayam di hati kita.

Ubahlah fokus dari apa yang tidak kita miliki menuju pada apa yang sedang kita miliki. Kita masih memiliki kelurga, teman-teman yang luar biasa dan tempat tinggal serta Negara yang aman.

Dalam urusan dunia, hendaknya kita melihat mereka yang berada di bawah kita, bukan melihat mereka yang diatas kita. Jangan melihat pada merk smartphone kamu yang tidak update dan kamu tidak memiliki uang untuk membeli tipe terbaru, berpikirlah bahwa ada orang yang tidak memiliki smartphone sama sekali.

Tidak ada yang Sempurna Selain Allah

Yakinilah bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Sang Pemilik Kesempurnaan, Allah subhanahu wata'ala. Akan selalu ada orang yang lebih kaya, lebih pintar, dan lebih menarik dibanding kamu. Ada langit di atas langit, begitulah pepatah bilang.


Berusaha untuk menjadi sempurna bukanlah solusi. Jadi, alih-alih menyalahkan diri sendiri karena kekurangan dan ketidaksempurnaan kita, maka terimalah kekurangan tersebut. Ubahlah apa yang bisa kita ubah dan jangan memaksakan diri untuk mengubahnya jika memang itu benar-benar tidak bisa kamu ubah. Bebaskan pikiran kita dari memikirkan kekurangan demi kekurangan yang menjadi sifat alamiah kita.

Sumber gambar: https://everydaypower.com/quotes-about-comparison/
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment