Mengisi Hati yang Resah
Ada begitu banyak kehidupan dan pencarian
Selamanya terus mencari apa yang hilang
Gagal menemukan, gagal mendapat kebahagiaan
Kita nyaris hilang arah tanpa tujuan
Tidak selamanya kita harus berdiri sendirian dalam gelap
Ada cahaya temaram di ujung penantian masa
Kau kira itu cahaya bulan, tapi nyatanya itu matahari di
ujung senja
Kau berusaha memutar arah
Mencari pagimu yang telah berlalu, menghindari malam yang
semakin kelam, mencari cinta yang berserak di dalam elegi kenangan
Tapi tanganmu hampa karena tak ada lagi cinta yang tersisa
Kau maju melangkah dengan tangis resah, kau mundur selangkah
dengan keluh kesah, kau menyamping ke kiri dengan gelisah, kau ke kanan penuh
dengan gundah
Kau adalah permulaan derita dan bahagia, muara segala rasa
yang menyeruak di dada
Kau adalah muara segala raca cinta
Tapi kau membuangnya tanpa sisa
Kecuali tangis, sesal, air mata dan duka di penghujung senja
Jika Kau Ingin Cintaku
Jika kau berharap cintaku
Kembalikan jiwamu pada cinta-Nya
Maka kau akan menemukan cintaku disana
Di haribaan-Nya aku menunggumu untuk kembali memadu asa
Tapi kau tak pernah mengenali tanda
Dengarkan Suara
Ketika kau ingin menyerah di lembah hidupmu
Dengarkan suara yang berkata, ‘Untuk alasan apa kau memulai
semua ini?’
Ketika keraguan mulai meremas hatimu
Dengarkan suara yang berkata, ‘Akankah kau ragu dengan
kekuatanmu?’
Ketika kau tak tahu harus berbuat apa, dan entah harus
bagaimana
Dengarkan suara yang berkata, ‘Kau sudah terlanjur
memulainya.’
Dengarkan suara asa, suara harapan, suara cinta
Biarkan derita dan resah itu hilang dan tergugu di pojok
hatimu
Kau selalu punya asa untuk mengatur langkah, memulai kembali
cerita lama
Biarkan mereka tahu
Kau tidak sendirian dalam kegelapan dunia
Dengan cinta-Nya kau selalu bersama cahaya
Kau dan aku hanya permulaan
Terpadu menjadi kita di tengah jalan
Dan bersama mereka di penghujung cerita yang terjalin purna
No comments:
Post a Comment