11 Apr 2019

Rezeki Tidak Selalu Tentang Harta



Apa yang pertama kali terpikir di benakmu ketika kau disodorkan kata ‘rezeki?’ apakah kau berpikir tentang uang, harta, kendaraan, rumah dan semacamnya? Jika ya, maka saya bisa memastikan bahwa kamu salah besar. Kamu telah salah dalam memahami rezeki dan memberinya definisi yang sangat sempit.

Di dalam Lisan al ‘Arab, Ibnu al Manzhur rahimahullah menjelaskan, ar rizqu, adalah sebuah kata yang sudah dimengerti maknanya, dan terdiri dari dua macam. Pertama, yang bersifat zhahirah alias Nampak. Kedua, rezeki yang bersifat batiniah yang berhubungan dengan hati dan jiwa.

Rezeki tidak melulu tentang uang dan harta benda. Karena kesehatan, rasa aman, keluarga yang utuh dan teman-teman yang selalu ada bersama kita juga rezeki yang terkadang tidak kita sadari. Bahkan kita jarang bersyukur karenanya. Padahal, banyak orang yang tidak memiliki rasa aman, tidak memiliki keluarga yang utuh dan teman-teman yang selalu ada bersama mereka.

Boleh jadi harta mereka berlimpah, tapi mereka tidak memiliki kebahagiaan. Mungkin dia kaya, tapi dia tidak bisa yakin apakah teman-temannya mau dekat bersamanya karena ada kepentingan atau karena ketulusan yang datang dari hati? Mungkin dia kaya, tapi dia tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan istri dan anak-anaknya. Bahkan mungkin dia diuji dengan anak-anak yang terkena kasus yang memalukan keluarga.

Terbebas dari penyakit juga termasuk rezeki. Betapa banyak orang sakit yang harus mengeluarkan biaya banyak untuk menyembuhkan sakitnya. Bahkan semua tabungannya habis demi menggapai hidup sehat dan kesembuhan yang purna.  Dan inilah contoh kongkret dari konsep rezeki yang luas.

Iman yang ada di dada juga termasuk rezeki yang layak kita syukuri. Bahkan iman dan takwa adalah penghulu dari semua rezeki. Karena tanpa iman dan amal, kita hanya akan merasakan penderitaan abadi di akhirat kelak. Betapa banyak orang yang tidak memiliki iman dan tidak memiliki pengetahuan tentang Tuhannya.

Pengetahuan tentang benar dan salah juga rezeki yang harus disyukuri. Karena betapa banyak orang yang masih berkubang dalam kebodohan dan laku jahiliyah. Sehingga disinilah waktunya bagi kita untuk merenung, betapa kita beruntung.

Oleh karena itu, mari kita melihat kembali ke dalam diri kita dan bertanya, ‘Apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita? Banyak. Jangan pernah membandingkan kita dengan orang lain dan memandang apa yang dimiliki orang lain, sementara kita tidak memilikinya. Karena bisa jadi kita juga memiliki ‘sesuatu’ yang tidak dimiliki mereka yang kita iri. Boleh jadi kita iri pada seseorang, dan tidak menutup kemungkinan dia juga iri terhadap kehidupan kita.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment