Selama ini, ketika kau mendengar istilah ‘Islam garis keras’
maka yang terbayang di benakmu adalah muslim yang kaku, jumud, rigid, dan tidak
toleran dengan perbedaan. Jika kau mendengar istilah ‘muslim garis keras’ maka
yang kau bayangkan adalah seorang muslim yang anti Pancasila dan UUD 45, yang
gampang kufar-kafir sana sini dan menganggap pemerintah Indonesia sebagai
taghut.
Tapi tak ada salahnya jika kau memiliki definisi islam garis
keras seperti yang kau yakini. Tapi terkadang ‘Islam garis keras’ juga
bersinonim dengan ‘islam fundamentalis.’ Lagi-lagi ketika kita mendengar ‘muslim/islam
fundamentalis’ adalah muslim yang keras, rigid, jumud dan keras. Iya kan?
Tapi, bagi saya, tidak sah dan tidak akan pernah sempurna
keimanan seseorang selama dia belum menjadi seorang muslim yang keras dan
fundamentalis. Bahkan islam fundamentalis inilah islam yang murni dan
sebenar-benarnya.
Mari kita lihat bagaimana definisi ‘Fundamentalis’ di dalam
KBBI. Di dalam KBBI disebutkan, “Fundamentalis adalah penganut gerakan
keagamaan yang bersifat kolot dan reaksioner yang selalu merasa perlu kembali
ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci.”
Bukankah kita harus mengikuti salaf (yang terdahulu) dan
kita perlu kembali ke ajaran agama yang asli yang tersurat dari kitab suci? Ada
yang salah?
Di sisi lain, selain istilah islam garis keras, islam
fundamentalis, kita juga sering mendengar istilah ‘Islam radikal.’ Dan ini juga
sinonim yang pas. Sekali lagi saya dan kita semua harus menjadi muslim radikal.
Karena radikal adalah kembali kepada prinsip dan kembali ke dasar. Islam harus
memegang teguh prinsip pokok.
Oke, sekarang kita sudah memahami bahwa tidak ada masalah
dengan istilah islam garis keras, fundamental dan radikal. Justru kita harus
bangga menjadi islam garis keras.
Mereka juga bilang, islam garis keras adalah islam yang
sangat keras terhadap orang kafir. Lho, memangnya ada masalah dengan hal ini?
Bukankah Allah subhanahu wata'ala sendiri sudah secara jelas menjelaskan kepada
kita untuk bersikap keras terhadap orang kafir? Tentunya kafir disini adalah
mereka yang menentang dan benci terhadap dakwah dan kehanifan islam.
Ingatkah kau dengan Firman Allah subhanahu wata'ala yang
mengatakan bahwa karakter muslim sejati itu adalah yang lembut terhadap sesama
muslim dan keras terhadap orang kafir?
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah
dan keridaan-Nya, . . ." (QS. Al-Fath: 29)
Inilah yang dituntut dari kita. keras terhadap kafir harbi
dan lemah lembut terhadap sesama muslim. Bukan malah sebaliknya, berlemah
lembut terhadap orang kafir, tapi keras terhadap sesama muslim. Bukankah ada
kelompok muslim dari salahsatu organisasi muslim di Indonesia yang bangga
dengan islam nusantara mereka dan mencela islam transnasional (istilah mereka untuk
organisasi yang berasal dari luar indonesia semacam IM dan HTI). Di satu sisi
mereka mencela muslim yang tidak sefaham dengan mereka, tapi mereka memuji dan
memuja orang kafir, bahkan bekerjasama dengan orang kafir. Jika dengan orang
kafir bisa mesra, lalu kenapa dengan sesama muslim tidak?
Lihatlah mereka yang lidahnya mengeluarkan api dan mencela
dan melecehkan sesama muslim, tapi memuji orang kafir setinggi langit, bahkan
dijadikan duta santri. Inikah yang kita sebut sebagai muslim garis lemah
lembut, lemah gemulai laksana banci?
Jika begitu, saya bangga menjadi muslim garis keras yang
tidak mengorbankan prinsip keislaman saya.
No comments:
Post a Comment