13 Mar 2019

Mental Kaya


Sepelit-pelitnya orang, dia tidak suka disebut sebagai orang pelit. Dan tidak akan ada cerita sesama orang pelit membuat sebuah komunitas atau asosiasi. Orang pelit pun tidak suka orang pelit selain darinya.

Orang pelit dan orang dermawan sama-sama memberi manfaat dalam kehidupan kita. orang dermawan memberi pertolongan, sementara orang pelit memberi kita pelajaran.

Mari saya lontarkan satu tanya kepadamu, mana yang akan kamu pilih; mentraktir atau ditraktir?

Jika kamu lebih sering memilih menjadi pihak yang selalu diberi pertolongan dan ditraktir, maka otak bawah sadar akan merekam, ‘Aku tidak mampu dan pantas untuk dikasihani.’ Karena pola pikir dan mindset seperti inilah, maka kemampuan dan semangat kita menjadi melemah. Kita tidak lagi memiliki harapan selain kepada uluran tangan orang lain. Sayangnya, tipe orang seperti ini banyak jumlahnya. Atau jangan-jangan kamu termasuk diantaranya. :D. Ngarep-ngarep ditraktir.

Ayolah, cobalah untuk memiliki rasa malu sedikit. Untuk berubah dan mengubah mental peminta dan pengharap uluran tangan orang lain. Jadilah pemberi. Jadilah tangan yang diatas.

Milikah mental kaya. Diberi ya terima dengan penuh syukur. Karena Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pun menganjurkan kita untuk tidak menolak hadiah. Tidak diberi ya jangan ngarep-ngarep. Jangan pula minta-minta kecuali dalam keadaan darurat dan terpaksa. Nabi shollallahu 'alaihi wasallam menerima hadiah dan beliau shollallahu 'alaihi wasallam tidak meminta-minta. Maka harga diripun terjaga.

"Sesiapa yang meminta sesuatu kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka ia telah memakan bara api,"

(HR Ahmad)

Berhentilah melontarkan ungkapan, ‘traktir dong, minta dong, gratis dong, oleh-oleh dong.’

Pernah melontarkan kalimat itu? atau sering? :D

Awal-awalnya cuma iseng, lama-lama jadi kebiasaan. Berurat-berakar.

Mental kaya menjaga harga diri kita. walaupun belum kaya, ia terus berbagi dan menjaga harga diri. maka Allah subhanahu wata'ala akan memasukan ketentraman dan rasa cukup di dalam hatinya.

Lalu apa yang bisa kita lakukan jika meminta-minta tercela? Jangan berharap dan banyak meminta kepada manusia. Ada yang Maha Kaya. Ada yang Di Atas yang menunggu tanganmu menengadah. Mintalah kekayaan, kelapangan dan kecukupan kepada Yang Di Atas.

Bahagia itu bukan ketika mendapatkan, melainkan ketika membagi-bagikan. Itulah mental kaya. Kalaupun meminta-minta, cukuplah kepada Sang Pencipta.
Terinspirasi dari tulisan Ipho Santosa

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment