Jika para pembisnis mengatakan ‘waktu adalah uang’ maka
hendaknya kita memiliki slogan ‘waktu adalah ibadah.’
Waktu adalah usia kita yang tidak bisa kembali. Karena usia
kita sejatinya adalah kumpulan-kumpulan masa yang terakumulasi menjadi angka
yang menandakan berapa lama eksistensi kita di bumi.
Waktu adalah ibadah karena setiap detik harus bernilai
ibadah. Bahkan setiap helaan nafas kita hendaknya bernilai ibadah dan berbuah
pahala di sisi-Nya.
Kita pada hakikatnya pengendara di atas punggung usia kita.
digulung hari demi hari seiring tanggal di kalender yang telah kita sobek
setiap harinya. Bulan dan tahun silih berganti tanpa terasa dan kita semakin
menua.
Kita pada hakikatnya sedang berjalan menuju kematian dengan
perlahan. Tetapi kita terlena dengan pemandangan yang menyedapkan pandangan
selama perjalanan menuju liang lahat yang menanti, sementara malakul maut sudah
menunggu di gerbang kematian kita. siap mencabut nyawa kapanpun Alloh subhanahu
wata'ala memberi kehendak.
Dunia semakin kita jauhi dan liang kubur semakin kita
dekati. Satu hari berlalu, berarti satu hari pula usia kita berkurang. Umur kita
yagn tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya. Sebab esok hari belum
tentu jadi bagian dari diri kita. karena itulah, jangan biarkan hari ini
berlalu tanpa kebaikan yang bisa kita lakukan. Jangan tertipu dengan usia muda,
karena syarat untuk mati tidak harus tua. Jangan tertipu dengan usia muda,
karena syarat untuk mati tidak harus tua. Jangan terpedaya dengan badan yang
sehat karena mati tidak harus sakit.
Teruslah berbuat baik dan berkata baik. Walau tidak banyak
orang yang mengenali kita, tapi kebaikan yang kita lakukan adalah
kebahagiaan bagi kita dan mereka. Dimana
kebaikan akan terus dikenang oleh mereka yang kelak kita tinggalkan.
Maka, jadilah akar yang tidak terlihat tapi tetap menyokong
kehidupan. Jadilah seperti jantung yang tidak terlihat tapi terus berdenyut
setiap saat tanpa henti. Sehingga membuat kita tetap hidup sampai batas
waktunya untuk berhenti.
No comments:
Post a Comment