Akhir-akhir ini saya menyadari bahwa saya mulai jarang
berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala. Jika sebelumnya saya terbiasa berdoa
sepelas shalat fardhu, maka kali ini saya lebih sering segera berdiri tanpa
berdzikir dan berdoa karena alasan banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Jangankan
mendirikan shalat sunnah bakdiyah, dzikir bakda sholat pun berat rasanya.
Pun kali ini saya juga kurang peka dengan waktu-waktu
mustajab. Ketika dulu saya begitu antusias menyambut guyuran hujan dengan
setangkup doa. Kali ini hujan yang merintik itu tak lagi mengundang antusias
saya untuk berdoa. Dulu saya juga begitu antusias untuk berangkat ke masjid sebelum iqomat dikumandangkan dan berharap bisa berdoa diantara adzan dan iqomat. Tapi kini, saya selalu mengulur waktu hingga iqomat berkumandang, baru kemudian kaki ini melangkah ke masjid dan selalu berada dalam bagian kafilah masbuk. Itu pun terkadang terlewat shalat berjamaah dan memilih berleha-leha di rumah. Astaghfirullah...
Saya berpikir dan bertanya; kemana saya yang dulu? Kenapa seakan-akan
saya semakin tidak peduli dengan doa-doa yang dulu biasa saya panjatkan? Apakah
saya telah begitu sombongya sehingga tidak lagi bermunajat kepada Allah subhanahu
wata'ala? Apakah saya merasa diri saya sudah berkecukupan sehingga saya merasa
tidak membutuhkan uluran tangan-Nya? Naudzubillah.
Dulu, betapa banyak doa saya panjatkan. Saya meminta
kesehatan, keberkahan dan ketentraman untuk diri saya dan keluarga saya di
kampung. Saya meminta ini dan itu. Tapi kini saya tak lagi merasakan kesyahduan
dalam meminta. Ya Allah, ampuni hamba-Mu ini.
Dan saya menulis artikel ini karena jiwa ini tersentak
setelah membaca sebuah artikel yang menyadarkan saya. Saya membaca artikel yang
mengatakan bahwa pada dasarnya berdoa pun merupakan takdir dari Allah subhanahu
wata'ala. Jika Allah berkehendak untuk menjauhkan keburukan dan melimpahkan kebaikan kepada hamba-Nya,
maka akan diilhamkan kepada hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Sehingga Allah
menjadikan takdir doa itu sebagai faktor
penyebab terjadinya takdir yang lain.
Maka dengan ngeri saya berpikir, ketika saya sudah mulai
melupakan doa-doa saya, ketika saya merasa malas untuk bermunajat, maka itu
berarti Alloh subhanahu wata'ala sudah menjauh dari saya. Allah subhanahu
wata'ala sudah tidak lagi peduli kepada saya sehingga Dia tidak memberi ilham
kepada saya untuk berdoa karena dosa-dosa saya dan keimanan yang semakin
melemah cahayanya. Allah berkehendak membiarkan keburukan menetap di dalam jiwa
saya yang kelam. Audzubillah. Ya Alloh, tolong berilah aku ilham untuk selalu
mengingat-Mu dan selalu merajuk kepada-Mu.
Allah menghapuskan
apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisiNya-lah
terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).(Ar-Ra’d: 39)


No comments:
Post a Comment