Akhir-akhir ini media sosial dan laman berita online ramai
memberitakan tentang seorang wanita bernama Maimon Herawati. Ibu Maimon bukan
ramai diberitakan karena merekam chat mesum atasanya tau apa (eh), tapi karena
beliau telah membuat petisi yang membuat para K-popers seperti cacing kepanasan
dan seperti anjing yang kurang makan. Mengeliat dan mengongong disana sini.
Maimon hewarati diketahui membuat petisi untuk mencekal
iklan Shopee yang menampilkan girlband Blackpink dengan goyangan sensualnya.
Diberitakan di laman republika bahwa dosen jurnalistik Unpad
ini menyatakan bahwa dirinya tidak ujug-ujug membuat petisi tersebut,
mengingat tidak tahu menahu tentang iklan yang meresahkan tersebut. Semua berawal
ketika ada seorang alumni jurnalistik yang menghubungi Maimon Herawati melalui
pesan WhatsApp bahwa terdapat iklan Shopee berbintang Blackpink yang banyak
muncul di sela-sela program acara anak-anak.
Maimon kemudian mencoba mencari iklan yang dimaksud melalui
berbagai macam sumber. Salah satunya adalah melalui Youtube. Karena menurut
pengakuannya di rumah beliau tidak ada Tivi.
Selain itu Maimon Herawati juga memandang perlu adanya
bantuan para warganet sehingga dia meminta mereka untuk mengumpulkan informasi
terkait iklan Shopee.
Data yang didapatkan, adanya keresahan orang tua yang merasa
'terancam' dengan adanya konten iklan itu. Disebutkan bahwa para orang tua itu
merasa kesulitan membayangkan seperti apa anak-anaknya di masa depan.
Petisi tersebut diluncurkan tak lain untuk mengetahui sejauh
mana keresahan itu juga dimiliki oleh orang lain. Dan ternyata animo masyarakat
begitu tinggi. Tercatat dalam waktu dua hari ada 84 ribu lebih ikut serta
menandatangani petisi.
Apa yang dilakukan oleh Maimon Herawati sesuai dengan UU
Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 46 ayat 6. Di sana dikatakan bahwasanya tayangan
anaka-anak, iklan niaga dalam tayangan anak-anak harus sesuai dengan standar
anak-anak.
Melihat antusiasme penolakan iklan Shopee yang menampilkan
goyangan Blackpink, para fans mulai merasa gerah dan kepanasan. Mereka pun
membuat petisi tandingan ‘USIR MAIMON HEWARATI DARI INDONESIA.’ Selain itu, efek yang didapatkan Maimon tidak main-main. Sang Dosen yang juga seorang penulis ini mendapatkan banyak telepon gelap yang berisi ancaman pasca meluncurkan petisi.
Saya kira disini kita bisa mengukur bagaimana otaku dang mereka
bisa terbukti disini. Pun bagaimana tingkat ke-alay-an mereka sudah pada tahap
sangat mengkhawatirkan. bagaimana mungkin mereka menginginkan seorang perempuan
bernama Maimon Herawati terusir dari Indonesia dengan alasan menolak goyangan
Blackpink. Jika seorang Maimon menolak tarian bali dan gamelan jawa, baru masuk
akal. Mengingat keduanya adalah budaya Indonesia. Nah, justru menurut saya,
para K-Popers harus diusir ke Korea. Setuju?


No comments:
Post a Comment