‘Astaghfirullah, kamu kok kayak babi ya.’
‘Inalillahi, kenapa ya di dunia ini ada orang yang setolol
kamu?’
Itu adalah dua contoh kalimat yang saya lihat di forum debat
abal-abal di facebook baru-baru ini. Isinya saling serang sana-sini dengan
mengawinkan kalimat-kalimat suci dengan cacian-cacian tanpa ujung dan bikin
merinding.
Tak tahan, saya pun keluar dari grup unfaedah tersebut.
Saya jadi berpikir bagaimana mungkin seseorang bisa
mengkombinasikan ungkapan-ungkapan islami nan suci dengan cacian yang pedas dan
nyelekit. Bagaimana mungkin seseorang beristighfar kemudian setelah itu
menyebut lawan bicaranya seperti babi? Lalu apa gunanya istighfar?
Ini sama seperti mengombinasikan arak dengan madu. Bagaimana
mungkin madu yang manis, suci dan menyehatkan bisa dipadukan dengan arak yang
bikin kepala pusing keliyengan. Yang ada, madu itu jadi haram tak bisa lagi
menyehatkan.
Begitupun dengan istighfar, tasbih, takbir, tahlil dan
istirja’ yang diiringi dengan cacian. Semua kalimat yang keluar dari mulut kita
itu tak akan menjadikan cacian kita halal dan tayibah. Semua kalimat suci itu
pun tak akan bisa mendatangkan pahala kepada kita. alih-alih tetap dosa yang
bersarang bersama kita.
Yuk segera benahi diri. jauhi cacian. Apalagi cacian yang
mengiringi istighfar. ‘Astaghfirullah, maaf saya sudah mencacimu.’
Marilah kita renungkan ayat-ayat berikut sehingga kita akan berpikir dua kali untuk mencaci,
Katakanlah: “tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al Maidah : 100).
Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? mereka tidak sama. (As Sajadah : 18).
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al Jatsiah : 21).
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung. (Al Hasyr : 20).
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (Fushilat : 34).


No comments:
Post a Comment